Keunikan Tumbuhan Beringin sebagai Mitigasi Kerusakan Lingkungan

24

F. Tinjauan Umum tentang Beringin

1. Taksonomi Beringin Menurut Heyne 1987 dalam Desyanti 2012: 11, klasifikasi tumbuhan beringin adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Urticales Famili : Moraceae Genus : Ficus. Pohon beringin tergolong ke dalam suku Moraceae. Ficus merupakan marga terbesar dalam suku Moraceae yang banyak dijumpai Indonesia. Gambar 5. Pohon Ficus di Sumber Air Ngedaren I, Ponjong, Gunung Kidul Sumber: Dokumentasi Pribadi 25 Terdapat sekitar 1000 jenis suku Moraceae dan sebagiannya adalah Ficus. Pohon ini dapat tumbuh di tanah dan di pohon lainnya sebagai hemi-epifit Ulum,2010. 2. Persebaran dan Habitat Beringin Marga Ficus merupakan jenis yang hidup pada tempat dengan intensitas cahaya yang mencukupi, sehingga jarang tumbuh pada tegakan hutan yang rapat. Beringin terbagi menjadi tiga cara hidup yaitu epifit, hemi-epifit, dan pohon. Epifit biasanya hidup menumpang pada batang pohon lain dan pada akhirnya membunuh pohon inangya. Hemi-epifit pada awalnya hidup menumpang, tetapi kemudian akarnya dapat mencapai tanah dan akhirnya dapat hidup sendiri, sedangkan jenis beringin yang termasuk pohon dapat hidup langsung di tanah tanpa perantara pohon inang Astika, 2003. Menurut Harrison 2005, marga Ficus mempunyai sistem penyerbukan yang berbeda dengan pohon-pohon lainnya. Penyerbuk bunga Ficus disebut tawon Ficus figwasp dari suku Agaoninae, Agaonidae, dan Chalcidoidea. Tawon masuk ke dalam sikonium muda untuk melakukan polinasi dan meletakkan telur pada beberapa ovul. Saat telur mulai menetas dan beranjak dewasa, buah Ficus terutama yang berumah satu satu buah terdapat fungsi bunga jantan dan betina kemudian akan terjadi penyerbukan di dalam buah. Sekitar satu bulan setelah telur diletakkan, tawon akan menetas dan tawon jantan akan mati setelah kawin, sedangkan tawon betina keluar dan menyebar membawa serbuk sari dari buah Ficus asal. Tawon betina harus menemukan 26 sikonium muda yang reseptif dari spesies yang sesuai selama rentang hidupnya 2 sampai 3 hari untuk bereproduksi. Seiring dengan hal tersebut, serbuk sari bunga Ficus yang terbawa oleh tawon betina akan membantu penyerbukan pada sikonium yang beruntung untuk pembentukan biji Baskara dan Wicaksono 2013:24. Di seluruh dunia terdapat sekitar 1200 spesies satwa pemakan buah beringin yang berbuah sepanjang tahun yang penting bagi satwa liar ketika buah-buahan lainnya yang tidak tersedia. Keberadaan beringin pada kawasan hutan dapat dijadikan sebagai indikator proses terjadinya suksesi hutan karena peran dari satwa liar yang memakan bijinya, kemudian memicu terjadinya komunitas lanjutan. Beringin juga sebagai sumber pakan dan suaka bagi beberapa jenis burung, serangga, reptilia, dan mamalia. Akar gantung pohon beringin merupakan tempat bermain untuk beberapa jenis primata Ulum, 2009; Baskara dan Wicaksana, 2013: 24. 3. Botani Beringin Van Stenis, et. al 1975 dalam Suwarno, 2006: 4 menyatakan bahwa marga Ficus termasuk ke dalam suku Moraceae. Anggota famili Moraceae dapat berupa pohon, tanaman memanjat atau perdu, dan biasanya bergetah. Daun duduknya berlainan dan tunggal. Marga Ficus mempunyai satu daun penumpu pada setiap daun, ujung daunnya menggulung. Daun penumpu yang rontok akan meninggalkan bekas scar yang jelas. Susunan bunganya memiliki berbagai tipe yakni bulir rapat atau sikonium. Sikonium berbentuk bola atau 27 “buah peer” dan memiliki lubang ostiol di bagian ujungnya. Bunga berkelamin dua, berumah satu dan atau dua. Bunga jantan memiliki daun tenda bunga 4 dan stamen berjumlah 4, kepala sari beruang dua. Bunga betina memiliki daun tenda bunga 4, bebas dan atau melekat, tidak rontok dan membesar setelah mekar. Bakal buah menumpang dan atau tenggelam, beruang 1, bakal biji berjumlah 1, tangkai putik berjumlah 1 sampai 2. Sebagian dari bunga berubah bentuk menjadi bunga gall bunga yang disebabkan oleh adanya serangga yang tumbuh di dalamnya. 4. Kegunaan Beringin Menurut Heyne 1987, tumbuhan beringin sering ditanam di alun-alun dan halaman serta sangat dinilai tinggi oleh penduduk. Secara teknis, pohon ini bernilai rendah sama seperti jenis Ficus lainnya. Tumbuhan ini juga berkhasiat untuk obat-obatan yaitu pada bagian akar udara dan daun. Akar nafas pohon beringin bermanfaat untuk mengatasi pilek, demam, radang amandel, dan rematik. Daunnya bermanfaat untuk mengatasi malaria, radang usus akut, disentri, dan influenza Desyanti, 2012: 12. Dari aspek lingkungan, pohon Ficus berperan dalam menjaga siklus air serta mencegah erosi karena secara alami struktur perakaran lateralnya yang dalam mampu mencengkram tanah dengan baik. Tajuknya yang tebal dapat menyerap CO 2 dalam jumlah yang relatif tinggi dan polutan lainnya dari udara Ulum, 2009.