Pengembangan Hipotesis .1 Pengaruh Kreativitas siswa terhadap hasil belajar.

2.8.2 Pengembangan Hipotesis 2.8.2.1 Pengaruh Kreativitas siswa terhadap hasil belajar. Salah satu psikolog humanistik Maslow Munandar, 2012:19 membedakan kreativitas menjadi 2 hal yaitu kreativitas aktualisasi diri dan kreativitas talenta khusus. Orang-orang kreatif yang mampu mengaktualisasikan diri adalah sehat mental, hidup sepenuhnya dan produktif, dan cendrung menghadapi semua aspek kehidupannya secara fleksibel dan kreatif. Sedangkan orang-orang dengan kreativitas talenta khusus memiliki bakat atau talenta aktif yang luar biasa dalam bidang seni, sastra, musik, teater atau bidang lainnya. Hal yang akan dijadikan objek penelitian ini ialah hasil belajar akuntansi maka kreativitas yang akan digunakan ialah kreativitas aktualisasi diri. Hasil belajar dalam pandangan humanistik adalah kemampuan peserta didik mengambil tangung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri dan mandiri. Kemampuan mengarahkan diri dan mandiri merupakan salah satu ciri siswa kreatif. Salah satu konsep yang amat sangat penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut psikolog humanistik seperti Abraham Maslow dan Carl Roger, aktualisasi diri adalah apabila seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia mampu menjadi – mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya. Implikasi dari perbedaan antara kreativitas aktualisasi diri dan kreativitas talenta khusus adalah penekanan pada pentingnya ciri-ciri afektif dari kepribadian ciri-ciri kepribadian, sikap, motivasi dan predisposisi untuk berfikir kreatif. Kreativitas adalah suatu gaya hidup, suatu cara dalam mempersepsi dunia. Hidup kreatif berarti mengembangkan talenta yang dimiliki, belajar mengunakan kemampuan diri sendiri secara optimal, menjajaki gagasan baru, tempat-tempat baru, aktivitas-aktivitas baru, mengembangkan kepekaan terhadap masalah lingkungan. Indikator-indikator kreativitas diantaranya keterbukaan terhadap pengalaman, rasa ingin tahu, kepercayaan diri dan berani mengambil resiko. Indikator-indikator kreativitas jika diterapkan dalam mempelajari akuntansi akan sangat membantu proses pembelajaran. Beberapa contohnya dalam mengerjakan tugas akuntansi yang rumit jika siswa memiliki kepercayaan diri indikator siswa kreatif maka kemungkinan sangat rendah untuk mengunakan me tode „fotocopy‟ atau mencontek. Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu pelajaran dimana materi atau pengerjaan soalnya menuntut suatu proses. Jika siswa menggunakan metode “fotocopy” pada salah satu proses didalam mempelajari akuntansi maka dapat menjadi hambatan atau masalah untuk mempelajari tahap selanjutnya. Beberapa penelitian menunjukan bahwa aktualisasi diri dan kreativitas saling berkaitan dan saling berkorelasi. Yonge 1975 menemukan korelasi positif pada ukuran aktualisasi diri dan beberapa ukuran kreativitas. Pendidikan humanistik memfokuskan hasil pendidikan yang bersifat afektif, belajar tentang cara-cara belajar dan meningkatkan kreativitas dan semua potensi peserta didik. Kekreativitasan dapat mendukung berjalannya proses pembelajaran akuntansi menjadi lebih baik. Ketika proses pembelajaran akuntansi berjalan baik maka akan mempengaruhi hasil belajar akuntansi. Jika hasil belajar akuntansi membaik maka akan mengurangi jumlah siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM pada mata pelajaran akuntansi. Maka dapat dipahami tingkat kreativitas siswa dapat mempengaruhi hasil belajar, sama halnya tingkat intelegensi. Hal ini di dukung oleh Torrance 1959, Getzles dan Jakson 1962, dan Yamato 1964 yang berdasarkan studi nya masing-masing mengambil kesimpulan yang sama yaitu bahwa kelompok siswa yang kreativitasnya tinggi tidak berbeda dengan prestasi sekolah dari kelompok siswa intelegensinya yang relatif lebih tinggi Munandar,2012:9. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengasumsikan bahwa kreativitas siswa akan mempengaruhi hasil belajar, maka dari itu hipotesis pertama dari penelitian ini ialah H1 : Ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas siswa tehadap hasil belajar kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 20142015.

2.8.2.2 Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap hasil belajar.

Fasilitas belajar adalah sarana yang mempermudah dan memperlancar proses belajar. Pembahasan fasilitas atau sarana dan prasarana masih tercakup luas. Menurut The Liang Gie 1987 fasilitas belajar yang dapat membantu kegiatan belajar dirumah antara lain ruang belajar, penerangan, perabotan belajar dan peralatan belajar, sedangkan menurut Djamarah 2011 fasilitas belajar di sekolah yang dapat membantu kegiatan belajar ialah gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, buku-buku pelajaran. Peneliti mempersempit indikator fasilitas belajar menjadi ruang belajar, ruang kelas, perpustakaan dan buku-buku pelajaran. Fasilitas yang diharapkan tersedia dalam mempelajari akuntansi antara lain pertama, ruang belajar dirumah karena akan sulit untuk mempelajari akuntansi di ruang yang digunakan untuk beberapa kegiatan. Kedua, ruang kelas untuk mempelajari akuntansi tidak harus berbeda dari ruang kelas untuk mempelajari mata pelajaran lain tetapi minimal memiliki meja yang sesuai dengan banyaknya peralatan dalam memperlajari atau mengerjakan soal akuntansi dan memiliki kondisi yang mendukung pembelajaran. Ketiga, perpustakaan yang menyediakan buku-buku referensi akuntansi. Keempat, Buku-buku pelajaran yang menjadi sumber belajar selain guru. Tersedianya fasilitas-fasilitas tersebut diasumsikan dapat memacu siswa untuk lebih rajin belajar akuntansi, mendukung jalannya proses pembelajaran dan membatu meningkatkan hasil belajar akuntansi. Ketersediaan fasilitas belajar merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengaplikasian teori belajar behavior. Salah satu penelitian terdahulu yang mempertegas pernyataan tersebut ialah penelitan yang dilakukan oleh Tigha Nanda Saputri dalam skripsi Universitas Negeri Semarang tahun 2013 pada hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA N 1 tuntang mengatakan bahwa terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 13,47 . Hasil belajar ujian tengah semester genap pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS Madrasah Aliyah Negeri 1 semarang mengambarkan tingkat ketidak tuntasan masih sangat tinggi, dapat dilihat dari belum adanya siswa yang mencapai batas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal. Berdasarkan wawancara pada Pengambilan data awal kepada guru ekonomi akuntansi, fasilitas yang dimiliki MAN 1 Semarang sudah tergolong lengkap tetapi penggunaan fasilitas tersebut belum optimal. Hal ini dijadikan pertimbangan dasar peneliti bahwa fasilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar akuntansi, maka dari itu hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah H2 : Ada pengaruh positif dan signifikan Fasilitas belajar terhadap hasil belajar kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 20142015.

2.8.2.3 Pengaruh Kesiapan belajar terhadap Hasil Belajar.

Kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk memberikan responjawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu, sedangkan menurut Thorndike kesiapan ialah prasyarat untuk pelajaran selanjutnya. Edward Thorndike Rifa‟i dan Anni,2012:97, salah satu tokoh behavioristik, berdasarkan hasil percobaannya mengemukakan tiga macam hukum belajar yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum akibat. Hukum kesiapan ini mengambarkan apabila individu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kesiapan diri, maka dia akan memperoleh kepuasan, dan jika terdapat hambatan dalam pencapaian tujuan, maka akan menimbulkan kekecewaan. Memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki cenderung akan menimbulkan kekecewaan bahkan frustasi. Sesuatu yang menyenangkan adalah sesuatu yang tidak ditolak oleh seseorang dan keadaan yang tidak menyenangkan atau ditolak itu merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki oleh setiap orang. Hal yang dapat dipahami dari teori belajar koneksionisme yang di kembangkan oleh Edward Thorndike pada bagian Hukum kesiapan The law of Readiness ialah apabila individu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kesiapan diri, maka dia akan memperoleh kepuasan, dan jika terdapat hambatan dalam pencapaian tujuan, maka akan menimbulkan kekecewaan. Salah satunya jika siswa memiliki kesiapan belajar maka akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Hal ini dipertegas dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Muhammad Fachrudin skripsi Universitas Negeri Semarang tahun 2012 yang menghasilkan hasil uji yaitu kesiapan belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar akutansi sebesar 13,1. Mata pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang materinya berkesinambungan, jadi untuk mempelajari materi selanjutnya siswa diharapkan sudah memahami materi sebelumnya. Hal ini menuntut siswa memiliki kesiapan sebelum mengikuti proses pembelajaran selanjutnya, sesuai dengan pengertian belajar yang dikemukakan oleh teori behavioristik bahwa belajar adalah prasyarat untuk pembelajaran selanjutnya. Tidak hanya kesiapan pengetahuan dalam mempelajari akuntansi tetapi juga kesiapan fisik dan kesiapan kebutuhan belajar. Berdasarkan data awal yang diterima peneliti mengenai hasil UTS dimana 100 siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang belum mencapai kriteria ketuntasan minimun KKM dapat diasumsikan siswa IPS kelas XI memiliki kesiapan yang masih kurang dengan demikian peneliti berniat meneliti pengaruh kesiapan belajar terhadap hasil belajar ekonomi akutansi kelas XI IPS MAN 1 Semarang. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengasumsikan bahwa kesiapan belajar mempengaruhi hasil belajar, maka dari itu hipotesis ketiga dalam penelitian ini ialah H3 : Ada pengaruh positif dan signifikan kesiapan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN 1 tahun ajaran 20142015

2.8.2.4 Pengaruh Kreativitas siswa melalui kesiapan belajar terhadap

hasil belajar. Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu, teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognitif, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Teori belajar kognitif menekankan cara-cara seseorang mengunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan penggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif. Beberapa faktor yang mempengaruhi kognitif menurut Slameto menjadi variabel penelitian ini diantaranya kreativitas dan kesiapan belajar. F.dennis Slameto, 2010 : 137 menyatakan bahwa siswa- siswa Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, sekolah hanya mengejar status, mereka lebih mementingkan nilai, bukanya prestasi. Siswa-siswa mengejar nilai dengan cara menyontek, menyogok, atau belajar model fotocopy, dengan kata lain kreativitas mereka memang rendah pelita, 26 maret 1984, hal V. Hal ini tidak sesuai dengan teori belajar kognitif yang dimana yang dimaksud belajar dalam teori ini bukanlah sekedar menghapal, akan tetapi proses mengkontruksi pengetahuan melalui pengalaman sesuai dengan salah satu indikator kreativitas ialah terbuka terhadap pengalaman. Begitu hal nya dengan kesiapan. Slameto 2010:115 menyatakan prinsip-prinsip kesiapan antara lain semua aspek perkembangan berinteraksi, kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman, pengalaman- pengalaman mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan dan kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. Terdapat hubungan antara kreativitas dan kesiapan diantaranya sesuai prinsip pengalaman mempunya pengaruh positif terhadap kesiapan. Salah satu indikator kreativitas ialah keterbukaan terhadap pengalaman. Jika siswa memenuhi kriteria kreatif terbuka terhadap pengalaman, maka akan mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan belajar siswa tersebut. Selain itu hal yang dapat mengambarkan hubungan antara kreativitas dan kesiapan ialah indikator kreativitas rasa ingin tahu dengan indikator kesiapan pengetahuan yang ingin dipelajari. Jika siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai materi ekonomi akuntansi maka siswa memiliki kemungkinan besar sudah memiliki pengetahuan sebelum proses belajar berlangsung. Sehingga memiliki kriteria kesiapan sebelum mengikuti proses pembelajaran. Kesulitan mata pelajaran akuntansi menuntut siswa untuk mempelajari materi secara mendalam. Memahami materi akuntansi yang rumit sulit hanya dengan sekali proses pembelajaran. Salah satu indikator kreativitas dapat menjadi salah satu solusi ialah rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin tahu akan memicu siswa untuk mencari tahu terlebih dahulu tentang materi akuntansi sebelum proses pembelajaran berlangsung. Pengetahuan yang diperoleh tersebut membentu siswa lebih siap dalam menerima materi pelajaran akuntansi. Hal ini akan memicu terlaksananya pembelajaran bermakna yang diungkapkan teori kognitif. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengasumsikan bahwa kreativitas siswa dapat mempengaruhi hasil belajar melalui kesiapan belajar, maka dari itu hipotesis ke empat dalam penelitian ini ialah H4 : Ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas siswa melalui kesiapan siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 20142015.

2.8.2.5 Pengaruh Fasilitas belajar melalui kesiapan belajar terhadap

hasil belajar Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Aliran ini menekankan pada terbentuknya prilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Menurut Thobroni dan Mustofa 2011:64 belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pembelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pembelajaran terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Proses yang diamati adalah respon dan stimulus. Oleh karena itu stimulus dan respon harus dapat diamati dan diukur. Aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal, seperti tujuan pembelajaran, sifat metari pelajaran karateristik siswa, media, dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Maka pada penelitian ini yang dijadikan sebagai stimulus dalam mempelajari akuntansi ialah fasilitas belajar yang tersedia di MAN 1 Semarang. Fasilitas belajar dapat dijadikan stimulus karena memenuhi kriteria stimulus yaitu dapat diamati dan diukur Thobroni dan Mustofa,2012. Ketika adanya stimulus yang diberikan diharapkan terdapat adanya respon dari peserta didik. Respon yang diharapkan ialah kesiapan siswa mempelajari akuntansi. Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang rumit dan kurang menarik minat dari siswa. Fasilitas yang diharapkan tersedia dalam mempelajari akuntansi antara lain ruang belajar dirumah karena akan sulit untuk mempelajari akuntansi di ruang yang digunakan untuk beberapa kegiatan. Ruang kelas untuk mempelajari akuntansi tidak harus berbeda dari ruang kelas untuk mempelajari mata pelajaran lain tetapi minimal memiliki meja yang sesuai dengan banyaknya peralatan dalam memperlajari atau mengerjakan soal akuntansi dan memiliki kondisi yang mendukung pembelajaran. Buku buku pelajaran yang menjadi sumber belajar selain guru. Berdasarkan stimulus yang telah diberikan yaitu fasilitas belajar maka kesiapan belajar dapat dijadikan respon, hal ini berdasarkan teori behavior yang dikembangkan oleh Crack Hull. Cracak Hull Thombroni dan Mustofa, 2012:97 mengemukakan teorinya yaitu bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdorong oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi dan ambisi harus ada dalam diri seseorang yang belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan. Dalam hal ini efisien belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar oleh respon-respon yang dibuat individu tersebut. Suatu kebutuhan atau tujuan yang dibahas oleh Crack Hull merupakan salah satu indikator kesiapan belajar. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengasumsikan bahwa fasilitas memiliki hubungan dengan kesiapan dan dapat diasumsikan bahwa fasilitas memiliki pengaruh terhadap hasil belajar melalui kesiapan , hipotesis ke 5 dalam penelitian ini ialah H5 : Ada pengaruh positif dan signifikan fasilitas belajar melalui kesiapan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang tahun ajaran 20142015. H1 H3 H2 Gambar 2.2 Kerangka pengembangan hipotesis . Hasil Belajar Y 1 Fasilitas Belajar X2 Kesiapan Belajar Y 2 Kreativitas Siswa X1 47

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono 2010:14, Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data bersifat kuantitatifstatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Bentuk analisis yang digunakan adalah analisis statistik, menggunakan analisis statistik dikarenakan data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka.

3.2 Populasi dan Sampel penelitian

Arikunto 2010:173 “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila semua elemen dalam penelitiannya merupakan penel itian populasi”. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2010:118. Menurut Sugiyono 2010:126 semakin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel dari populasi, maka semakin besar generalisasi.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KREATIVITAS GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 DELITUA T.P 2015/2016.

1 4 31

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA Pengaruh Fasilitas Belajar dan Kreativitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ba

0 3 18

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA Pengaruh Fasilitas Belajar dan Kreativitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ba

0 2 13

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS Pengaruh Kreativitas Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Girimarto Tah

0 1 19

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI Pengaruh Kreativitas Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Girimarto Tahun A

0 1 12

PENGARUH KREATIVITAS, INTENSITAS BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 11

KONTRIBUSI INTENSITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAPPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA KONTRIBUSI INTENSITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAH

0 0 15

KONTRIBUSI INTENSITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWATERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS KONTRIBUSI INTENSITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJAR

0 0 19

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 2 154

Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal.

0 0 93