terhadap gangguan respon imun tubuh melalui pemusnahan radikal bebas. Antioksidan itu bekerja menangkap radikal hidroksil, mengikat ion logam katalisator,
dan melakukan dekomposisi produk utama menjadi senyawa non radikal Anwar dan Khomsan, 2009.
2.3.4 Dampak Kromium terhadap Lingkungan
Kromium relatif stabil di udara dan air, tetapi setelah kontak dengan biota, air, udara dan tanah, akan berubah menjadi bentuk kromium trivalen Widowati dkk,
2008. Kromium di alam berada dalam bentuk senyawa-senyawa : kromik sulfat, kromik oksida, kromik klorida, kromik trivalen, kalsium kromat, timbal kromat,
kalium dikromat, natrium dikromat, seng kromat. Senyawa kromium masing-masing mempunyai peranan yang berbeda di lingkungan dan efek yang berbeda pula terhadap
kesehatan manusia sesuai dengan bilangan oksidasinya. Akinci dan Akinci 2010 menyatakan kisaran normal kromium di alam mulai dari 10 hingga 50 mgkg.
Kandungan kromium dalam sayuran sekitar 30 ppm, sedangkan pada buah-buahan sekitar 20 ppm.
Kromium yang berada di perairan dapat menyebabkan penurunan kualitas air serta membahayakan lingkungan dan organisme akuatik Susanti dan Henny, 2008.
Dampak yang ditimbulkan bagi organisme akuatik yaitu terganggunya metabolisme tubuh akibat terhalangnya kerja enzim dalam proses fisiologis. Kromium dapat
menumpuk dalam tubuh dan bersifat kronis yang akhirnya mengakibatkan kematian organisme akuatik Palar, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Logam berat dalam keadaan bebas dapat bersifat racun dan dapat terserap oleh tanaman, sedangkan dalam bentuk tidak bebas dapat berikatan dengan unsur hara,
bahan organik maupun an organik lainnya. Logam berat dapat mempengaruhi ketersediaan hara tanaman juga dapat mengkontaminasi hasil tanaman. Jika logam
berat memasuki lingkungan tanah, maka akan terjadi keseimbangan dalam tanah, kemudian akan terserap oleh tanaman melalui akar, dan selanjutnya akan terdistribusi
ke bagian tanaman lainnya Palar,2008. Kontaminasi oleh kromium menjadi perhatian serius karena dapat mencemari
tanah maupun air tanah serta dapat menyebar ke daerah sekitarnya melalui air dan terakumulasi oleh tumbuhan Wise dan Trantolo, 2000. Upaya pemulihan perlu
dilakukan agar tanah yang tercemar dapat digunakan kembali dengan aman. Salah satu metode yang aplikatif dan diharapkan mampu menangani masalah pencemaran
logam berat pada tanah adalah fitoremediasi Mangkoedihardjo, 2010.
2.4 Fitoremediasi