Kejahatan Terhadap Benda Budaya Iconoclast dalam Hukum

kekayaan budaya dunia terdapat dalam Section II, Repression of Breaches of the Conventions and of this Protocol Represi Pelanggaran dari Konvensi dan Protokol ini pada Pasal 85 ayat 4 menyebutkan: Selain pelanggaran berat yang didefinisikan dalam paragraf sebelumnya dan di dalam Konvensi ini, hal-hal berikut ini juga akan dianggap sebagai pelanggaran berat dari Protokol ini, jika dilakukan dengan sengaja dan melanggar Konvensi atau Protokol: d Memanfaatkan monumen bersejarah yang dikenal umum, karya seni, tempat peribadatan yang mengandung kekayaan budaya dan spiritual masyarakat dan tempat tersebut telah berada dalam special protection yang telah diatur secara khusus, contohnya, dalam lingkup kerja organisasi internasional yang berkompeten, sebagai obyek penyerangan, hingga menyebabkan suatu akibat dari perusakan besar- besaran dimana tidak ditemukan bukti pelanggaran pada Pasal 53, sub-paragraf b, dan bila memanfaatkan monumen-monumen bersejarah, karya seni dan tempat ibadat yang tak berlokasi dalam obyek militer. Terjemahan Penulis Kemudian pada ayat 5, dikatakan bahwa pelanggaran berat pada ketentuan dalam Protokol Tambahan I ini ditentukan sebagai War Crimes atau Kejahatan Perang. Dalam International Criminal Tribunal For Former Yugoslavia ICTY Statute , kejahatan terhadap benda budaya dunia terdapat dalam Pasal 3 „Violations of the Laws or Customs of War ‟ Pelanggaran Hukum atau Kebiasaan Perang. Menyatakan bahwa: Mahkamah Internasional haruslah memiliki kuasa untuk menghukum orang yang melakukan pelanggaran hukum dan kebiasaan perang. Pelanggaran tersebut harus meliputi, namun tak dibatasi dengan :... b perusakan membabi buta dari kota besar, kota atau desa, atau kehancuran yang tidak dibenarkan oleh kepentingan militer; c serangan, atau pemboman, dengan cara apapun, dari kota, desa, tempat tinggal, atau bangunan yang dipertahankan; d penyitaan, penghancuran atau pengrusakan yang sengaja dilakukan pada tempat yang didedikasikan untuk kegiatan agama, amal dan pendidikan, seni dan ilmu pengetahuan, monumen bersejarah dan karya seni dan ilmu pengetahuan; e penjarahan properti publik atau privat. Terjemahan Penulis Dalam Rome Statute of the International Criminal Court ICC 17 July 1998 , kejahatan terhadap kekayaan budaya dunia juga digolongkan dalam “War crimes ”. 85 Pengaturannya terdapat dalam Pasal 8 ayat 2 huruf b poin ix dan Pasal 8 ayat 2 huruf e poin iv yang memberi penghukuman atas perusakan yang disengaja terhadap properti budaya dalam konflik bersenjata internasional maupun bukan internasional. Pasal-Pasal tersebut berbunyi: - Pasal 8 ayat 2 huruf a poin iv : Kejahatan perang berarti pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949, yaitu, melakukan salah satu tindakan berikut terhadap orang atau properti yang dilindungi berdasarkan ketentuan konvensi Jenewa terkait dengan: … iv kehancuran dan perampasan properti, yang tidak dibenarkan oleh kepentingan militer dan dilakukan secara tidak sah dan membabibuta; - Pasal 8 ayat 2 huruf b: Pelanggaran serius lainnya dari hukum dan kebiasaan yang berlaku dalam konflik bersenjata internasional, dalam kerangka yang ditetapkan hukum internasional, yaitu, salah satu tindakan berikut :… v menyerang atau membombardir, dengan cara apapun, kota, desa, tempat tinggal atau bangunan yang dipertahankan dan tempat yang tidak digunakan sebagai tujuan militer ;… ix sengaja mengarahkan serangan terhadap gedung-gedung yang didedikasikan untuk kegiatan agama, pendidikan, seni, ilmu pengetahuan tujuan amal, monumen bersejarah, rumah sakit, dan tempat-tempat di mana orang sakit dan terluka dikumpulkan, asalkan tempat-tempat itu tidak menjadi tujuansasaran militer;... Terjemahan Penulis 85 Rome Statute Of The International Criminal Court, Article 8 dibuat dengan judul War Crime yang mengindikasikan tindakan-tindakan apa saja yang dapat digolongkan sebagai kejahatan perang. - Pasal 8 ayat 2 huruf e : Pelanggaran serius lainnya dari hukum dan kebiasaan yang berlaku dalam konflik bersenjata bukan dari karakter internasional, dalam rangka membentuk suatu hukum internasional, yaitu tindakan berikut : … ii sengaja mengarahkan serangan terhadap gedung-gedung, material, unit medis dan transportasi, dan personil yang menggunakan lambang khas dari Konvensi Jenewa sesuai dengan hukum internasional ;… iv sengaja mengarahkan serangan terhadap gedung-gedung yang didedikasikan untuk agama, pendidikan, seni, ilmu pengetahuan atau tujuan amal, monumen bersejarah, rumah sakit dan tempat-tempat di mana orang sakit dan terluka dikumpulkan, asalkan mereka tidak ditergetkan untuk tujuan militer. Terjemahan Penulis Dalam Statuta ICC ini tindakan yang dapat digolongkan sebagai War Crime yang bisa dihukum oleh ketentuan statuta ini ialah perusakan terhadap benda milik suatu bangsa seperti bangunan, unit medis, rumah sakit, rumah, bangunan bersejarah, gedung pendidikan, gedung yang bertujuan untuk dijadikan sebagai tempat penelitian ilmiah atau kepentingan sosial, mengacu pada konvensi Jenewa 1949.

2.3 Tinjauan Umum Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

2.3.1 Pengertian Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

Menurut Richard Vernon seperti yang dikutip oleh David Luban, 86 ungkapan kejahatan terhadap kemanusiaan telah memicu pengertian luar biasa dalam pemikiran hukum dan moral dunia pasca-Perang Dunia II. Ini menunjukkan, setidaknya dalam dua cara yang berbeda betapa besarnya pelanggaran ini. Pertama; frase kejahatan terhadap kemanusiaan menunjukkan pelanggaran yang menimbulkan kesedihan hati tidak hanya bagi korban dan 86 Richard Vernon dikutip oleh David Luban, 2004, Dalam The Yale Journal of International Law Vol 29:85, A Theory of Crime Against Humanity, Gorgetown Law Faculty Publication, Gorgetown, h.86 komunitas mereka sendiri, tetapi juga semua umat manusia, tanpa memandang asal komunitas mereka. Kedua; ungkapan itu menunjukkan bahwa pelanggaran tersebut memangkas secara dalam prinsip kemanusiaan yang pokok dimana kita semua sebagai manusia menyebarkannya kepada sesama manusia dan hal ini yang membedakan kita dari makhluk alam lainnya. 87 Kejahatan terhadap kemanusian merupakan sebuah penyangkalan kepada nilai-nilai humanis yang kita miliki sebagai manusia untuk hidup saling menghargai, bertoleransi, menyayangi, dan bersama-sama mencintai hidup dan kehidupan ini sebagai makhluk yang berkembang dan diciptakan dari bumi yang sama. Dalam penafsiran ini, kejahatan terhadap kemanusiaan menunjukkan bahwa ciri pelanggaran ini ada pada kesalahan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hukum, beberapa kesalahan terpimpin, seperti tindakan-tindakan yang menyebabkan kerugian yang diperkirakan mempengaruhi korban dan orang-orang yang terkait dengan golongan mereka. 88 Kesalahan lain yang diderita korban sama-sama menentukan bahwa tindakan itu juga melanggar norma penting masyarakat, dan masyarakat akan berusaha untuk mempertahankan hak-hak korban yang dimiliki secara merdeka. Kesalahan ini adalah kejahatan, bukan hanya gugatan atau pelanggaran terhadap masyarakat sipil dan lainnya, bukan hanya korban, tetapi hal ini memiliki kepentingan kontribusi dalam penjatuhan hukuman. 89 Herlambang, dalam analisisnya terhadap kasus Kordic and Cerkez, Tindakan ‐tindakan tidak manusiawi sebagai suatu kejahatan terhadap 87 Ibid 88 Ibid, h.88 89 Ibid