Observasi Berpartisipasi Wawancara Teknik Pengumpulan Data

41

D. Teknik Pengumpulan Data

Perolehan data penelitian yang luas serta mendalam, maka upaya yang dilakukan adalah melalui:

1. Observasi Berpartisipasi

Observasi partisipan merupakan metode pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung terhadap objek, gejala atau kegiatan tertentu yang dilakukan. Pengamatan ini menggunakan semua indera, tidak hanya visual saja. Sedangkan partisipan menunjukkan bahwa pengamat observer ikut atau melibatkan diri dalam objek atau kegiatan yang sedang diselidiki. Menurut Nasution 2003:61 observasi mendalam dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan dari tingkat yang rendah sampai tingkat tinggi nihil, pasif, sedang, aktif dan partisipan penuh. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pemberdayaan perempuan melalui kegiatan keterampilan menjahit yang dilakukan oleh warga binaan A di Panti Sosial Bina Karya.

2. Wawancara

Menurut Moleong 2011:186 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Dalam melakukan wawancara dibuat pedoman yang dijadikan acuan dan instrument wawancara yang dilakukan bersifat terbuka, terstruktur dan berpedoman. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data berupa kata-kata 42 yang tidak terungkap dalam observasi dan bertujuan untuk memperoleh keterangan lebih rinci dan mendalam mengenai pemberdayaan warga binaan sosial A beserta faktor pendorong maupun penghambat dalam pelaksanaan keterampilan menjahit di Panti Sosial Bina Karya. Wawancara pada penelitian ini dilakukan terhadap tiga kelompok, yaitu pertama kelompok pengelola Panti Sosial Bina Karya, dari kelompok ini diwawancarai 3 orang dari pekerja sosial. Kelompok kedua adalah seorang tutor program keterampilan menjahit, serta kelompok ketiga adalah perempuan warga binaan sosial A, dari kelompok ini diwawancarai 10 dari 15 orang karena 5 orang dari perempuan warga binaan sosial A merupakan buta aksara.

3. Dokumentasi