Keistimewaan Arsitektur Tata Ruang Kota Yogyakarta

18 Gambar 3. Tanaman sebagai Pembentuk Ruang dan Pengarah Jalan di Jalan Tamansiswa Sumber: Dokumentasi Pribadi Jenis tanaman yang berbeda sebagai komponen tanaman hutan kota merupakan faktor yang berpengaruh dalam kemampuan mereduksi kandungan logam berat. Jarak tanam dari tanaman ke sumber pencemar akan mempengaruhi jumlah logam berat yang terjerap oleh tanaman. Bentuk dan struktur daun serta umur tanaman yang ditunjukkan dari tinggi dan keliling batang juga berpengaruh dalam mereduksi kandungan logam berat. Semakin tinggi dan besar ukurannya dalam membentuk tajuk pohon maka reduksi logam berat akan semakin tinggi dan kandungan unsur pencemar logam berat di udara ambien akan berkurang Fahruddin. 2014: 147. Menurut Zulkifli 2014: 55-56, prinsip pencemaran udara adalah apabila di dalam udara terdapat unsur-unsur pencemar baik primer maupun sekunder yang melebihi ambang batas normal. Sumber pencemar tersebut dapat berasal dari aktivitas manusia dan sebagian kecil dari aktivitas alam yang dapat mempengaruhi 19 keseimbangan komponen udara normal. Selain itu, juga mengakibatkan gangguan terhadap komponen biotik dalam ekosistem. Di Indonesia terjadi peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya. Semakin meningkatnya jumlah kendaraan dan pemakaian bahan bakar minyak, maka emisi yang diintroduksikan ke atmosfer juga semakin meningkat jumlahnya. Kegiatan tersebut mengakibatkan adanya unsur-unsur gas, baik itu karbon dioksida CO 2 , karbon monooksida CO, maupun logam berat plumbum Pb yang dilepaskan ke udara Eka, dan Husin, 2006: 4. Selanjutnya Wright 2008: 546 menyatakan bahwa Pb merupakan polusi udara golongan primer karena berasal langsung dari pembakaran. Aktivitas transportasi kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Diperkirakan pada tahun 2020 setengah dari jumlah penduduk Indonesia akan menghadapi permasalahan pencemaran udara perkotaan, yang didominasi oleh emisi dari kendaraan bermotor Kusminingrum, dan Gunawan, 2008: 3. Manusia selalu membuang kembali ke lingkungan segala sesuatu yang sudah tidak dipergunakannya lagi. Misalnya, pembuangan logam berat timbal sisa pembakaran bahan bakar minyak melalui knalpot kendaraan bermotor. Salah satu dampak ditimbulkan adalah adanya penurunan kualitas udara terutama di daerah perkotaan yang padat lalu lintas dan industri. Selain itu, pembuangan ini dapat berakibat buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Akhadi. 2009: 116. 20 1. Timbal Pb Timbal Pb merupakan unsur kimia jenis logam berat yang lunak berwarna kebiru-biruan atau kelabu keperakan. Luasnya penggunaan Pb dalam aktivitas industri menyebabkan unsur ini dapat ditemukan pada berbagai tempat di lingkungan sekitar. Salah satu penggunaan unsur Pb adalah untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar minyak. Bensin yang kaya akan kandungan Pb dengan nilai oktannya 98 memungkinkan kendaraan unutk berlari kencang Akhadi. 2009:117. Logam berat Pb dijumpai dalam sisa pembakaran bahan bakar minyak sebagai pengikat untuk meningkatkan nilai oktan. Sampai saat ini BBM yang beredar di Indonesia sebagian besar mengandung Pb dalam bentuk TEL Tetra Ethyl Lead . Hal ini menyebabkan semakin tingginya pencemaran udara, khususnya di perkotaan yang padat lalu lintas Eka, dan Husin, 2006: 4. Tabel 1. Perkiraan Persentase Komponen Pencemar Sumber Pencemar Transportasi di Indonesia Komponen pencemar Persentase CO 70,50 NOX 8,89 SOX 0.88 HC 18,34 Partikel 1,33 Total 100 Sumber: Zulkifli 2014:61. Timbal Pb yang terpapar ke dalam tubuh manusia akan menganggu sirkulasi peredaran darah, sistem saraf, ginjal dan sistem reproduksi. Pengaruh Pb dapat menyebabkan anemia. Efek Pb yang terpapar pada ibu hamil dapat 21 menghambat pertumbuhan janin, sedangkan pada anak-anak dapat menurunkan tingkat kecerdasan IQ Zulkifli. 2014: 61. 2. Mekanisme Tanaman dalam Mereduksi Logam Berat Polusi logam berat di dalam organisme memberikan efek yang berbahaya bagi sistem kehidupan. Logam berat yang bersifat toksik diantaranya ialah timbal Pb, kobalt Co, dan kadmium Cd. Hal ini dikarenakan logam berat tersebut dapat terakumulasi di dalam organisme tetapi tidak dapat didegradasi. Hal tersebut memberikan keuntungan bagi lingkungan. Namun, tidak bagi tanaman itu sendiri. Tanaman mereduksi logam berat melalui beberapa cara yang disebut fitoremidiasi. Fitoremidiasi meliputi mekanisme fitoekstraksi, fitostabilisasi, rhizofiltrasi, dan fitovolatilisasi. Dengan demikian, tanaman dapat mereduksi logam berat dari udara, tanah, dan air melalui akar, batang, dan daunnya. Tangahu, dkk. 2011: 5.

E. Keunikan Tumbuhan Beringin sebagai Mitigasi Kerusakan Lingkungan

Akar selalu mencari zat hara untuk menyokong pertumbuahan tanaman. Akar tanaman secara alami menyerap berbagai mineral dari tanah dan air di sekitarnya. Beberapa akar dapat menyerap dan mencerna bahan berbahaya. Sampai saat ini tanaman terus beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga munculah suatu mekanisme toleransi, agar tanaman mampu bertahan hidup survive pada lingkungan yang kurang sesuai. Secara kontinyu tanaman melawan pencemaran organik dan hasil metabolik yang bersifat toksik melalui mekanisme untuk 22 beradaptasi, sehingga tanaman mampu tetap tumbuh kondisi lingkungan kurang sesuai Fahruddin. 2014: 145. Tajuk pohon beringin yang rapat mampu menangkap air dan akar pohon ini dapat menyerap dan menyimpan air dalam jumlah banyak dari sekitar tempat tumbuhnya, sehingga pohon ini sering dijumpai di lokasi mata air. Pohon beringin mudah tumbuh pada lahan kritis sebagai pohon pionir. Beringin mampu tumbuh di tanah yang tandus, gersang, berbatu, bercadas, dan lereng berbatu yang terjal. Perakarannya yang dalam dan memiliki akar pengikat yang banyak dan menyerabut sehingga tidak mudah tumbang. Selain itu pohon beringin ini dapat ditanam sebagai pohon pionir untuk rehabilitasi lahan kritis Mukhlisa. 2015: 21. Gambar 4. Beringin Tumbuh di Media Beton di Jembatan Lempuyangan Kota Yogyakarta Sumber: Dokumentasi Pribadi Baskara dan Wicaksana 2013: 23, melaporkan bahwa beringin oleh masyarakat Jawa dipercayai sebagai tanaman suci dan memiliki daya magis yang tinggi. Beringin memiliki nilai ekologis dan hidrologis yang tinggi. Beringin dijumpai pada berbagai sumber mata air yang berada di kawasan karst bagian 23 selatan Jawa Timur seperti Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang. Kemampuan ini tak lepas dari arsitektur pohon beringin yang memiliki bentuk tajuk yang tebal dan rapat, sekaligus menunjukkan sistem perakaran yang dalam dan menyebar dan mencengkeram tanah dengan baik. Akar pohon beringin dapat menyebar dan mencengkeram dengan kedalaman tanah hingga di area sungai bawah tanah yang banyak tersedia di kawasan karst. Beringin dimaknai sebagai pohon suci dan pohon kehidupan yang diimplementasikan dalam bentuk simbol pada lambang NKRI maupun partai politik. Dalam budaya Jawa, pohon beringin tidak lepas dari kehidupan masyarakat kerajaan khususnya Yogyakarta dan masyarakat Jawa yang lainnya. Beringin ditanam di tempat-tempat strategis seperti di alun-alun, halaman perkantoran, taman-taman, pasar, halaman pusat pendidikan, hutan kota, di pertigaan jalan, dan di jalur hijau seperti di tepi jalan raya. Penanaman di lokasi strategis ini selain sebagai filosofis simbol hubungan pemerintah dan rakyatnya, juga didasarkan pada alasan fungsional beringin sebagai tanaman penghijau jalan di Kota Yogyakarta. Bentuk tajuk yang lebar dan rapat serta memiliki sifat evergreen mampu memberikan efek yang menentramkan. Dalam hal ini, pohon beringin memberikan efek suhu yang sesuai dengan kata lain nyaman untuk beraktivitas di sekitarnya. 24

F. Tinjauan Umum tentang Beringin

1. Taksonomi Beringin Menurut Heyne 1987 dalam Desyanti 2012: 11, klasifikasi tumbuhan beringin adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Urticales Famili : Moraceae Genus : Ficus. Pohon beringin tergolong ke dalam suku Moraceae. Ficus merupakan marga terbesar dalam suku Moraceae yang banyak dijumpai Indonesia. Gambar 5. Pohon Ficus di Sumber Air Ngedaren I, Ponjong, Gunung Kidul Sumber: Dokumentasi Pribadi