Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi bagi setiap orang. Dengan bahasa seseorang dapat menyerap informasi dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam proses interaksi diperlukan keterampilan berbahasa yang baik supaya komunikasi berjalan lancar. Bagi setiap orang, keterampilan berbahasa menjadi suatu hal yang penting termasuk bagi para siswa ketika mereka mengikuti pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan Salah satu pembelajaran bahasa yang diajarkan di sekolah adalah pembelajaran bahasa Jawa. Dengan adanya Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah tahun 2005, pembelajaran bahasa Jawa wajib dilaksanakan oleh semua jenjang sekolah di Provinsi Jawa Tengah. Dalam pembelajaran bahasa Jawa ada empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan keterpaduan antara satu dengan yang lain. Salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai oleh siswa adalah keterampilan membaca karena sebagai bekal untuk dapat mengikuti proses pembelajaran bahasa Jawa di sekolah. Keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan membacanya. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca perlu untuk diajarkan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. 1 Pembelajaran membaca pada dasarnya bertujuan supaya siswa mampu menangkap dan memahami informasi-informasi yang disampaikan melalui media tulis. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini berbagi informasi disampaikan melalui berbagai media seperti internet, koran, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Hal ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan membaca dengan cepat serta pemahaman yang cepat pula dalam mengakses informasi-informasi tersebut. Kemampuan membaca cepat diperlukan siswa untuk mempermudah memahami isi bacaan. Dengan membaca cepat, siswa dapat menemukan isi bacaaan dengan cepat pula. Kecepatan membaca harus diimbangi dengan kecepatan memahami isi bacaan. Siswa yang memiliki kemampuan membaca cepat akan tetapi kecepatan pemahamannya kurang tentu akan berpengaruh pada keefetifan membacanya. Kecepatan membaca siswa sangat tergantung pada ketertarikan terhadap bacaan yang akan dipahami. Dengan bahan bacaan yang menarik, siswa akan termotivasi untuk membaca cepat dan memahami isi bacaan. Membaca cepat sangat berguna bagi siswa untuk mempelajari suatu ilmu yang akan dipahami. Jika kecepatan membaca siswa kurang maksimal akan menghambat proses pembelajarannya. Menurut Nurhadi 2005:13 ada 2 faktor yang menyebabkan kecepatan membaca seseorang kurang maksimal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pertama, faktor internal yaitu meliputi intelegensi IQ, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya. Kedua, faktor eksternal yaitu dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan sederhana-berat, mudah-sulit, faktor lingkungan, atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca. Selain itu, kurang tepatnya penggunaan metode dan pendekatan juga menyebabkan kurang maksimalnya kemampuan membaca cepat siswa di sekolah. Alokasi waktu dalam pembelajaran bahasa Jawa di sekolah juga sangat minim yaitu dua jam pelajaran dalam seminggu. Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan guru hanya memberikan pelatihan-pelatihan dengan membaca bacaan-bacaan pendek yang terdapat dalam buku paket. Rendahnya pemahaman guru terhadap teknik-teknik untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat juga akan berpengaruh terhadap kecepatan membaca siswa. Demikian juga halnya yang terjadi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Rembang. Berdasarkan wawancara dan data dokumentasi yang dimiliki guru bahasa Jawa, dapat diketahui bahwa tingkat kecepatan dan pemahaman siswa dalam membaca masih kurang maksimal. Kecepatan membaca siswa masih kurang yaitu berkisar 120-180 kata per menit kpm, demikian pula dengan pemahaman bacaan hanya mampu memahami sebesar 60. Kecepatan efektif membaca untuk klasifikasi pembaca adalah SD 140 kpm, SMP 140-175 kpm, SMA 175-245 kpm, PT 245-280 kpm Soedarso 2002:75. Dengan mengacu pada teori tersebut kecepatan membaca siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Rembang masih di bawah standar kecepatan membaca tingkat SMA. Di samping itu, berdasarkan wawancara dengan siswa pada umumnya mereka kurang termotivasi untuk membaca cepat. Rendahnya kemampuan siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Rembang dalam membaca cepat ini juga disebabkan penggunaan metode yang kurang bervariasi. Guru hanya menggunakan metode ceramah serta tidak menerapkan teknik-teknik khusus dalam pembelajaran membaca cepat, sehingga siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan apa yang dijelaskan guru tanpa adanya suatu latihan ataupun praktek membaca. Keadaan seperti ini sangat memprihatinkan dan harus segera ditangani dengan sungguh-sungguh. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca cepat tentu akan berpengaruh pada kemampuan mereka dalam menemukan isi bacaan yang dibaca. Jika tidak ada penanganan, hal tersebut akan berakibat pada turunnya minat baca mereka. Untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Rembang dalam penelitian ini digunakan teknik skimming dan scanning. Dengan menggunakan teknik ini diharapkan kecepatan membaca siswa lebih meningkat. Skimming adalah teknik membaca dengan menjelajahi atau menyapu bacaan dengan cepat untuk memahami atau menemukan hal-hal yang penting. Siswa yang menggunakan teknik ini tidak lagi membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat tetapi paragraf demi paragraf dibaca dengan cepat. Hal yang dicari adalah hal-hal yang pokok atau penting, yaitu ide-ide pokok. Ide pokok tidak selalu di awal paragraf tetapi juga terdapat di tengah, di akhir, atau di awal dan di akhir. Untuk mencari ide-ide pokok siswa tidak diperbolehkan membuang-buang waktu. Sedangkan scanning merupakan teknik membaca sekilas cepat, tetapi teliti dengan maksud menemukan dan memperoleh informasi tertentu atau fakta khusus dari sebuah bacaan. Dalam penggunaannya, siswa langsung mencari informasi tertentu yang diinginkan tanpa memperhatikan atau membaca bagian-bagian lain dalam bacaan yang tidak dicari. Setelah yang dicari ditemukan, siswa membaca dengan teliti untuk memperoleh atau memahami informasi atau fakta yang dicari Haryadi 2006:191. Penggunaan teknik skimming dan scanning dalam pembelajaran membaca cepat dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat agar tujuan pembelajaran tercapai. Oleh karena itu, dilaksanakan penelitian mengenai peningkatan kemampuan membaca cepat dengan teknik skimming dan scanning pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Rembang.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24