25 Menurut Faisal 1981 dalam Suprijanto 2007: 8 ciri-ciri pendidikan
informal antara lain sama sekali tidak terorganisasi, tidak berjenjang kronologis, tidak ada ijazah, tidak diadakan dengan maksud menyelenggarakan pendidikan,
lebih merupakan hasil pengalaman belajar individual-mandiri. Contoh: pendidikan sebagai akibat dari fungsi keluarga, media masa, acara keagamaan, pertunjukan
seni, hiburan, kampanye, partisipasi dalam organisasi, dan lain-lain. Jadi, pada penelitian ini, jenjang pendidikan orang tua yang dimaksud atau
variabel yang akan diteliti adalah pendidikan formal terakhir yang telah ditempuh oleh orang tua dari anak kelompok A TK Negeri 2 Sleman baik ayah maupun ibu.
C. Kajian Teori Kedisiplinan Anak Usia Dini
1. Pengertian Kedisiplinan Anak Usia Dini
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Secara etimologi, kata disiplin berasal dari bahasa Latin, yaitu disciplina dan discipulus yang berarti perintah dan
murid. Jadi, disiplin adalah perintah yang diberikan oleh orangtua kepada anak atau guru kepada murid Novan Ardy Wiyani, 2013: 41. Perintah tersebut
diberikan kepada anak atau murid agar ia melakukan apa yang diinginkan oleh orangtua dan guru. Senada dengan Novan Ardy, Mohamad Mustari 2014: 35
menyebutkan bahwa disiplin merujuk pada instruksi sistematis yang diberikan kepada murid disciple. Tabrani Rusyan 2003: 73 berpendapat bahwa disiplin
merupakan ketaatan atau kepatuhan, yaitu ketaatan seseorang terhadap tata tertib atau kaidah hidup lainnya.
Sedangkan, Marijan 2012:73 menyebutkan bahwa bahasa aslinya discipline: Inggris berarti ketertiban. Ketertiban sangat terkait antara perilaku
seseorang dengan aturanahokumadat kebiasaan masyarakat dimana perillaku
26 seseorang itu berlangsung. Jika perilaku tersebut sesuai dan disetujui masyarakat
maka dianggap disiplin. Sebaliknya apabila perilaku tersebut bertentangan dengan adatkebiasaan maka dikatakan tidak disiplin. Disiplin ialah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan M. Fadlillah Lilif M. Khorida, 2013: 192. Selain itu, menurut Riberu, 1987 dalam
Maria J. Wantah, 2005: 139 disiplin diartikan sebagai penataan perilaku sesuai dengan ajaran yang dianut.
Menurut Webster’s New World Dictionary dalam Novan Ardy Wiyani
2013: 41 mendefinisikan disiplin sebagai latihan untuk mengendalikan diri, karakter dan keadaan secara tertib serta efisien. Sementara dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dalam Novan Ardy Wiyani 2013: 41 terdapat tiga arti disiplin yaitu tata tertib, ketaatan, dan bidang studi. Tata tertib merupakan peraturan yang
harus ditaati. Jika ada yang tidak menaatinya, si pelanggar akan mendapatkan hukuman. Oleh sebab itu, orang pada umumnya sering mengaitkan antara disiplin
dengan peraturan dan hukuman. Menurut Novan Ardy Wiyani 2013: 42 pada hakikatnya kedisiplinan
anak usia dini adalah suatu pengendalian diri terhadap perilaku anak usia 0 – 6
tahun dalam berperilaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dapat berupa tatanan nilai, norma, dan tata tertib di rumah maupun di sekolah. Jadi, secara
sederhana kedisiplinan anak usia dini pada dasarnya adalah sikap taat dan patuh terhadap aturan yang berlaku. Baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat yang
dilakukan oleh anak usia 0 – 6 tahun. Peraturan yang harus patuhi oleh anak
dibuat secara fleksibel, tetapi tegas. Dengan kata lain, peraturan menyesuaikan
27 dengan kondisi perkembangan anak serta dilaksanakan dengan penuh ketegasan.
Apabila ada anak yang melanggar, harus menerima konsekuensi yang telah disepakati M. Fadlillah Lilif M. Khorida, 2013: 192.
Dari sisi psikopedagogik, disiplin sangat penting bahkan merupakan keharusan bagi pertumbuhan anak Maria J. Wantah, 2005: 143. Tumbuh
kembang anak tidak hanya secara fisiologis, tetapi juga secara mental dan sosial. Dini 1996: 4 menyebutkan bahwa penanaman disiplin yang tepat akan
menghasilkan terbentuknya perilaku moral yang positif bagi anak. Hal tersebut menyebabkan anak dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
di lingkungan sosialnya dan sebagai hasilnya keberadaannya diterima dengan baik oleh lingkunannya. Dengan kata lain, anak tersebut dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan akan membuatnya menjadi bahagia. Secara psikososial, tiap anak memiliki kebutuhan dasar yang dapat
dilayani melalui disiplin. Bahkan dapat dikatakan bahwa disiplin sesungguhnya adalah kebutuhan intrinsik dan ekstrinsik bagi perkembangan anak Maria J.
Wantah, 2005: 143. Kebutuhan intrinsik artinya melalui disiplin anak dapat berfikir, menata, dan menentukan sendiri tingkah laku sosialnya sesuai dengan
tata tertib dan kaedah-kaedah tingkah laku dalam masyarakat. Kebutuhan ekstrinsik artinya dalam kehidupannya anak selalu akan cenderung bertanya dan
meminta petunjuk tentang arah tingkah lakunya. Disinilah disiplin berfungsi memberi penerangan agar tingkah laku anak tidak menyimpang dan menimbulkan
suasana hidup yang tidak menyenangkan bagi anak.
28 Menurut Novan Ardy Wiyani 2013: 42 pada dasarnya ada dua hal yang
dibentuk oleh orangtua dan guru PAUD terkait karakter disiplin bagi anak usia dini, yaitu mendidik anak untuk berperilaku yang baik dan mendidik anak untuk
menjauhi perilaku yang buruk. Jadi, tujuan yang hendak dicapai dari pembentukan karakter disiplin bagi anak usia dini adalah membentuk anak berperilaku baik dan
berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku. Pembentukan kedisiplinan anak sejak dini pada semua aspek kehidupannya penting untuk diperhatikan oleh
orangtua dan guru. Mendidik kedisiplinan pada anak merupakan proses yang dilakukan oleh orangtua dan guru sepanjang waktu. Oleh karena itu, disiplin harus
dilakukan secara kontinu dan istiqamah. Disiplin yang dilakukan secara kontinu dan istiqamah akan membentuk suatu kebiasaan sehingga seorang individu akan
dengan mudah untuk melakukannya.
2. Unsur-unsur Kedisiplinan Anak Usia Dini