Pengertian Pendidikan Jalur Pendidikan

20

B. Kajian Teori Jenjang Pendidikan Orang Tua

1. Pengertian Pendidikan

Menurut Fuad Ihsan 2008: 5, pendidikan dapat diartikan sebagai: a. Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan; b. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya; c. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat; d. Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju kedewasaan. Di dalam UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 memuat bahwa pendidikan adalah: “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Sutan Syahmiar 1991: 18 menyebutkan bahwa konsep pendidikan yang menyatukan semua kegiatan pendidikan, baik yang terjadi dalam sekolah maupun yang terjadi di luar sekolah dalam keluarga dan masyarakat, secara terpadu yang berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini oleh Unesco terkenal dengan pendidikan seumur hidup terpadu life long integrated education. Sutan Syahmiar 1991: 18 juga menyebutkan bahwa terdapat dua pengertian esensial yang dikandung oleh konsep itu yaitu 1 pendidikan berlangsung sepanjang hidup 21 manusia, dan 2 pendidikan merupakan kegiatan terpadu antara kegiatan pendidikan dalam sekolah maupun luar sekolah.

2. Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan. Penjelasan dari ketiga jalur pendidikan tersebut sebagai berikut. a. Pendidikan Formal Dalam UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan berisi “Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.” Menurut Fuad Ihsan 2008: 22 “Jenjang atau tingkat pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan, yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran”. Menurut Saleh Marzuki 2012: 137 pendidikan formal adalah proses belajar yang terjadi secara hierarkis, terstruktur, berjenjang, termasuk studi akademik secara umum, beragam program lembaga pendidikan dengan waktu penuh, pelatihan teknis dan professional. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Selain jenjang pendidikan tersebut, terdapat pendidikan pra sekolah yang tidak merupakan prasyarat untuk memasuki 22 pendidikan dasar. Berikut penjelasan dari masing-masing jenjang pendidikan di Indonesia. 1 Pendidikan dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 tahun pertama masa sekolah. Sembilan tahun masa sekolah ini terdiri dari 6 tahun di Sekolah Dasar SD atau Madrasah Ibtidaiyah MI atau jenjang pendidikan lain yang sederajat. Kemudian di lanjutkan 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama SMP atau Madrasah Tsanawiyah MTs atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan dasar merupakan syarat pendidikan yang harus di tempuh untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya yaitu Pendidikan Menengah. Menurut Fuad Ihsan 2008: 22, pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakan penddikan yang memberikan bekal dasar bagi perkembangan kehidupan, baik untuk pribadi maupun masyarakat. 2 Pendidikan Menengah Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Bentuk-bentuk pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat. 23 Pendidikan menengah merupakan syarat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yakni Pendidikan Tinggi. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi Fuad Ihsan, 2008: 23. 3 Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. b. Pendidikan Nonformal Dalam UU No 20 tentang sisdiknas pasal 26, pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, danatau pelengkap pendidikan formal. Pendidikan nonformal berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaskaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. 24 Menurut Saleh Marzuki 2012: 137 di dalam pendidikan nonformal, proses belajar terjadi secara terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, danatau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. c. Pendidikan Informal Di dalam Undang-undang no 20 tentang sisdiknas pasal 27 memuat kegiatan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Sedangkan menurut Saleh Marzuki 2012: 137, pendidikan informal adalah proses belajar sepanjang hayat yang terjadi pada setiap individu dalam memperoleh nilai-nilai, sikap, keterampilan dan pengetahuan melalui pengalaman sehari-hari atau pengaruh pendidikan dan sumber-sumber lain di sekitar lingkungannya. Hampir semua bagian prosesnya relatif tidak terorganisasikan dan tidak sistematik. 25 Menurut Faisal 1981 dalam Suprijanto 2007: 8 ciri-ciri pendidikan informal antara lain sama sekali tidak terorganisasi, tidak berjenjang kronologis, tidak ada ijazah, tidak diadakan dengan maksud menyelenggarakan pendidikan, lebih merupakan hasil pengalaman belajar individual-mandiri. Contoh: pendidikan sebagai akibat dari fungsi keluarga, media masa, acara keagamaan, pertunjukan seni, hiburan, kampanye, partisipasi dalam organisasi, dan lain-lain. Jadi, pada penelitian ini, jenjang pendidikan orang tua yang dimaksud atau variabel yang akan diteliti adalah pendidikan formal terakhir yang telah ditempuh oleh orang tua dari anak kelompok A TK Negeri 2 Sleman baik ayah maupun ibu.

C. Kajian Teori Kedisiplinan Anak Usia Dini

Dokumen yang terkait

Pola Asuh Orang Tua Anak Korban Perceraian Dampingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPAID-SU)

6 100 113

TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak Tk Di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta Tahun 2015/2016.

0 3 10

TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN LINGUISTIK ANAK KELOMPOK A Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Linguistik Anak Kelompok A Di TK Aisyiyah Basin 3 Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 10

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak Di Sekolah Kelompok A TK Islam Orbit 2 Praon Nusukan Surakarta Tahun Pelajaran

0 4 15

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak Di Sekolah Kelompok A TK Islam Orbit 2 Praon Nusukan Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 13

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN ANAK DI TK AHMAD DAHLAN LAWEYAN SURAKARTA Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dan Kedisiplinan Anak Di TK Ahmad Dahlan Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 3 15

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK DENGAN KEDISIPLINAN ANAK PADA KELOMPOK A HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK DENGAN KEDISIPLINAN ANAK PADA KELOMPOK A DI TK AL ISLAM 14 MIPITAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 17

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Prestasi Belajar.

0 2 17

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA

0 0 10

28 pola asuh orang tua dalam melatih kemandirian anak usia balita

0 2 13