Pembelajaran Kelas Kontrol Menggunakan Model Ekspositori Kinerja Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran

4.2.2 Pembelajaran Kelas Kontrol Menggunakan Model Ekspositori

Dalam proses pembelajaran ekspositori, guru menyampaikan materi, memberikan contoh soal, dan memberikan latihan soal. Berbeda dengan pembelajaran menggunakan Model Eliciting Activities , pada pembelajaran ekspositori peserta didik cenderung pasif dan bergantung pada guru. Peserta didik terkesan tidak mandiri karena hanya menunggu konfirmasi dari guru, tanpa rasa ingin tahu yang tinggi untuk menyelesaikan suatu masalah yang diberikan oleh guru. Pembelajaran terkesan monoton dan komunikasinya satu arah, karena guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan peserta didik hanya berperan sebagai penerima informasi. Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran pada kelas kontrol adalah mencatat, menjawab pertanyaan guru, dan mengerjakan soal dari guru. Kegiatan diskusi bersama dalam kelompok tidak nampak pada pembelajaran ekspositori karena guru menggunakan metode ceramah. Di akhir pembelajaran guru mengadakan kuis, membuat skor perkembangan tiap peserta didik, mengumumkan hasil kuis. Dengan demikian, peserta didik berusaha mengikuti semua kegiatan pembelajaran dengan baik. Pembelajaran pada kelas kontrol memang membuat suasana kelas lebih tenang karena kendali ada pada guru. Namun kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang kurang, tidak cukup teratasi. Peserta didik yang belum paham kadang-kadang takut atau malu bertanya pada guru, ini membuat guru kurang memahami peserta didik siapa saja yang belum cukup memahami materi pembelajaran.

4.2.3 Kinerja Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran

Berdasarkan analisis lembar observasi pengamatan guru yang terdapat dalam lampiran 27, terdapat aspek-aspek kegiatan guru yang dilakukan selama proses pembelajaran, meliputi membuka pelajaran, menyiapkan kondisi fisik dan psikis peserta didik sebelum pembelajaran dimulai, pemberian apersepsi sebelum masuk ke materi pokok, menyampaikan materi pokok, dan lain-lain. Observasi yang dilaksanakan bertujuan agar dari pertemuan ke pertemuan kinerja guru dalam kemampuan pengelolaan pembelajaran di kelas semakin lama akan semakin meningkat. Ketika peneliti yang bertindak sebagai guru mengetahui kekurangan- kekurangan terhadap kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran di kelas saat mengajar pada pertemuan pertama, maka pada pembelajaran selanjutnya peneliti mengantisipasi kekurangan-kekurangan tersebut pada saat pembelajaran selanjutnya. Hal-hal yang perlu menjadi catatan dalam penelitian ini adalah adanya keterbatasan-keterbatasan yang diharapkan akan membuka peluang bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis. Keterbatasan-keterbatasan itu antara lain sebagai berikut; 1 Pelaksanaan pembelajaran dengan Model Eliciting Activities hanya dilakukan selama 3 kali pertemuan, sehingga proses pembelajaran kurang maksimal. 2 Materi yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdiri dari satu kompetensi dasar yaitu merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan sisi dan sudut, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri. Sehingga masih terbuka peluang bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian pada kompetensi dasar lainnya. 3 Kemampuan matematis yang diukur hanya kemampuan pemecahan masalah peserta didik, secara umum kemampuan ini belum menggambarkan seluruh kemampuan matematis peserta didik.

4.2.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik pada Materi