13 dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Darsono, 2000: 4 Menurut Gestalt Hamalik, 2001: 41, ada beberapa prinsip belajar yang perlu
mendapat perhatian. Adapun prinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Tingkah laku terjadi berkat interaksi antara individu dan lingkungannya, faktor herediter
natural endowment
lebih berpengaruh. 2.
Bahwa individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adanya gangguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku.
3. Belajar mengutamakan aspek pemahaman
insight
terhadap situasi problematis. 4.
Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi tersebut menemukan dirinya.
5. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna dalam
keseluruhan itu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses yang dilakukan individu dengan ditandai adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan kebiasaan untuk memperoleh pengetahuan dan
kecakapan atau keterampilan baru
2.1.2 Teori Belajar
Teori belajar yang mendukung dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
2.1.3.1 Teori Vygotsky
Vygotsky percaya bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan kebudayaan. Oleh karena itu kegiatan anak tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
sosial dan kultural. Teori Vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu
dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara orang dan lingkungan, yang mencakup objek, artifak, alat, buku, dan
komunitas tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Rifa’i, 2010: 34
Vygotsky berpendapat pula bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain suasana
lingkungan yang mendukung
supportive
, dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya seorang pendidik. Menurut
Vygotsky, setiap anak mempunyai apa yang disebut zona perkembangan proksimal
zone of proximal development
, yang oleh Vygotsky didefinisikan sebagai “jarak” atau selisih antara tingkat perkembangan si anak yang aktual, yaitu tingkat yang
ditandai dengan kemampuan si anak untuk menyelesaikan soal-soal tertentu secara independen, dengan tingkat perkembangan potensial yang lebih tinggi, yang bisa
dicapai oleh si anak jika ia mendapat bimbingan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten. Dengan kata lain, zona perkembangan proksimal adalah selisih
antara apa yang bisa dilakukan seorang anak secara independen dengan apa yang bisa dicapai oleh anak tersebut jika ia mendapat bantuan seorang anak dari seseorang
yang lebih kompeten. Bantuan kepada seorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau
soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya daripada tingkat perkembangan kognitif yang aktual dari anak yang bersangkutan disebut dukungan dinamis atau
scaffolding.
Scaffolding
berarti memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab
yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bentuk dari bantuan itu berupa petunjuk, peringatan, dorongan, penguraian langkah-langkah pemecahan,
pemberian contoh, atau segala sesuatu yang dapat mengakibatkan siswa mandiri. Dalam penelitian ini, teori belajar Vygotsky sangat mendukung pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif, karena model pembelajaran kooperatif menekankan peserta didik untuk belajar dalam kelompok. Melalui kelompok ini peserta didik
saling berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dengan saling bertukar ide dan temuan. Peran guru dalam proses ini hanya membantu proses penemuan jawaban
jika terjadi suatu kesulitan.
2.1.3.2 Teori Piaget