Gelandangan dan Pengemis Tinjauan Tentang Gelandangan dan Pengemis

20 b Keikutsertaan pihak lain swasta atau perseorangan, kesempatan sama bagi wanita untuk menyumbangkan keahlian dan keprofesionalannya.

2. Tinjauan Tentang Gelandangan dan Pengemis

a. Gelandangan dan Pengemis

Gelandangan dan pengemis merupakan masalah serius yang cukup menjadi pemikiran bagi pemerintah. Gelandangan juga sering diartikan “Tuna Wisma Tuna Karya” yang dimaksud tidak memiliki rumah atau tempat tinggal dan tidak punya pekerjaan yang tetap dan hidupnya sehari-hari menggelandang. Menurut Soedjono 1974: 29-30 ada beberapa data mengenai masalah gelandangan yaitu; 1 Sebagian gelandangan berasal dari desa maupun pelosok desa di beberapa daerah di pulau Jawa. Hal ini berarti bahwa masalah gelandangan berhubungan erat dengan arus urbanisasi dengan berbagai faktor seperti; meninggalkan desa karena kehidupan yang miskin tidak tercukupinya kebutuhan hidup dan karena adanya informasi bahwa kehidupan di kota lebih menyenangkan, serta keadaan lingkungan seperti adanya bencana alam, gangguan keamanan, dan sebagainya. Arus urbanisasi berlangsung terus- menerus, sehingga di kota-kota besar yang menjadi tujuan mereka menjadi semakin padat penduduknya dan terbatasnya lapangan kerja. Kehidupan di kota berbeda dengan kehidupan di desa, dimana gotong royong adalah kebiasaan mereka, sedangkan hidup di kota 21 berbeda karena masing-masing individu didorong mengejar nafkah dan berusaha untuk kepentingannya sendiri-sendiri. Dalam kehidupan di kota seperti itu pendatang dari desa yang tidak memiliki bekal kemampuan dalam kehidupan kota akan hidup sebagai gelandangan. 2 Orang-orang yang hidup menggelandang sebagian mencari makanan dengan cara mencari kertas bekas, kaleng-kaleng bekas, mencari pecahan kaca, mencari puntung rokok, dan lain-lain. Adanya hidup sendiri-sendiri tetapi ada pula yang hidup berkelompok dan seolah- olah berorganisasi. Sebagian dapat mencukupi kebutuhan makan mereka sehari-hari dari hasil tersebut dan sebagian mendapat dari kawan-kawannya, tetapi bila mendapat kesempatan mereka melakukan pencurian dan perbuatan-perbuatan abnormal lainnya. 3 Mengatasi masalah gelandangan sulit sekali, biasanya secara reprensif diadakan razia-razia dengan penangkapan dan ditampung disebuah penampungan, diadakan observasi kemudian diambil tindakan-tindakan alternatif sebagai berikut; a Dikembalikan ke desa-desa asal. b Ditransmigrasikan. c Dididik keterampilan-keterampilan untuk memperoleh pekerjaan.

b. Pengertian Gelandangan dan Pengemis