1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 45 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 “pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, pribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara ”. Kegiatan utama dalam pendidikan adalah proses pembelajaran yang
terdiri dari kegiatan belajar dan mengajar. Teori behavioristik mengartikan belajar sebagai proses perubahan
perilaku. Pengertian tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh Slameto 2010:2 yang menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya, sedangkan mengajar menurut DeQueliy dan Gazali Slameto,2010:30 adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan
cara paling singkat dan tepat. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung. Kualitas pembelajaran
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditandai dengan hasil belajar yang baik.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Rifa.i dan Anni, 2012:69.
Sedang kan menurut Tu‟u 2004:75 hasil belajar ditunjukan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap ulangan ataupun tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Pada tingkat Sekolah
Menengah Atas atau Mandrasah Aliyah ulangan yang dapat dievaluasi untuk mengetahui hasil belajar antara lain Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester
dan Ulangan Akhir Semester. Hasil evaluasi terhadap ulangan-ulangan tersebut dapat menunjukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Semakin
banyak siswa yang mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari Kriteria Ketuntasan Minimum KKM, maka dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran tersebut telah berhasil. Kurikulum yang digunakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang
masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari materi mata pelajaran ekonomi akuntansi yang diterapkan di kelas
XI kemudian dibagi menjadi semester satu untuk materi ekonomi dan semester 2 untuk materi akuntansi. Jika dibandingkan dengan kurikulum terbaru yaitu
kurikulum 2013 mata pelajaran ekonomi akuntansi akan diterapkan di kelas XII. Salah satu mata pelajaran di MAN 1 Semarang yang hasil belajarnya
masih banyak yang berada di bawah KKM adalah mata pelajaran Akuntansi. Hasil belajar tersebut mengambarkan bahwa proses pembelajaran yang
berlangsung belum optimal. Hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil belajar Akuntansi Ulangan Tengah Semester. Hasil belajar
akuntansi merupakan tingkat penguasaan kompetensi siswa baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik dalam mata pelajaran akuntansi yang
ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru Depdiknas, 2003:6. Hasil belajar akuntansi dikatakan tuntas jika mencapai
kriteria ketuntasan minimum. Kriteria Ketuntasan Minimun yang digunakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang untuk mata pelajaran ekonomi akuntansi
ialah minimum hasil belajarnya mencapai nilai 75. Jika hasil belajar masih dibawah 75 maka hasil belajar tersebut dikatakan belum tuntas. Hasil belajar
akuntasi siswa kelas XI IPS MAN 1 Semarang dapat diamati pada tabel berikut
Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas XI IPS
Ulangan Tengah Semester Genap
e
Jumlah Siswa
Jumlah Nilai
Rata-rata nilai UTS
Siswa yang Nilainy
a ≤ 75
XI IPS 1 33
148,5 4,5
33 XI IPS 2
34 184,3
5,4 34
XI IPS 3 36
201,3 5,75
36 Total
103 103
Sumber: Nilai Akuntansi MAN 1 Semarang
Tabel 1.1 menunjukan hasil belajar akuntansi MAN 1 Semarang masih jauh dari yang diharapkan bahkan belum mendekati Kriteria Ketuntasan
Minimum KKM. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar akuntansi tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi siswa
dari segi kognitif antara lain persepsi, perhatian, ingatan, intelegensi, kesiapan dan kreativitas Slameto 2010. Teori kognitif menegaskan bahwa proses
belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran beradaptasi dengan struktur kognitif yang
dimiliki siswa Rifa‟i dan Anni : 2012. Masalah yang masih terjadi pada pembelajaran akuntansi ialah kondisi
pembelajaran akuntansi masih kurang mendukung berkembangnya kreativitas siswa. Bentuk pembelajaran saat ini masih sama dengan pendapatan yang
diungkapkan Parnes 1963 yaitu siswa menerima begitu banyak cekokan dalam arti instruksi bagaimana melakukan sesuatu sehingga kebanyakan dari
siswa kehilangan hampir setiap kesempatan untuk kreatif. Siswa yang memiliki tingkat kreativitas yang rendah jarang mengemukakan ide-ide kreatif pada saat
mengikuti pelajaran di kelas. Kebanyakan pasif dan hanya melakukan apa yang ditugaskan guru tanpa usaha atau tanpa adanya semangat untuk berkreasi.
Pendidikan di sekolah lebih berorientasi pada pengembangan intelegensi kecerdasan daripada pengembangan kreativitas, sedangkan keduanya sama
pentingnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dan dalam hidup Munandar, 2012:13.
Kondisi siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran akuntansi berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti mayoritas siswa
pada saat mengerjakan tugas akuntansi sering menyontek hasil pekerjaan temannya
atau dengan istitah “fotocopy”. Model “fotocopy” ialah model belajar dimana siswa memiliki pengetahuan sebatas yang dibahas di dalam
kelas tanpa mengembangkannya lagi dan siswa memiliki kebiasaan menyontek. Model “fotocopy” ini merupakan salah satu ciri siswa yang kurang
memiliki kreativitas.
Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi belajar ialah fasilitas belajar. Djamarah 2011:185 berpendapat bahwa fasilitas mempengaruhi
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa yang memiliki fasilitas belajar baik, maka dalam belajarnya akan berjalan lancar dan teratur, sedangkan siswa
tanpa dibantu dengan fasilitas yang baik akan mengalami hambatan dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, faktor fasilitas belajar merupakan salah satu
hal yang tidak bisa diabaikan dalam kegiatan pembelajaran. Fasilitas belajar di sekolah dapat diamati melalui sarana dan prasarana di
sekolah.Sarana dan prasarana di MAN 1 Semarang semua dalam kodisi baik. Namun berdasarkan wawancara pada pengambilan data awal kepada guru mata
pelajaran ekonomi akuntansi didapat bahwa sarana dan prasarana tersebut belum optimal dalam penggunaannya, secara tidak langsung juga menjadi salah
satu faktor yang mempegaruhi hasil belajar tersebut. Hal mengenai sarana dan prasarana sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang
Standart Nasional Pendidikan bab VII standart sarana dan prasarana pasal 42, dimana dikatakan setiap satuan pendidikan diwajibkan memiliki sarana dan
prasarana yang diperlukan menunjang proses belajar yang teratur dan berkesinambungan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tigha Nanda Saputri Skripsi Universitas Negeri Semarang 2013 diketahui pengaruh
kreativitas siswa dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi akuntansi masih tergolong rendah.Kreativitas berpengaruh sebesar 11,63 dan fasilitas
hanya berpengaruh sebesar 13,47. Kedua pengaruh tersebut tidak mencapai
15. Maka dari hal tersebut peneliti tertarik menjadikan kesiapan belajar sebagai variabel intervening. Kesiapan belajar sebagai variabel intervening
diharapkan dapat memperbesar pengaruh kreativitas dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi akuntansi. Kesiapan atau readiness menurut
Slameto 2010:59 adalah kesediaan untuk memberi respon atau berinteraksi, dari pendapat diatas dapat diasumsikan bahwa kesiapan siswa dalam proses
belajar mengajar, mempengaruhi hasil belajar siswa, dengan demikian hasil belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai
kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil latar belakang yang telah diungkapkan maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :
“ Peran Kesiapan Belajar dalam Memediasi Pengaruh Fasilitas Belajar dan
Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI MAN 1 Semarang Tahun Ajaran 20142015
”.
1.2 Perumusan Masalah