Pohon Beringin dalam Budaya Jawa
17 kediaman raja dan keluarga terdekatnya yang melayani kegiatan keseharian.
Kedua, sebagai tempat upacara yang terkait dengan raja dan kerajaan yang menampilkan keagungan dan kewibawaan. Ketiga, sebagai ungkapan filosofis
yang mewujudkna gagasan-gagasan luhur tentang diri manusia dan semesta yang disimbolkan dalam ruang, bangunan, tanaman, dan tindakan Dinas Kebudayaan
DIY. 2009: 2. D.
Tumbuhan dalam Mereduksi Polutan di Udara Perkotaan
Daun tanaman dapat mengintersepsi, merefleksi, mengabsorbsi, dan mentransmisikan sinar matahari. Efektivitasnya tergantung pada karakteristik
spesies tumbuhan, misalnya bertajuk tebal dan rapat atau tipis dan renggang, berkulit batang kasar atau halus, dan memiliki aksesoris lainnya seperti akar nafas.
Setiap spesies tumbuhan mempunyai bentuk karakteristik, warna, tekstur, dan ukuran. Tumbuhan dapat digunakan sebagai pembentuk ruang, pembatas,
pengatap, pelantai, dan dapat memberikan efek ruang luas menjadi sempit serta memberikan suasana yang tentram dan nyaman. Habitus tumbuhan dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan latar yang unik dalam pembentukan ruang. Pepohonan dapat memberikan kesan ruang tiga dimensi, menutupi pemandangan
yang kurang indah Irwan. 2005: 51.
18 Gambar 3. Tanaman sebagai Pembentuk Ruang dan Pengarah Jalan di Jalan
Tamansiswa Sumber: Dokumentasi Pribadi Jenis tanaman yang berbeda sebagai komponen tanaman hutan kota
merupakan faktor yang berpengaruh dalam kemampuan mereduksi kandungan logam berat. Jarak tanam dari tanaman ke sumber pencemar akan mempengaruhi
jumlah logam berat yang terjerap oleh tanaman. Bentuk dan struktur daun serta umur tanaman yang ditunjukkan dari tinggi dan keliling batang juga berpengaruh
dalam mereduksi kandungan logam berat. Semakin tinggi dan besar ukurannya dalam membentuk tajuk pohon maka reduksi logam berat akan semakin tinggi dan
kandungan unsur pencemar logam berat di udara ambien akan berkurang Fahruddin. 2014: 147.
Menurut Zulkifli 2014: 55-56, prinsip pencemaran udara adalah apabila di dalam udara terdapat unsur-unsur pencemar baik primer maupun sekunder yang
melebihi ambang batas normal. Sumber pencemar tersebut dapat berasal dari aktivitas manusia dan sebagian kecil dari aktivitas alam yang dapat mempengaruhi