Pengertian Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

komunitas mereka sendiri, tetapi juga semua umat manusia, tanpa memandang asal komunitas mereka. Kedua; ungkapan itu menunjukkan bahwa pelanggaran tersebut memangkas secara dalam prinsip kemanusiaan yang pokok dimana kita semua sebagai manusia menyebarkannya kepada sesama manusia dan hal ini yang membedakan kita dari makhluk alam lainnya. 87 Kejahatan terhadap kemanusian merupakan sebuah penyangkalan kepada nilai-nilai humanis yang kita miliki sebagai manusia untuk hidup saling menghargai, bertoleransi, menyayangi, dan bersama-sama mencintai hidup dan kehidupan ini sebagai makhluk yang berkembang dan diciptakan dari bumi yang sama. Dalam penafsiran ini, kejahatan terhadap kemanusiaan menunjukkan bahwa ciri pelanggaran ini ada pada kesalahan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hukum, beberapa kesalahan terpimpin, seperti tindakan-tindakan yang menyebabkan kerugian yang diperkirakan mempengaruhi korban dan orang-orang yang terkait dengan golongan mereka. 88 Kesalahan lain yang diderita korban sama-sama menentukan bahwa tindakan itu juga melanggar norma penting masyarakat, dan masyarakat akan berusaha untuk mempertahankan hak-hak korban yang dimiliki secara merdeka. Kesalahan ini adalah kejahatan, bukan hanya gugatan atau pelanggaran terhadap masyarakat sipil dan lainnya, bukan hanya korban, tetapi hal ini memiliki kepentingan kontribusi dalam penjatuhan hukuman. 89 Herlambang, dalam analisisnya terhadap kasus Kordic and Cerkez, Tindakan ‐tindakan tidak manusiawi sebagai suatu kejahatan terhadap 87 Ibid 88 Ibid, h.88 89 Ibid kemanusiaan didasarkan pada tindakan ‐tindakan yang memenuhi kondisi‐kondisi sebagai berikut: Pertama, penderitaan korban telah terjadi secara serius terhadap tubuh maupun mentalnya, tingkat dari kekejaman haruslah dinilai dalam kasus per kasus dengan memperhatikan keadaan individu; Kedua, penderitaan haruslah akibat dari suatu tindakan atau pembiaran pelaku kejahatan atau bawahannya; Ketiga, saat tindak kejahatan dilakukan, pelaku kejahatan atau bawahannya haruslah telah tergerak oleh niat untuk mengakibatkan kerusakan atau penderitaan serius terhadap fisik dan mental para korban. 90 Elemen hukum ini juga haruslah dibuktikan bahwa tindakan ‐tindakan tersebut dilakukan sebagai bagian suatu serangan meluas dan sistematik terhadap sebuah populasi sipil. Tidak hanya menyebabkan penderitaan secara fisik saja namun kejahatan terhadap kemanusiaan juga menyebabkan penderitaan secara mental kepada kelompok populasi sipil tertentu. 91

2.3.2 Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Kejahatan Terhadap

Kemanusiaan I stilah “kejahatan terhadap kemanusiaan” pertama kali diungkapkan dalam Nuremberg Charter pada tahun 1945; tetapi tetap menjadi sebuah kontroversi apakah ini merupakan tindakan legislatif menciptakan sebuah definisi kejahatan baru atau apakah itu hanya diartikulasikan sebagai kejahatan yang 90 R. Herlambang Perdana Wiratraman, Konsep Dan Pengaturan Hukum Kejahatan Terhadap Kemanusiaan dalam Jurnal Ilmu Hukum Yuridika Volume 23 No. 2 Mei ‐ Agustus 2008 Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, h.10 analisisnya dalam kasus Kordic and Cerkez, ICTY, Appeal Chamber, December, 17, 2004 91 Ibid sudah tertanam dalam struktur hukum kebiasaan internasional. 92 Pandangan di kemudian hari ini bisa dibilang didukung oleh prinsip-prinsip umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa, misalnya, sebagaimana dibuktikan oleh, Klausula Martens pada tahun 1899 dan 1907 Konvensi Den Haag, mengacu pada hukum kemanusiaan; Deklarasi Bersama 28 Mei 1915, mengutuk kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban, dan laporan tahun 1999 dari Commission on the Responsibility of the Authors of War , menganjurkan untuk mengenakan tanggung jawab pidana secara individual untuk pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan. 93 Pasal 6 huruf c dari Nuremberg Charter mendefinisikan kejahatan terhadap kemanusiaan sebagai: Pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, deportasi, dan tindakan- tindakan lain yang tidak manusiawi yang dilakukan terhadap penduduk sipil, sebelum atau selama perang, atau penganiayaan atas dasar politik, ras atau agama dalam perbuatannya atau sehubungan dengan kejahatan yang ada pada yurisdiksi Pengadilan, apakah tindakan itu termasuk atau tidak melanggar hukum negara di mana perbuatan itu dilakukan Terjemahan Penulis Formulasi dalam Nuremberg Charter kemudian digabungkan dengan beberapa perubahan, dalam Tokyo Charter dan dalam Allied Control Council Law No. 10. 94 Pada dekade berikutnya, upaya untuk menguraikan definisi yang secara umum diterima dari kejahatan terhadap kemanusiaan tidak membuat kemajuan. 95 92 Darryl Robinson, 1999, Defining Crimes Against Humanity at the Rome Conference, The American Journal of International Law, Vol. 93, No. 1 Jan., 1999, Newyork, American Society of International Law. h.44 93 Ibid 94 Tokyo Charter, supra note 2; Allied Control Council Law No. 10, Control Council For Germany, Official Gazetre , Jan. 31, 1946, at 50. Darryl Robinson, Op.Cit. h.45 95 Setelah menyusun laporan tentang pokok-pokok Nuremberg Tribunal pada tahun 1950, Komisi Hukum Internasional menyiapkan rancangan peraturan terhadap pelanggaran Perdamaian dan Keamanan Manusia pada tahun 1954, dan ditindaklanjuti dengan penyampaian draft peraturan