Pengertian Bisnis Jenis Usaha Cuci Sepeda Motor

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bisnis

Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “busy”, yang artinya “sibuk”, sedangkan “business” artinya kesibukan. Bisnis dalam arti luas sering didefenisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan oleh perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara menciptakan, memasarkan barang maupun jasa, baik dengan tujuan mencari keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan. Suliyanto, 2010: 1 Bisnis merupakan seluruh kegiatan yang di organisasikan oleh orang – orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar kualitas kehidupan mereka. Husein Umar, 2003: 3 Bisnis adalah semua aktivitas dan intuisi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis itu sendiri dapat dipandang sebagai sebuah sistem menyeluruh yang menggabungkan sub sistem yang lebih kecil yang disebut industri. Paulus dan Evi, 2007: 1 Bisnis merupakan proses sosial yang dilakukan setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan. Gugup Kismono 2001: 4 Universitas Sumatera Utara 2.2 Jasa 2.2.1Pengertian Jasa Di dalam M.N. Nasution, 2004: 5 disebutkan beberapa pengertian jasa sebagai berikut: Jasa adalah aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan tidak berwujud dan untuk dijual. Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun, produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak Kotler, 1996: 147 Jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen Valarie A. Zethaml and Marry Jo Bitner, 1996: 17

2.2.2 Karakteristik Jasa

Dalam M.N. Nasution, 2004: 8, menurut Berry L.L, 1991: 24 Jasa memiliki empat karakteristik utama yaitu tidak berwujud intangibility, tidak terpisah inseparability, bervariasi variability, dan mudah lenyap perishability. Universitas Sumatera Utara a. Tidak berwujud Intangible Sifat jasa tak berwujud , artinya jasa tidak dapat dilihat, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Misalnya penumpang pesawat terbang tidak mempunyai apa pun kecuali tiket dan jam untuk diterbangkan dengan selamat ke tujuan mereka. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli mencari tanda dari mutu jasa. Mereka menyimpulkan mengenai mutu dari tanda berupa tempat, orang, harga, peralatan, dan materi komunikasi yang dapat mereka lihat. b. Tidak terpisahkan Insparibility Jasa tak terpisahkan, berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, entah penyedianya adalah mesin atau manusia. Bila karyawan jasa menyediakan jasa karyawan, maka karyawan adalah bagian dari jasa. Karena pelanggan juga hadir yang juga merasakan sifat khusus dari jasa. Baik penyedia jasa maupun pelanggan mempengaruhi hasil jasa. c. Keanekaragaman Variability Jasa bersifat sangat beranekaragaman karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. d. Tidak tahan lama Perishability Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian, bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Menurut Staton, Etzel, dan Walker 1991, ada pengecualian dalam karakteristik ini dan penyimpanan jasa. Dalam kasus tertentu, jasa bisa disimpan, yaitu dalam bentuk pemesanan misalnya, pemesanan kamar hotel Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Permasalahan Usaha Jasa

Dalam M.N. Nasution, 2004: 16 Menurut Zeithaml, Parasuraman, dan Berry: 1985; beberapa permasalahan usaha jasa adalah a. Masalah yang berkaitan dengan karakteristik intangibility, yaitu jasa tidak dapat disimpan dan dilindungi dengan hak paten. b. Masalah yang berkaitan dengan karakteristik inseparability, yaitu konsumen terlibat dalam aktivitas produksi jasa, kegiatan pemasaran dan produksi sangat interaktif dan produksi masa yang terpusat sangat sukar dilakukan dalam jasa. c. Masalah yang berkaitan dengan karakteristik variability, yaitu sangat sulit melakukan standarisasi dan pengendalian kualitas jasa. d. Masalah yang berhubungan dengan karakteristik perishability, yaitu jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lama. Universitas Sumatera Utara 2.3 Strategi 2.3.1 Pengertian Strategi Dalam Pandji Anoraga, 1997: 338 disebutkan beberapa pengertian strategi sebagai berikut : 1. Menurut Alferd Chandler 1962 Strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tidakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu. 2. Menurut Buzzel dan Gale 1987 Strategi adalah kebijakan dan keputusan kunci yang dignkan oleh menejemen, yang memiliki dampak besar pada kinerja keuangan. Kebijakan atau keputusan ini biasanya melibatkan komitmen sumber daya yang penting dan tidak dapat diganti dengan mudah. 3. Menurut Kenneth Andrew 1971 Strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan, serta rencana- rencana penting untuk mencapau tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut atau yang akan dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi jenis apa perusahaan ini. Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Tipe Strategi Bisnis

Dalam Hussein Umar, 2001: 43 menurut F.R. David 1985, table dibawah menunjukkan strategi utama dari Strategi Generik. Tabel 2.1. Tipe strategi bisnis Strategi Generik Strategi Utama 1.Strategi Integrasi Vertikal a.Strategi Integrasi kedepan b.Strategi Integrasi kebelakang c.Strategi Integrasi Horizontal 2.Strategi Intensif a.Strategi Pengembangan Pasar b.Strategi Pengembangan Produk c.Strategi Penetrasi Pasar 3.Strategi Diversifikasi a.Strategi Diversifikasi Konsentrik b.Strategi Diversifikasi Konglomerat c.Strategi Diversifikasi Horizontal 4.Strategi Bertahan a.Strategi Usaha Patungan b.Strategi Penciutan Biaya c.Strategi Penciutan Usaha d.Strategi Likuidasi Sumber: Hussein Umar, 2001: 43 Universitas Sumatera Utara

1. Strategi Integrasi Vertikal

Kelompok Intergrasi Vertikal dibagi atas tiga macam yaitu : a. Strategi Integrasi kedepan Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau penegcer mereka, bila perlu memilikinya. Hal ini dapat dilakukan bilamana perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barang atau jasa mereka., sehingga mengganggu stabilitas produksi. Padahal, perusahaan mampu untuk mengelola pendistrubusian dimaksud dengan sumber daya yang dimiliki. b. Strategi Integrasi kebelakang Strategi Integrasi kebelakang merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan, seperti keterlambatan dalam pengadaan bahan, kualitas bahan yang menurun, biaya yang meningkat sehingga tidak dapat lagi diandalkan. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk mendapatkan kepemilikan dan atau meningkatkan pengendalian bagi para pemasok. Hal ini lebih mudah dilakukan jika jumlah pemasok lebih sedikit padahal pesaing banyak, pasokan selama ini berjalan lancer, harga produk stabil, dan pemasok memiliki marjin keuntungan yang tinggi serta perusahaan mempunyai modal dan sumberdaya yang berkualitas. c .Strategi Integrasi Horizontal Strategi ini dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing perusahaan walaupun dengan memilikinya. Strategi ini merupakan Universitas Sumatera Utara suatu strategi pertumbuhan. Strategi ini memiliki tujuan yaitu untuk mendapatkan kepemilikan atau untuk meningkatkan pengendalian para pesaing.

2. Strategi Intensif

Strategi Intensif terbagi atas tiga kelompok yaitu : a. Strategi Pengembangan Pasar Strategi ini untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang kedaerah – daerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Tujuan strategi ini adalah untuk memperbesar pangsa pasar. Hal ini dapat dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi kelebihan kapasitas produksi, pendapatan laba yang sesuai dengan harapan, serta adanya pasar yang baru atau pasar yang belum jenuh. b .Strategi Pengembangan Produk Strategi ini merupakan strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk- produk atau jasa – jasa yang ada sekarang. Jadi, tujuan strategi ini adalah untuk memperbaiki atau mengembangkan produk yang sudah ada. Hal ini dapat dilakukan jika produk atau jasa yang dihasilkan berada pada tahapan jenuh. Pesaing menawarkan produk sejenis lebih baik, lebih murah, memiliki kemampuan untuk mengembangkan produk, dan berada pada industri yang sedang tumbuh. c. Strategi Penetrasi Pasar Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Strategi ini dapat Universitas Sumatera Utara diimplementasikan baik secara sendiri-sendiri atau bersamaan dengan strategi lain untuk dapat menambah jumlah tenaga penjual, biaya iklan, items untuk promosi penjualan, dan atau usaha – usaha promosi lainnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal.

3. Strategi Diversifikasi

Terbagi atas tiga kelompok yaitu : a. Strategi Diversifikasi Konsentrik Strategi ini ditujukan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tetap berkaitan. Dalam arti penambahan jasa atau produk untuk pengembangan perusahaan. Mencakup pemindahan suatu bisnis kebisnis yang baru tetapi tidak jauh dari bisnis inti perusahaan. b. Strategi Diversifikasi Konglomerat Strategi ini sangat berbanding dari strategi diversifikasi konsentrik karena strategi ini ditujukan kepada perusahaan untuk menambah produk atau jasa baru, tetapi tidak ada kaitannya sama sekali dengan bisnis inti. c. Strategi Diversifikasi Horizontal Strategi dengan menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada.

4. Strategi Bertahan

a. Strategi Usaha Patungan Strategi ini dapat dipertimbangkan dalam hal perusahaan bertahan untuk tidak mau memikul beban – beban usahanya sendirian. Seringkali dua atau lebih perusahaan sponsor membentuk sebuah organisasi yang terpisah dan telah Universitas Sumatera Utara membagi kepemilikan ekuitas pada entitas yang baru ini. Implentasinya dalam kenyataan, dapat berjalan dengan baik. Jadi tujuan strategi ini adalah intuk menggabungkan beberapa perusahaan dalam bentuk perusahaan yang baru yang terpisah dari induk-induknya. b. Strategi Penciutan Biaya Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. Hal ini dilakukan karena terjadi penurunan penjualan dan laba perusahaan. Strategi ini dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada pasar pesaingnya. Dalam kenyataannya, strategi ini untuk menghemat biaya agar penjualan maupun keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian asset perusahaan. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan sering mendapat kegagalandalam berusaha padahal sumber daya cukup tersedia, kurang efisien dalam berusaha, atau diperlukan reorganisasi internal karena dianggap perusahaan terlalu cepat tumbuh. c. Strategi Penciutan Usaha Strategi menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan tersebut. Strategi ini sering digunakan dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana investasi atau untuk menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah diputuskan untuk proses selanjutnya. Jadi, implementasi dari strategi ini adalah dengan menjual sebuah unit binis. Hal ini dapat dilakukan jika suatu unit bisnis sudah tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya karena terus merugi dan berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Universitas Sumatera Utara d. Strategi Likuidasi Merupakan strategi pengakuan dari suatu kegagalan. Bagaimana pun juga jika terus beroperasi akan mengalami kerugian terus menerus. Jadi, strategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan. Hal ini dilakukan jika perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya. Dengan menjual harta perusahaannya, maka pemegang saham dapat memperkecil kerugiannya.

2.3.3 Strategi Pemasaran Jasa

Dalam Fandy Tjiptono, 1997: 145 secara garis besar, strategi pemasaran jasa yang pokok berkaitan dengan tiga hal berikut: 1. Melakukan Diferensiasi kompetitif Perusahaan jasa dapat mendiferensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan, misalnya melalui simbol-simbol dan merek yang digunakan. Selain itu peusahaan dapat melakukan diferensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa melalui tiga aspek berikut : a. Orang people Perusahaan jasa dapat membedakan dirinya dengan cara merekrut dan melatih karyawan yang lebih mampu dan lebih dapat diandalkan. b. Likungan Fisik Physical Environment Perusahaan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih atraktif. c. Proses Process Perusahaan jasa dapat merancang proses penyampaian jasa yang superior, misalnya home banking yang di bentuk oleh bank tertentu. Universitas Sumatera Utara 2. Mengelola kualitas jasa Cara lain untuk melakukan diferensiasi adalah secara konsisten memberikan kualitas jasa yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini dapat tercapai dengan memenuhi atau bahkan melampaui kualitas jasa yang diharapkan oleh para pelanggan. 3. Mengelola Produktivitas Ada enam pendekatan yang diterapkan untuk meningkatkan produktivitas jasa yaitu: a. Penyedia jasa bekerja lebih keras atau dengan lebih cekatan daripada biasanya b. Meningkatkan kuantitas jasa dengan tidak mengurangi sebagian kualitasnya c. Mengindustrialisasikan jasa tersebut dengan menambah perlengkapan dan melakukan standarisasi produksi d. Mengurangi atau menggantikan kebutuhan terhadap suatu jasa tertentu dengan jalan menemukan suatu solusi berupa produk e. Merancang jasa yang lebih efektif f. Memberikan insentif kepada para pelanggan untuk melakukan sebagian tugas perusahaan.

2.3.4 Perumusan Strategi dengan Pendekatan Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats. Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Freddy Rangkuti, 2009: 18. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Gambar Diagram Analisis SWOT 3. Mendukung Strategi Trun Around 1. Mendukung Strategi Agresif 4. Mendukung Strategi Defensif 2. Mendukung Strategi Diversifikasi Sumber: Freddy Rangkuti, 2009: 19 Kuadran I: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan. Sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Growth Oriented Strategi Kuadran II: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi produk pasar Kuadran III: Perusahaan menghadapi peluang pasaryang sangat besar, tetapi dilain pihak ia menghadapi kendala internal. Kondisi bisnis pada kuadran ini mirip dengan Question Mark pada BCG Matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah kekuatan kelemahan Berbagai ancaman Berbagai Peluang Universitas Sumatera Utara meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran IV: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Sebelum melakukan perumusan strategi, maka peneliti mengadakan suatu kegiatan pengklasifikasian lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dalam Freddy Rangkuti, 2009: 22 disebutkan bahwa: 1. Analisis Lingkungan Eksternal Untuk mendapatkan data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan, seperti : a. Analisis pasar b. Analisis kompetitor c. Analisis komunitas d. Analisis pemasok e. Analisis pemerintah f. Analisis kelompok kepentingan tertentu.

4. Analisis Lingkungan Internal

Untuk mendapatkan data internal dapat diperoleh dari lingkungan didalam perusahaan, seperti : a. Laporan keuangan b. Laporan kegiatan sumber daya manusia jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji Universitas Sumatera Utara c. Laporan kegiatan operasional d. Laporan kegiatan pemasaran. 2.4 Peluang Usaha 2.4.1 Pengertian Peluang Usaha Peluang oppoturnities merupakan tren positif yang berada dilingkungan eksternal perusahaan, dan apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan, maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan. Ismail Solihin, 2012: 128

2.4.2 Peluang Usaha Cuci Sepeda Motor

Menurut Teguh Susanto, 2013: 21 ada beberapa peluang usaha jasa cuci sepeda motor secara keseluruhan, yaitu: 1. Kemudahan dalam persiapan usaha. Kemudahan dalam persiapan bisnis yang dimaksud adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk memulai bisnis ini sangat mudah dan tidak rumit. 2. Pengelolaan bisnis yang tidak rumit Usaha jasa cuci sepeda motor merupakan bisnis yang dapat dikelola secara sederhana dan memiliki administrasi yang tidak rumit. Karena bisnis jasa ini hanya memerlukan pencacatan pemasukan dan pengeluaran saja. Tidak perlu ada pencatatan stock barang dan lain-lain. Dengan menggunakan buku yang sederhana, maka sudah dapat mengontrol semua keuangan. 3. Mudah untuk membuka bisnis lain Bisnis cuci sepeda motor merupakan bisnis yang fleksibel dan membuka peluang bisnis sampingan yang mendukung keberadaan layanan cuci sepeda motor, seperti menjual kelengkapan motor, aksesoris motor, servis motor, dan rumah makan. Universitas Sumatera Utara 4. Tidak mengenal musim Tidak mengenal musim artinya di musim hujan atau dimusim kemarau bisnis jasa cuci sepeda motor akan tetap berjalan. Di musim hujan, kendaraan motor akan mudah kotor akibat lumour dan kubangan air. Sedangkan di musim kemarau, kotoran dan debu yang menempel mengakibatkan sepeda motor terlihat kotor dan perlu perawatan. 5. Membantu masyarakat dalam merawat sepeda motor Pemilik kendaraan bermotor mengharapkan kendaraannya selalu bersih, untuk mendapatkan hasil yang maksimal tentu saja harus memiliki fasilitas yang maksimal. Maka dari itu mencuci di tempat pencucian sepeda motor akan memudahkan masyarakat dalam merawat kendaraan bermotornya dengan tidak memakan waktu dan tenaga. 6. Mudah merekrut karyawan Dalam usaha jasa cuci sepeda motor tidak memerlukan karyawan yang memiliki kemampuan yang tinggi. Yang harus dimiliki karyawan hanyalah pengetahuan dan keterampilan tentang standar kebersihan kendaraan dan bagaimana cara membersihkannya. 7. Mudah dalam kegiatan operasional Dalam usaha jasa cuci sepeda motor, tidak diperlukan teori pemasaran yang kompleks. Karena pelanggan akan datang sendirinya sehingga hanya melakukan tugas sebagai penyedia jasa cuci sepeda motor. Yang harus dicermati hanya memberikan hasil yang melebihi harapan konsumen. 2.5 Pengembangan Usaha 2.5.1 Pengertian Pengembangan Usaha Pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari entitas usaha yang sudah ada sebelumnya. Ahmad Subagyo, 2008: 29 Universitas Sumatera Utara Pengembangan usaha sangat membutuhkan pandangan kedepan maksudnya adalah akan dijadikan apa usaha tersebut, motivasi dan kreativitas. Pengembangan usaha adalah memperbesar usaha yang semula kecil menjadi usaha menengah atau menjadi usaha besar. Pandji Anoraga, 2007: 66.

2.5.2 Jenis Pengembangan Usaha

Dalam Ahmad Subagyo, 2008: 29 Disebutkan bahwa ada dua jenis pengembangan usaha yaitu: 1. Pengembangan Vertikal Pengembangan Vertikal adalah perluasan usaha dengan cara membangun unit bisnis baru yang masih memiliki hubungan langsung dengan bisnis utamanya. 2. Pengembangan Horizontal Pengembangan Horizontal adalah pembangunan usaha baru yang bertujuan memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan keunggulan komparatif, yang secara line produk tidak memiliki hubungan dengan core bisnisnya.

2.5.3 Tahapan Pengembangan Usaha

Dalam Pandji Anoraga, 2007: 145 secara umum tahapan pengembangan usaha bagi usaha kecil dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahap 1: Identifikasi peluang Peluang perlu diidentifikasi dan dirinci. Untuk itu diperlukan data dan informasi. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber: a. Rencana perusahaan b. Saran dan usul menejemen usaha kecil c. Program pemerintah d. Hasil berbagai riset peluang usaha Universitas Sumatera Utara c. KADIN atau asosiasi usaha sejenis Tahap 2: Merumuskan alternatif usaha Setelah informasi terkumpul dan dianalisis, maka pimpinan usaha atau menejer usaha dapat merumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka. Tahap 3: Seleksi alternatif Alternatif yang banyak selanjutnya dipilih satu atau beberapa alternative yang terbaik prospektif. Untuk usaha yang prospektif dasar pemilihannya antara lain dapat menggunakan kriteria sebagai berikut: a. Ketersediaan pasar b. Risiko kegagalan c. Harga Tahap 4: Pelaksanaan alternatif terpilih Setelah penentuan alternatif terpilih, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan yang terpilih terebut. Tahap 5: Evaluasi Evaluasi dimaksudkan untuk memberikan koreksi dan perbaikan terhadap usaha yang dijalankan, disamping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan masukan bagi perbaikan pelaksanaan usaha selanjutnya.

2.5.4 Tipe Pengembangan Usaha

Menurut Humaizar, 2010: 57 bahwa ada tiga tipe pengembangan usaha yaitu: 1. Perluasan ke Hulu atau ke Hilir Arah pengembangan usaha disesuaikan dengan posisi usaha anda saat ini, jika usaha tersebut berada dihilir, maka pengembangannya kearah hulu. Universitas Sumatera Utara Kelebihan: pengembangan pada posisi ini lebih mudah, karena telah mengetahui pasar, sumber material, dan teknologi Kekurangan: jika terjadi permintaan produk pada bisnis ini melemah, maka tingkat penjualan akan menurun. 2. Diversifikasi Usaha Diversifikasi usaha adalah mengembangkan usaha keberbagai jenis usaha. Kelebihan: jika salah satu jenis usaha mengalami penurunan permintaan pasar rugi, maka usaha yang lain masih dapat menutupi kerugian. Kekurangan: pengembangan cara ini cukup sulit dilakukan karena harus mempelajari dari awal baik pasar, sumber material, ataupun teknologinya dan sebagainya. 3. Menjual Bisnis Franchise Arti dari menjual bisnis disini adalah menjual hak patennya. Ini dilakukan ketika usaha tersebut sudah memiliki hak paten atas produk atau jasa dan konsep pemasarannya.

2.6 Jenis Usaha Cuci Sepeda Motor

Dalam Teguh Sutanto, 2013: 38 Secara umum ada tiga jenis usaha pencucian sepeda motor yakni: 1. Cuci motor dengan peralatan minimal sederhana Jenis usaha cuci motor yang pertama adalah usaha cuci motor dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Peralatan yang digunakan biasanya hanya terdiri dari peralatan standar mencuci ditambah dengan alat penyemprot air. Universitas Sumatera Utara Karena hanya menggunakan alat yang minimal, maka proses pencucian kendaraan pun terbilang standar, yaitu sebagai berikut: a. Kendaraan disemprot menggunakan alat penyemprot air untuk menghilangkan atau merontokkan kotoran atau lumpur kering yang melekat. b. Kendaraan dicuci menggunakan sampo dan sabun c. Kendaraan dibilas kemudian dikeringkan dengan lap kanebo d. Kendaraan dipoles dengan bahan-bahan yang membuatnya lebih mengkilat. 2. Cuci motor dengan cuci salju menengah Jenis yang kedua adalah usaha usaha cuci motor kelas menengah, yaitu peralatan yang digunakan ditambah dengan peralatan cuci salju. Pada jenis usaha ini, proses penggunaan sampo kendaraan tidak lagi dilakukan secara manual, akan tetapi menggunakan alat yang disebut snow wash cuci salju. Alat ini berfungsi meratakan sampo keseluruh badan kendaraan. Gambar.2.2. Cuci sepeda motor salju sumber: info.liputan-berita.com Universitas Sumatera Utara 3. Cuci motor dengan menggunakan hidrolik lengkap Jenis usaha cuci motor yang ini adalah cucian yang menggunakan peralatan hidrolik, yaitu alat ungkit untuk menaikkan kendaraan hingga posisinya lebih tinggi dari lantai. Gambar.2.3 Hidrolik motor produksi PT. Sato Sara Semesta Sumber: http:www.satolift.com Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variable, sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif karena analisis data yang dilakukan tidak untuk menerima atau menolak hipotesis, melainkan dengan meneliti lebih dalam tentang gejala yang dialami. I Made Wirartha, 2006: 154 Dan data yang diperoleh bukanlah berbentuk angka-angka atau nominal melainkan berupa kata-kata yang disusun dalam sebuah laporan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah sebuah usaha cuci sepeda motor yang beralamat di Jalan Saudara No.40 Padang Bulan Kelurahan Beringin. 3.3 Defenisi Konsep Konsep pada penelitian ini adalah strategi bisnis. Dalam Pandji Anoraga, 1997: 338, Strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tidakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu. Universitas Sumatera Utara