19 e. Jangan sampai reward yang diberikan kepada peserta didik
diterimanya sebaga i “upah” dari hasil jerih payahnya dalam
mengerjakan tugas. Reward dalam kegiatan belajar mengajar harus diberikan dengan
tepat guna. Artinya jangan sampai sifat dari reward berubah menjadi upah. Jika hal ini terjadi, maka anak didik akan selalu tergantung pada
upah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Boleh jadi, peserta didik hanya mau melakukan perintah guru bila pekerjaan yang harus dilakukan
oleh mereka mendapatkan upah dari guru. Hal ini jangan sampai terjadi, karena esensi dari pemberian reward adalah untuk memancing
kegairahan atau motivasi belajar peserta didik.
B. Reinforcement Negatif
1. Pengertian Reinforcement Negatif
Reinforcement negatif merupakan penguat yang berasal dari penghindaran suatu kejadian negatif sebagai konsekuensi dari perilaku.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Skinner Dalyono, 2009: 33 mengemukakan bahwa reinforcement negatif yaitu pembatasan stimulus
yang tidak menyenangkan, stimulus yang jika dihentikan akan mengakibatkan probabilitas respon. Reinforcement negatif yang diterima
merupakan bentuk tanggungjawab karena telah melakukan perilaku yang menyimpang. Siswa yang mendapatkan reinforcement negatif diharapkan
tidak mengulang kesalahannya.
20 Jeanne Ellis Ormrod 2008: 435 menyatakan bahwa penguatan
negatif berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga peserta didik merasa terbebas dari keadaan tersebut. Penguatan
negatif yang diberikan tentunya merupakan sesuatu yang mendidik dan tidak mengarah pada kekerasan namun memberikan perasaan tidak
nyaman bagi siswa. Reinforcement negatif merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan bagi peserta didik, sehingga mereka akan berusaha
untuk menghilangkannya. Menurut Slavin 2008: 186 tindakan penguatan negatif merupakan
pembebasan dari situasi yang tidak menyenangkan, yang diberikan untuk memperkuat perilaku. Penguatan negatif yang diberikan dapat menjadi
sesuatu yang dapat memotivasi peserta didik. Mereka akan berusaha menaati aturan yang berlaku di sekolah maupun aturan yang telah
disepakati bersama. Segala jenis reinforcement negatif akan dihindari oleh peserta didik, sehingga dapat meminimalisir ketidak kondusifan
dalam pembelajaran. Sependapat dengan Slavin, Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono
2013: 221 menyatakan bahwa reinforcement negatif adalah prosedur yang dilakukan untuk memperbaiki tingkah laku yang tak diinginkan
dalam waktu yang singkat dan dilakukan dengan bijaksana. reinforcement negatif apa yang sesuai dan bagaimana efek yang
ditimbulkan merupakan beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Reinforcement negatif harus dilaksanakan dengan tepat dan tidak boleh
21 berlebihan. Reinforcement negatif yang berlebihan dapat mempengaruhi
kondisi kejiwaan peserta didik seperti memberontak, tertekan, pesimistis, atau frustasi.
Menurut Walgito 2010: 81 reinforcement negatif merupakan sesuatu yang apabila ditiadakan dalam suatu situasi akan meningkatkan
probabilitas respon. Maksudnya adalah dengan diberikan penguatan negatif, siswa berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang
dilakukannya. Mereka akan memperbaiki tingkah lakunya agar reinforcement negatif yang diterima berhenti atau hilang.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa reinforcement negatif merupakan suatu penghilangan atau penundaan
stimulus yang bertujuan untuk memotivasi dan memperbaiki tingkah laku. Pemberian reinforcement negatif tidak boleh sembarangan, ada
peraturan dalam pemberian penguatan yang perlu dipahami oleh guru sebelum menerapkan kepada peserta didik. Penguatan negatif dapat
diterapkan jika siswa menunjukkan perilaku menyimpang. Pemberian penguatan negatif harus laksanakan dengan pendekatan
edukatif yang
menjunjung tinggi
tata susila
dan dapat
dipertanggungjawabkan. Penguatan negatif sedapat mungkin bermuatan nilai-nilai pendidikan yang senantiasa dilambari cinta kasih. Perasaan
cinta kasih yang bermantelkan tujuan mulia, yaitu untuk meluruskan sikap dan perilaku anak didik yang keliru ke arah yang berbudi.
22
2. Fungsi Reinforcement Negatif