Macam-macam Pola Asuh Orang Tua

11 memperkenalkan pada aturan dan norma yang berlaku dan mendekatkan anak dengan keluarga. Hubungan orang tua dan anak mempengaruhi perkembangan moral anak Santrock, 2007: 133. Selanjutnya Kohn dalam Casmini, 2007: 47 menjelaskan bahwa pengasuhan merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman dan pemberian perhatian, serta tanggapan terhadap perilaku anak. Pemberian bantuan dari orang tua kepada anak akan tercermin dari pola asuh yang diberikan kepada anak. Sejalan dengan pendapat di atas Tri Marsiyanti Farida Harahap 2000: 51 menjelaskan bahwa pola asuh adalah ciri khas dari gaya. pendidikan, pembinaan, pengawasan, sikap, hubungan dan sebagainya yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya. Pola asuh orang tua akan mempengaruhi perkembangan anak mulai dari kecil sampai dewasa. Berdasarkan beberapa pendapat dan teori dari para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah pola perilaku orang tua yang diterapkan kepada anak yang bertujuan untuk mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk menuju kedewasaan. Pola asuh ini akan berbeda-beda antara orang tua yang satu dengan orang tua yang lain.

2. Macam-macam Pola Asuh Orang Tua

Terdapat beberapa macam-macam pola asuh orang tua. Pola asuh orang tua juga memiliki dimensi sesuai pandangan Diana Baumrind Al. Tridhonanto, 2014: 5-10, dimensi tersebut dibagi menjadi dua yaitu dimensi kontrol dan dimensi kehangatan. 12 Berikut penjelasan mengenai dimensi-dimensi pola asuh orang tua: a. Dimensi kontrol Dimensi kontrol memiliki 5 aspek yaitu 1 Pembatasan Restrictiveness Pembatasan yang dilakukan orang tua agar anak tidak melakukan suatu hal yang tidak diinginkan orang tua. Adanya pembatasan yang dilakukan, orang tua tidak memberikan alasan dengan jelas mengapa hal tersebut tidak boleh dilakukan, sehingga anak menilainya sebagai penolakan dari orang tua. 2 Tuntutan Demandingeness Tuntutan yang dilakukan orang tua, agar anak bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai anak, perilaku sesuai dengan norma dan lain sebagainya. Hal ini tergantung pada masing-masing orang tua dalam menjaga dan mengawasi anak. 3 Sikap ketat Strictness Sikap ketat ini dilakukan agar anak melakukan tuntutan yang telah diberikan, agar anak tidak membantah dan tidak keberatan melakukannya. Orang tua sangat tegas dan ketat dalam mengawasi anak. 4 Campur tangan Intrusiveness Campur tangan orang tua menyababkan anak kurang memiliki kesempatan mengembangkan diri sehingga anak memiliki perasaan tidak berdaya karena setiap kegiatan dan rencana yang akan dilakukan orang tua andil didalamnya. 5 Kekerasaan yang sewenang-wenang Arbitrary exercise of power Orang tua menggunakan kekuasaannya untuk melakukan hal yang diinginkan seperti menghukum anak jika perbuatan yang dilakukan tidak sesuai 13 harapan. Akibatnya anak kurang bisa bergaul dengan teman sebaya, kurang mandiri, dan menarik diri. b. Dimensi kehangatan Dimensi kehangatan ini berkaitan dengan suasanya yang menyenangkan dalam keluarga, mencakup beberapa aspek yaitu: 1 Perhatian orang tua terhadap kesejaheraan anak. 2 Responsivitas orang tua terhadap kebutuhan anak. 3 Meluangkan waktu bersama anak. 4 Menunjukkan rasa antusias atas tingkah laku yang diperlihatkan anak. 5 Peka terhadap kebutuhan emosi anak. Pada dasarnya, pendekatan yang digunakan Diana Baumrind dalam Casmini, 2007: 49, dalam teorinya tentang pola asuh orang tua meliputi dua hal, yaitu penerimaan orang tua parental responsiveness dan tuntutan orang tua parental demandingness. Penerimaan orang tua adalah seberapa jauh orang tua merespon kebutuhan anak dengan cara yang bersifat menerima dan mendukung. Sedangkan tuntutan orang tua adalah seberapa jauh orang tua mengharapkan dan menuntut tingkah laku bertanggung jawab anaknya. Tentu gaya pengasuhan orang tua sangat bervariasi. Ada orang tua yang hangat dan menerima anaknya, ada yang tidak merespon dan menolak anak, ada yang menuntut hal terbaik dari anaknya, dan ada orang tua yang membiarkan dan tidak menuntut apa-apa dari anaknya Di bawah ini, gaya pengasuhan menurut Braumind dalam Casmini, 2007: 50 yang dikombinasi dengan dua dimensi pola asuh orang tua. 14 a. Pola asuh demokrasi Authorritative pola pengasuhan dengan orang tua yang tinggi tuntutan demandingness dan tanggapan responsiveness. Ciri dari pengasuhan authoritative menurut Baumrind Casmini, 2007: 50 yaitu 1 bersikap hangat namun tegas, 2 mengatur standar agar dapat melaksanakannya dan memberi harapan yang konsisten terhadap kebutuhan dan kemampuan anak, 3 memberi kesempatan anak untuk berkembang otonomi dan mampu mengarahkan diri, namun anak harus memiliki tanggung jawab terhadap tingkah lakunya, dan 4 menghadapi anak secara rasional, orientasi pada masalah-masalah memberi dorongan dalam diskusi keluarga dan menjelaskan disiplin yang mereka berikan. b. Pola asuh otoriter Authoritarian, yaitu pola pengasuhan dengan orang tua yang tinggi tuntutan demandingness namun rendah tanggapan responsiveness. Ciri pengasuhan authoritarian menurut Baumrind Casmini, 2007: 51 yaitu 1 memberi nilai tinggi pada kepatuhan dan dipenuhi permintaannya, 2 cenderung lebih suka menghukum, bersifat absolut dan penuh disiplin, 3 orang tua meminta anaknya harus menerima segala sesuatu tanpa pertanyaan, 4 aturan dan standar yang tetap diberikan oleh orang tua dan 5 mereka tidak mendorong tingkah laku anak secara bebas dan membatasi anak. c. Pola asuh permissive, yaitu pola pengasuhan dengan orang tua yang rendah pada tuntutan demandingness namun tinggi pada tanggapan responsiveness. Ciri dari pengasuhan permissive atau indulgent menurut Baumrind Casmini, 2007: 50 yaitu 1 sangat menerima anaknya dan lebih pasif dalam persoalan disiplin, 2 sangat sedikit menuntut anak-anaknya, 3 memberi kebebasan kepada anaknya untuk bertindak tanpa batasan, dan 4 15 lebih senang menganggap diri mereka sebagai pusat bagi anak-anaknya, tidak peduli anaknya menganggap atau tidak. Berikut ini merupakan skema gaya mengasuhan orang tua menurut Baumrind. Tabel. 1 Skema Pengasuhan Orang Tua Model Baumrind AcceptanceResponsive High Low Demandingnesscontrol High Authorritative Authoritarian Low Permissive Uninvolved Drew Edwards 2006: 48 membagi pola asuh menjadi tiga macam yaitu: a. Pola asuh demokratis Pola asuh demokratis adalah orang tua yang sadar antara hak dan kewajiban anak. Orang tua demokratis mendidik anak dengan menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, sehingga anak memiliki suara agar pendapatnya didengar oleh orang tua. b. Pola asuh otoriter Pola asuh otoriter adalah cara mendidik anak agar anak menurut dan melaksanakan tugas ataupun perintah yang dikatakan orang tua. Pola asuh ini cenderung mengekang anak untuk mengikuti apa yang diperintah oleh orang tua. c. Pola asuh permisif Pola asuh permisif adalah orang tua yang tidak memiliki tuntutan maupun batasan kepada anak. Anak tidak ditegur maupun dinasehati, semua yang dilakukan anak tidak di respon oleh orang tua. 16 Senada dengan pendapat di atas, Sugihartono dkk 2007: 31 juga merumuskan tiga macam pola asuh orang tua, sebagai berikut: a. Pola asuh otoriter Pola asuh otoriter disini adalah suatu bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orang tua agar si anak tersebut taat dan patuh pada apa yang dikatakan orang tua. Pada pola asuh otoriter ini orang tua bersikap tegas, jika anak melakukan kesalahan langsung dihukum dan mengekang keinginan anak. Pola asuh otoriter ini anak tidak dapat mengembangkan kreatifitasnya. b. Pola asuh permissif Pola asuh permissif disini merupakan suatu bentuk pola asuh dimana orang tua memberi kebebasan kepada anak untuk mengatur dirinya sendiri tetapi anak tidak dituntut tanggung jawab dan orang tua disini tidak banyak mengontrol tingkah laku anak. Dapat dikatakan orang tua tidak tahu bagaimana pergaulan si anak dengan teman-temannya. c. Pola asuh demokratis Pola asuh demokratis disini adalah suatu bentuk pola asuh orang tua yang didalam pola asuh tersebut ada hak serta kewajiban dari orang tua dan anak itu sendiri dimana didalamnya orang tua dan anak saling melengkapi satu sama lain. Anak diajarkan untuk bertanggung jawab sehingga orang tua dapat memberi kebebasan dan kepercayaan kepada anak. Selain beberapa teori dan pendapat diatas, Tri Marsiyanti Farida Harahap 2000: 51- 52 juga mengemukakan 3 tipe pola asuh orang tua yaitu 17 authoritarian parental style, democraticauthoritative parental style, dan permisive parental style. Berikut ini penjelasan ketiga tipe pola asuh tersebut. a. Authoritarian Parental Style Pola asuh ini menitik-beratkan pada disiplin penuh. Orang tua memegang penuh aturan-aturan dalam keluarga. Pengawasan terhadap anak dilakukan dengan ketat dan bersifat membatasi. Jika anak melakukan kesalahan maka orang tua akan menghukum anak atau tindakan menggunakan hukuman fisik dan mencabut hak-hak anak. Dampak pola asuh yang berlebihan akan membuat anak bersikap acuh, pasif, kurang berinisiatif dan kurang kreativitas. b. Democratic Authoritative Parental Style Pola asuh ini menitik-beratkan pada tujuan dan menjadikan anak bersikap individualis. Orang tua yang demokratis biasanya penuh pertimbangan, lebih sabar, dan mencoba memahami perilaku anaknya. Pengawasan dilakukan secara tegas tetapi tidak membatasi dan terkontrol. Orang tua juga melibatkan anak- anak untuk pengambilan keputusan yang menyangkut keluarga. Hubungan anak dan orang tua cenderung penuh kehangatan. c. Permissive Parental Style Pola asuh ini memberikan kebebasan pada anak. Hubungan antara anak dan orang tua hangat, tetapi kontrol orang tua sedikit. Orang tua menerima semua perilaku anak dan jarang memberi hukuman. Orang tua kurang memberi batasan pada perilaku anak dan hati-hati dalam mengambil tindakan yang tegas pada anak. 18 Bjorklund Bjorklund, Crooks Stein dalam Conny, 1998: 205- 207 menjelaskan bahwa terdapat tiga pola asuh orang dalam keluarga, yaitu: a. Otoriter authoritarian Orang tua bersikap ketat kepada anak dan sepihak. Orang tua menuntut ketaatan penuh kepada anak tanpa memberi kesempatan untuk berbicara. Orang tua sangat dominan dalam mengawasi dan suka menghukum. Anak yang dibesarakan dalam keluarga otoriter cenderung kurang memperlihatkan rasa ingin tahu dan emosi-emosi yang positif serta cenderung kurang bisa bergaul. b. Permisif permissive Orang tua tidak menuntut tanggung jawab pada anak dan kurang memberikan kontrol, orang tua sedikit memberikan masukan pada anak. Jika anak berbuat salah orang tua hanya membiarkan tanpa menghukum atau menasehati. Anak yang dibesarkan dalam keluarga ini menunjukkan kecenderungan perilaku yang tidak matang, bersifat impulsif dan tergantung pada orang lain, dan harga diri yang rendah. c. Demokratis Orang tua dalam pola asuh ini menuntut anak untuk mematuhi peraturan, tetapi melalui pemahaman bukan dengan paksaan. Orang tua menyampaikan peraturan disertai penjelasan yang dimengerti anak. Anak diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Dengan begitu anak merasa bahwa pandangannya memiliki bobot tertentu dalam peraturan yang ditetapkan. Anak yang dibesarkan dalam keluarga ini cenderung memperlihatkan kemampuan 19 penyesuaian diri yang baik, lebih mandiri, memiliki rasa kendali yang kuat dan memiliki banyak teman. Berdasarkan definisi di atas, dapat diketahui bahwa terdapat tiga macam pola asuh yaitu demokratis, otoriter, dan permisif. Ketiga macam pola asuh tersebut yang akan diteliti dalam penelitian ini.

3. Tujuan dan Fungsi Pola Asuh Orang Tua

Dokumen yang terkait

Pola Asuh Orang Tua Anak Korban Perceraian Dampingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPAID-SU)

6 100 113

TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak Tk Di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta Tahun 2015/2016.

0 3 10

TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN LINGUISTIK ANAK KELOMPOK A Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Linguistik Anak Kelompok A Di TK Aisyiyah Basin 3 Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 10

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak Di Sekolah Kelompok A TK Islam Orbit 2 Praon Nusukan Surakarta Tahun Pelajaran

0 4 15

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Anak Di Sekolah Kelompok A TK Islam Orbit 2 Praon Nusukan Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 3 13

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN ANAK DI TK AHMAD DAHLAN LAWEYAN SURAKARTA Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dan Kedisiplinan Anak Di TK Ahmad Dahlan Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 3 15

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK DENGAN KEDISIPLINAN ANAK PADA KELOMPOK A HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORANG TUA-ANAK DENGAN KEDISIPLINAN ANAK PADA KELOMPOK A DI TK AL ISLAM 14 MIPITAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 17

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Prestasi Belajar.

0 2 17

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA

0 0 10

28 pola asuh orang tua dalam melatih kemandirian anak usia balita

0 2 13