Hakikat Membaca Landasan Teoretis

skimming dan scanning. Kebaharuan dalam penelitian ini terletak pada teknik yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat yang masih jarang dilakukan oleh para peneliti. Teknik skimming dan scanning ini sangat tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Rembang. Penelitian ini mempunyai kedudukan sebagai pelengkap bagi penelitian yang sudah ada. Hal ini dikarenakan penelitian ini dapat melengkapi penelitian- penelitian tentang membaca cepat yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan untuk mengembangkan teori pembelajaran membaca.

2.2 Landasan Teoretis

Dalam landasan teoretis ini dipaparkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli dari berbagai sumber berbeda yang dapat dijadikan pendukung penelitian. Landasan teori tersebut terdiri atas hakikat membaca, membaca cepat, tujuan membaca cepat, hambatan membaca cepat, teknik membaca cepat, pembelajaran membaca cepat wacana berbahasa Jawa, teknik skimming, dan teknik scanning. Teori tersebut akan diuraikan secara terperinci sebagai berikut.

2.2.1 Hakikat Membaca

Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan membaca sangat penting untuk dikuasai seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membaca kita dapat memperoleh informasi kata-kata ataupun bahasa tulis. Membaca bukan sekedar melihat dengan indra penglihatan serangkaian kalimat yang tercantum pada bahan bacaan, tetapi membaca juga merupakan kegiatan berfikir yang dilakukan secara penuh perhatian untuk memahami bacaan. Dilihat dari segi linguistik, membaca merupakan suatu proses penyandian kembali dan proses pembacaan sandi. Sebuah aspek pembacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna Anderson dalam Tarigan 1994:7 Dalam membaca tidak hanya melafalkan kata-kata tulis akan tetapi mencoba untuk memperoleh makna dan berusaha menemukan informasi yang dikemukakan oleh pengarang. Hudgson dalam Tarigan 1994:7 berpendapat bahwa membaca merupakan suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlibat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Jika hal tersebut tidak terpenuhi pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami dan proses membaca itu tidak terlaksana. Seseorang yang sedang membaca berarti ia sedang melakukan suatu kegiatan dalam bentuk berkomunikasi dengan diri sendiri melalui lambang tertulis. Artinya bahwa pengetahuan seseorang juga dapat mempengaruhi makna bacaan yang telah dibaca. Dengan pengetahuan yang berbeda dalam menafsirkan kata-kata tulis maka makna bacaanpun dapat berubah-ubah. Oleh sebab itu, saat membaca dibutuhkan konsentrasi untuk dapat memahami bacaan. Membaca menjadi kebutuhan seseorang dalam era globalisasi seperti sekarang ini yang menuntut agar seseorang dapat mengikuti informasi dan tidak ketinggalan zaman. Pada dasarnya membaca tidak hanya digunakan untuk memperoleh informasi, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan dan menambah perbendaharaan kosakata yang dimiliki seseorang. Selain itu, membaca digunakan juga untuk menemukan sesuatu berdasarkan pada bahan bacaan yang dibaca. Apabila bahan bacaan berbeda tujuan seseorang membacapun pasti berbeda tergantung pada niat dan sikap dari si pembaca. Menurut Anderson dalam Tarigan 1994:9-10 ada beberapa tujuan seseorang membaca yaitu: 1 membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta- fakta reading for details or facts, 2 membaca untuk memperoleh ide-ide utama reading for main ideas, 3 membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita reading for sequence or organization, 4 membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi reading for inference, 5 membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan reading to classify, 6 membaca untuk menilai atau membaca mengevaluasi reading to evaluate, dan 7 membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan reading to compare or contrast. Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya baik yang bersifat mekanis maupun yang bersifat pemahaman Broughton dalam Tarigan 1994:11- 17. Keterampilan yang bersifat mekanis mechanical skills merupakan keterampilan awal dalam membaca, keterampilan ini biasanya dilatihkan pada anak ketika mulai belajar membaca. Aspek ini mencakup pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik seperti fonem, kata, frase, kalimat, dan sebagainya, pengenalan pola ejaan dan bunyi atau kemampuan menyuarakan lambang-lambang tertulis, dan kemampuan membaca bertaraf rendah dan lamban. Keterampilan yang bersifat pemahaman comprehension skills diajarkan pada seseorang yang telah menguasai keterampilan yang bersifat mekanis. Setelah dapat melafalkan huruf, pembaca selanjutnya memahami makna dari apa yang telah dilafalkan. Aspek ini mencakup pemahaman pengertian sederhana leksikal, gramatikal, retorikal, memahami signifikasi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang, relevansikeadaan. kebudayaan, dan reaksi pembaca, evaluasi atau penilaian meliputi isi dan bentuk, dan kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan dan keperluan. Kedua aspek dalam membaca tersebut sangat menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam membaca. Ketika dapat menguasai aspek tersebut maka akan mudah memahami bacaan secara tepat. Untuk dapat menguasai keterampilan mekanis, seseorang harus membaca dengan bersuara dan untuk keterampilan pemahaman maka yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati. Jenis membaca ini menurut Tarigan 1994:22-29 di dasarkan pada ada tidaknya suara si pembaca. Membaca nyaring atau membaca bersuara adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun membaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Orang yang membaca nyaring pertama- tama haruslah mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Membaca nyaring yang baik menuntut agar si pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh karena harus melihat pada bagian bacaan untuk memelihara kontak mata pendengar. Membaca dalam hati hanya mempergunakan ingatan visual visual memory, yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan utama membaca dalah hati adalah untuk memperoleh informasi. Secara garis besarnya membaca dalam hati dibagi menjadi dua, yaitu membaca ekstensif dan membaca intensif. Apabila ditinjau menurut maksudnya, membaca dibagi menjadi lima yaitu membaca teknik, membaca emosional, membaca kritis, membaca bahasa, dan membaca cepat Suyitno, 1986:91-92.

2.2.2 Membaca Cepat

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24