17 2.
Proses pemberdayaan menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan
atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya.
Sementara menurut Murniati 2004: 119 indikator bahwa seorang perempuan telah berdaya adalah ketika perempuan dapat
mandiri juga kreatif, terampil menciptakan sesuatu yang baru, mampu berpandangan realistis, kuat dalam permasalahan dan kuat dalam
proporsinya, ia juga berani melakukan sesuatu dan dapat memegang kebenaran serta berani memberikan kritik, dengan demikian ia mampu
berdiri diatas kayakinannya walaupun tanpa bantuan orang lain. Sujatha 2011: 319 mengungkapkan beberapa indikator umum
dari pemberdayaan perempuan yaitu; “1 Para anggota adalah pengambil keputusan, 2 Para anggota
adalah pemilik modal kelompok, 3 Akses perempuan lebih meningkat terutama kontrol atas sumberdaya ekonomi, 4
Perempuan terlibat dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan, 5 Kesetaraan dipertahankan dalam kelompok, 6 Setiap anggota
berpartisipasi dalam setiap keputusan, 7 Harga diri perempuan lebih ditingkatkan
” Melalui indikator program pemberdayaan perempuan tentunya
akan lebih mudah dalam meningkatkan kualitas individu sehingga tercipta peningkatan pada aspek sosial, ekonomi, dan sebagainya.
e. Kebijakan Pemberdayaan Perempuan
Menurut Aida Vitalaya S. Hubeis 2010: 19 kebijakan pembangunan pemberdayaan perempuan adalah;
18 1
Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan dalam berbagai
bidang pembangunan.
2 Meningkatnya pemenuhan hak-hak perempuan atas perlindungan
dari tindak kekerasan.
3 Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan jejaring serta peran serta
masyarakat dalam mendukung pencapaian kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan.
Menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan 2015 arah kebijakan dalam bidang perlindungan perempuan akan
diprioritaskan pada; 1
Menyusun, mereview, mengkoordinasikan, mengharmonisasikan berbagai kebijakan pelaksanaan perlindungan perempuan dari
berbagai tindak kekerasan sebagai acuan bagi KL, Pemda dan Organisasi.
2 Melakukan pendampingan teknis dalam penyusunan program dan
kegiatan pada KL dan Pemda yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan.
3 Membangun jejaring kelembagaan dan nara sumber pada tingkat
daerah, nasional dan internasional untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan.
4 Melakukan evaluasi dan pemantauan untuk memastikan
pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran perlindungan perempuan di KL, Pemda dan Organisasi.
19 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan
pembangunan pemberdayaan perempuan harus mengutamakan gender dalam pembangunan daerah pada semua sektor melalui kelembagaan,
memperluas kelembagaan penanganan pemberdayaan perempuan sebagai wadah jejaring untuk mendukung kemajuan dan kemandirian
perempuan dan meningkatkan komitmen antar lembaga pemerintah dan swasta baik dalam hal pengembangan kelembagaan, proses
perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan dan evaluasi.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberdayaan
Perempuan
Menurut Aida Vitalaya S. Hubeis 2010: 150 keberhasilan pemberdayaan perempuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut; 1
Faktor internal a
Pengetahuan kognitif, mengenyam pendidikan sesuai kebutuhan.
b Keterampilanskill psikomotorik, mengasah keterampilan untuk
mendukung kehidupan bermasyarakat. c
Mental afektif, menjadi pribadi mandiri sebagai warga masyarakat dan tenaga kerja yang potensial.
2 Faktor eksternal
a Lingkungan, suasana kondusif sebagai upaya pemberdayaan
perempuan.
20 b
Keikutsertaan pihak lain swasta atau perseorangan, kesempatan sama bagi wanita untuk menyumbangkan keahlian dan
keprofesionalannya.
2. Tinjauan Tentang Gelandangan dan Pengemis