Perkembangan Kejahatan Iconoclast Tinjauan Umum Kejahatan Terhadap Benda Budaya Warisan Dunia
itu didorong oleh kemarahan-kemarahan ambisius dengan alasan penegakan hukum Tuhan.
64
Sepanjang sejarah peradaban manusia, kehancuran dan hilangnya warisan budaya telah terus-menerus terjadi sebagai konsekuensi dari tindakan iconoclast
fanatik atau sebagai efek pasti dari konflik bersenjata.
65
Sejak awal masehi sekitar tahun 391, Kaisar Romawi Theodosius memerintahkan untuk melakukan
pembongkaran Kuil Serapis di Alexandria, untuk melenyapkan benteng terakhir basis pertahanan dari orang-orang yang masih memeluk Agama Paganismenon-
Kristen.
66
Pada tahun 630 Masehi, setelah Nabi Muhammad menguasai Mekah, ia bersama pengikutnya menghancurkan 360 patung-patung Bani Quraisy yang ada
di dalam dan di sekitar area Kabah untuk menegakkan Islam dan hukum Allah.
67
Selanjutnya adalah peristiwa terkenal wabah iconoclastic Bizantium. Kejadian itu terjadi sekitar tahun 726-730 Masehi, dimana Kaisar Bizantium Leo
III, yang menentang penyembahan gambar ikon, mulai melakukan kampanye Iconoclast
dengan memerintahkan penghapusan gambar Yesus yang terpampang mencolok ditempatkan di atas pintu masuk utama ke istana besar Konstantinopel
yang juga dikenal sebagai Chalk Gate. Di Belanda, wabah iconoclast juga terjadi pada tahun 1566 yang dikenal sebagai Beeldenstorm dan hal itu disebabkan oleh
konflik agama antara Calvinis dan Katolik yang mengakibatkan skala besar kerusakan interior Gereja dan asrama biarawan.
68
Kerusakan dan penjarahan
64
Ibid
65
Francesco Fianconi dan Federico Lenzerini, Op.Cit., h. 619-620
66
Ibid
67
Oliver Leaman, 2004, Islamic Aestethics: An Introduction, Eddin Burgh University Press, Eddin Burgh, h.5
68
Francesco Fianconi dan Federico Lenzerini, Op.Cit., h.620
selama Perang Salib mewakili beberapa kasus awal kerentanan kekayaan budaya selama peperangan.
69
Revolusi Perancis, yang berlangsung selama sepuluh tahun sejak tahun 1789, merupakan masa di mana terjadi perkembangan pandangan serta sikap
terhadap perlindungan benda budaya baik pada masa perang maupun damai dan meluasnya penerimaan terhadap doktrin pembedaan yang dipopulerkan di
Perancis oleh Rousseau.
70
Situasi yang tidak menentu saat Revolusi menimbulkan ancaman yang besar terhadap keberadaan karya seni dan bangunan di seluruh
Perancis.
71
Ancaman tersebut terbukti nyata saat Versailles di jarah segala propertinya oleh para pemberontak, dan benda-benda yang terjarah dinasionalisasi
dan dibawa ke Paris. Sebagai salah satu upaya untuk menanggapi hal tersebut, sebuah dekrit dikeluarkan pada tanggal 13 April 1793 untuk melindungi patung-
patung master piece.
72
Dalam masa yang lebih baru, pada tahun 1992, ekstrimis Hindu menghancurkan Masjid Babri, atas dasar bahwa Masjid tersebut dibangun pada
abad ke enambelas diatas fondasi kuil Hindu untuk memuja Rama yang ada jauh sebelumnya hingga menimbulkan konflik fisik dan jatuhnya korban jiwa.
73
Perang Balkan akibat sentimen etnis dan agama telah menyuguhkan tontonan kehancuran
69
Patric J. Boylan, 2002,The Concept of Cultural Protection in Times of Armed Conflict: from the Crusades to the New Millennium, dalam Jurnal Illicit Antiquities: The Theft of Culture
and the Extinction of Archaeology . Editor: Neil Brodie dan Kathryn Walker Tubb, Routledge,
New York,
h.43. Jurnal
ini dapat
diakses dalam
website: http:hiotuxliwisbp6mi.onion.linkvideotorrents.completeRoutledge0415233887.Routledge.Illic
it.Antiquities.The.Theft.of.Culture.and.the.Extinction.of.Archaeology.Dec.2001.pdf
70
Ibid
71
Ibid
72
Roger O‟Keefe, 2006, The Protection of Cultural Property in the Event of Armed Conflict.
Cambridge University Press, Cambridge. Selanjutnya disebut dengan Roger OKeefe 1, h. 14.
73
Francesco Fianconi dan Federico Lenzerini, Op.Cit, h.625
masjid-masjid di Bosnia. Penjarahan luas dan transfer paksa benda budaya yang disertai pengeboman hampir di setiap area perang.
74
Memasuki abad 21, Penghancuran dengan kekerasan terhadap patung batu besar Buddha Bamiyan
oleh pasukan militer dan pemerintah Taliban Afghanistan Maret 2001 membangkitkan kesadaran masyarakat dunia akan keberadaan objek kekayaan
budaya dunia juga bisa terancam oleh rezim atau penguasa yang sewenang- wenang. Aturan-aturan dalam hukum internasional terhadap kekayaan budaya
dunia belum mampu memberikan jaminan pasti penghukuman terhadap pelaku kejahatan terhadap benda budaya dunia. Karena penghukuman hanya dapat
dilakukan negara masing-masing.
75
Penghancuran Patung Buddha Bamiyan mengingatkan dunia internasional hukum internasional masih belum memiliki kekuatan dalam upaya perlindungan
warisan budaya dunia. Ketika itu bahkan pimpinan Taliban Mullah Mohammed Omar yang memimpin upaya perusakan tersebut tak dapat dihukum, walaupun
sudah jelas peranan para pelakunya. Kasus inilah yang kemudian memicu UNESCO untuk mengkaji ulang seluruh peristiwa hukum yang berkaitan dengan
perlindungan dan penghukuman terhadap perusakan warisan budaya dunia yang telah terjadi beberapa dekade ini sejak dikeluarkannya Konvensi
–Konvensi Jenewa 1949 dalam sebuah pertemuan Convention Concerning The Protection of
The World Cultural and Natural Heritage World Heritage Commite, pertemuan
sesi ke-25, di Finlandia pada tanggal 11-16 Desember 2001
76
.
74
Ibid
75
Ibid
76
Majelis Umum dalam Komite Warisan Dunia, ke-25 dibentuk untuk mempertimbangkan: cara dan sarana dalam pelaksanaan World Heritage Convention agar dapat diperkuat, terutama
Hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh Taliban di tahun 2001, dunia kini juga dikejutkan dengan tindakan vandalisme brutal yang dilakukan oleh
ISIS Islamic State of Iraq and Syria. ISIS secara membabi buta telah menghancurkan berbagai monumen situs bersejarah, artefak-artefak serta benda-
benda arkeologis lainnya di wilayah Irak dan Syriah. Konflik yang berlangsung memungkinkan ISIS untuk menjarah museum dan menggali situs kuno untuk
setiap koin emas dan artefak yang mereka bisa atur lalu lintasnya dan menjadi sumber pendapatan bagi mereka.
77
ISIS juga memanfaatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan pemuda untuk menciptakan insentif yang lebih bagi
penjarahan situs arkeologi dan sejarah. ISIS mengeluarkan izin kepada penduduk setempat untuk menggali situs-situs kuno dan membayar sesuai persentase dari
nilai jual benda budaya dari penemuan mereka.
78
Uang yang mereka dapatkan pada gilirannya, memungkinkan ISIS untuk melanjutkan serangan terhadap warga sipil Irak dan warisan budayanya.
Diperkirakan ISIS menghasilkan US 200 Juta per tahun dari penjarahan
dalam kaitannya dengan Konvensi UNESCO untuk perlindungan warisan budaya terkait lainnya; langkah-langkah untuk meningkatkan promosi pendidikan, kegiatan peningkatan kesadaran dan
komunikasi mengenai nilai-nilai yang tak tergantikan dari warisan budaya manusia; dan mekanisme yang harus ditingkatkan untuk mempromosikan potensi dan dokumentasi ilmiah dari
properti warisan budaya dunia yang ada. Bagian II dokumen ini menyajikan teks penuh Resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum sejak sidang umum ke-13 tentang langkah-langkah yang
diambil untuk melindungi warisan budaya Afghanistan. Komisi IV Konferensi Umum Kebudayaan UNESCO pada sesi 31 membahas agenda tentang tindakan yang merupakan
kejahatan terhadap warisan budaya umat manusia. Konferensi Umum mengadopsi Resolusi yang disajikan dalam dokumen ini pada bagian III. Convention Concerning The Protection Of The
World Cultural And Natural Heritage World Heritage Committee
Twenty-fifth session, Helsinki, Finland 11
– 16 December 2001. Executive Summary.
77
Tobin Hartnell dan Bilal Wahab, dalam artikel berjudul Stop ISIS and Save Iraqs Cultural Heritage dalam website: http:rudaw.netmobileenglishopinion23042015, diakses pada
tanggal 18 Desember 2015, Pukul 20.06 WITA
78
Ibid
budaya.
79
The New York Times melaporkan bahwa ISIS bekerja sama dengan jaringan mafia yang terorganisir dan pedagang gelap.
80
Para penawar membuat pesanan khusus dan meminta ISIS untuk mencari tipe barang antik tertentu untuk
digali. Memang bagi ISIS, pendapatan dari artefak yang diperdagangkan menjadi pendapatan kedua setelah minyak. Dibandingkan dengan minyak, artefak lebih
mudah dijarah dan sulit untuk menghentikan para tentara militernya.
81
Sejak pertengahan tahun 2014 hingga Maret 2015 lalu ISIS menunjukkan fanatisme mereka terhadap tempat-tempat bersejarah. ISIS telah berhasil
menghancurkan banyak situs-situs bersejarah serta benda-benda arkeologis lainnya di Irak dan Suriah. UNESCO telah membicarakan hal tersebut dengan
ketua Dewan Keamanan PBB dan Mahkamah Kriminal Internasional International Criminal Court.
82
Irena Bukova yang beranggapan bahwa penghancuran warisan sejarah itu memang target utama ISIS. ISIS memang
mengincarnya secara sistematis.
83
Strategi ini dipakai untuk menghancurkan identitas masyarakat dengan cara menghilangkan warisan budaya mereka.
Beberapa situs arkeologi telah dihancurkan oleh ISIS di Irak dan Suriah, seperti Nimrud dan Hatra.
84
79
Ibid
80
Sarah Almukhtar, dalam artikel berjudul The Strategy Behind the Islamic States Destruction
of Ancient
Site, dikutip
dalam website:
http:www.nytimes.cominteractive20150629worldmiddleeastisis-historic-sites-control.html? _r=0, diakses pada tanggal 18 Desember 2015, Pukul 20.17 WITA.
81
Ibid
82
Akses Internet dalam artikel berita berjudul “UNESCO Kecam Penghancuran Kota Kuno
di Irak oleh ISIS” dalam website : http:www.satuharapan.com
, diakses pada tanggal 07 April 2015.
83
Ibid
84
Dikutip dari artikel berita berjudul: ISIS hancurkan patung sitaan di Palmyra. Yang diunggah
pada tanggal
02 Juli
2015, diakses
dalam website: