16 mengubah dan memperbaiki keadaannya untuk mendapatkan bagian
yang lebih adil sesuai nilai kemanusiaan universal. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemberdayaan perempuan merupakan usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaran dan keadilan gender dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Indikator Pemberdayaan Perempuan
Untuk mengetahui bahwa suatu program telah berjalan sesuai tujuan pemberdayaan, maka diperlukan indikator pemberdayaan seperti
pendapat dari Schuler, Hashemi dan Riley dalam Edi Suharto 2005: 63-66 yang disebut dengan istilah empowernment index atau indeks
pemberdayaan, yaitu diantaranya adalah; “1 kebebasan mobilitas atau dapat diartikan sebagai kemampuan
individu untuk pergi sendirian, baik hanya untuk ke rumah tetangga maupun wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, 2 kemampuan
membeli komoditas kecil maupun besar adalah kemampuan individu untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari maupun barang
pelengkap atau tersier, 3 keterlibatan dalam pembuatan keputusan- keputusan, baik dalam rumah tangga seperti musyawarah dengan
anggota keluarga maupun dalam politik seperti memberikan suara pada pemilihan umum
” Menurut
Moeljarto 2001:
12 dalam
operasionalisasi pemberdayaan perempuan ada dua hal yang perlu dilaksanakan, yaitu;
1. Proses pemberdayaan hendaknya menekankan proses pendistribusian
kemampuan, kekuatan, dan kekuasaan kepada perempuan secara seimbang agar mereka lebih berdaya
17 2.
Proses pemberdayaan menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan
atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya.
Sementara menurut Murniati 2004: 119 indikator bahwa seorang perempuan telah berdaya adalah ketika perempuan dapat
mandiri juga kreatif, terampil menciptakan sesuatu yang baru, mampu berpandangan realistis, kuat dalam permasalahan dan kuat dalam
proporsinya, ia juga berani melakukan sesuatu dan dapat memegang kebenaran serta berani memberikan kritik, dengan demikian ia mampu
berdiri diatas kayakinannya walaupun tanpa bantuan orang lain. Sujatha 2011: 319 mengungkapkan beberapa indikator umum
dari pemberdayaan perempuan yaitu; “1 Para anggota adalah pengambil keputusan, 2 Para anggota
adalah pemilik modal kelompok, 3 Akses perempuan lebih meningkat terutama kontrol atas sumberdaya ekonomi, 4
Perempuan terlibat dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan, 5 Kesetaraan dipertahankan dalam kelompok, 6 Setiap anggota
berpartisipasi dalam setiap keputusan, 7 Harga diri perempuan lebih ditingkatkan
” Melalui indikator program pemberdayaan perempuan tentunya
akan lebih mudah dalam meningkatkan kualitas individu sehingga tercipta peningkatan pada aspek sosial, ekonomi, dan sebagainya.
e. Kebijakan Pemberdayaan Perempuan