15 beringin ditanam di lingkungan pusat pemerintahankeraton sebagai perwujudan
lambang perlindungan, pengayoman pemimpin raja kepada rakyatnya serta melambangkan bersatunya raja dan rakyatnya Baskara dan Wicaksana: 2013. 22.
Gambar 1. Pohon Beringin Ditanam Sejak Zaman Kerajaan Mataram di Halaman Masjid Besar Kota Gede Sumber: Dokumentasi Pribadi.
C. Keistimewaan Arsitektur Tata Ruang Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta memiliki filosofi dan histori penataan ruang yang erat kaitannya dengan aspek lingkungan. Sejak masa kepemimpinan Sri Sultan
Hamengku Buwono I, pembentukan struktur ruang kota sudah direncanakan melalui keselarasan lingkungan yang didasari oleh nilai-nilai budaya yang kuat.
Konsep pembentukan struktur ruang Kota Yogyakarta divisualisasikan melalui formasi linier yang meliputi garis imajiner Gunung Merapi, Kraton, Laut Selatan.
Sumbu imajiner tersebut selaras dengan konsep Tri Hita Karana dan Tri Angga Parahyangan-Pawongan-Palemahan atau Hulu-Tengah-Hilir serta nilai Utama-
16 Madya-Nistha
melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan alam yang termasuk
lima komponen pembentukannya, yakni api dahana dari Gunung Merapi, tanah bantala dari bumi Ngayogyakarta, dan air tirta dari Laut Selatan, angin
maruta dan angkasa eiter Kurniawan Sadali. 2015: 162
Gambar 2. Visualisasi Garis Imaginer Tata Ruang Yogyakarta Keraton Yogyakarta adalah kompleks kedudukan Sultan Hamengku Buwana
selaku pemimpin Kasultanan Yogyakarta sejak Sultan I hingga X yang sekarang bertahta. Keraton ini menyumbang tiga peran penting. Pertama, sebagai tempat
17 kediaman raja dan keluarga terdekatnya yang melayani kegiatan keseharian.
Kedua, sebagai tempat upacara yang terkait dengan raja dan kerajaan yang menampilkan keagungan dan kewibawaan. Ketiga, sebagai ungkapan filosofis
yang mewujudkna gagasan-gagasan luhur tentang diri manusia dan semesta yang disimbolkan dalam ruang, bangunan, tanaman, dan tindakan Dinas Kebudayaan
DIY. 2009: 2. D.
Tumbuhan dalam Mereduksi Polutan di Udara Perkotaan
Daun tanaman dapat mengintersepsi, merefleksi, mengabsorbsi, dan mentransmisikan sinar matahari. Efektivitasnya tergantung pada karakteristik
spesies tumbuhan, misalnya bertajuk tebal dan rapat atau tipis dan renggang, berkulit batang kasar atau halus, dan memiliki aksesoris lainnya seperti akar nafas.
Setiap spesies tumbuhan mempunyai bentuk karakteristik, warna, tekstur, dan ukuran. Tumbuhan dapat digunakan sebagai pembentuk ruang, pembatas,
pengatap, pelantai, dan dapat memberikan efek ruang luas menjadi sempit serta memberikan suasana yang tentram dan nyaman. Habitus tumbuhan dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan latar yang unik dalam pembentukan ruang. Pepohonan dapat memberikan kesan ruang tiga dimensi, menutupi pemandangan
yang kurang indah Irwan. 2005: 51.