Fitoremediasi dr. Taufik Ashar, M.K.M

Logam berat dalam keadaan bebas dapat bersifat racun dan dapat terserap oleh tanaman, sedangkan dalam bentuk tidak bebas dapat berikatan dengan unsur hara, bahan organik maupun an organik lainnya. Logam berat dapat mempengaruhi ketersediaan hara tanaman juga dapat mengkontaminasi hasil tanaman. Jika logam berat memasuki lingkungan tanah, maka akan terjadi keseimbangan dalam tanah, kemudian akan terserap oleh tanaman melalui akar, dan selanjutnya akan terdistribusi ke bagian tanaman lainnya Palar,2008. Kontaminasi oleh kromium menjadi perhatian serius karena dapat mencemari tanah maupun air tanah serta dapat menyebar ke daerah sekitarnya melalui air dan terakumulasi oleh tumbuhan Wise dan Trantolo, 2000. Upaya pemulihan perlu dilakukan agar tanah yang tercemar dapat digunakan kembali dengan aman. Salah satu metode yang aplikatif dan diharapkan mampu menangani masalah pencemaran logam berat pada tanah adalah fitoremediasi Mangkoedihardjo, 2010.

2.4 Fitoremediasi

Fito berasal dari kata Yunani phyton yang berarti tumbuhantanaman, remediation asal kata Latin remediare yaitu memperbaiki, menyembuhkan atau membersihkan sesuatu. Berdasarkan hal tersebut phytoremediasi phytoremediation dapat diartikan suatu sistem di mana tanaman tertentu yang bekerjasama dengan micro-organisme dalam media tanah, koral dan air dapat mengubah zat kontaminan pencemarpolutan menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi Moenir, 2010. Universitas Sumatera Utara Menurut Cunningham dalam Siregar dan Siregar 2010 fitoremediasi adalah penggunaan tanaman dan mikroorganisme terkait, untuk mendegradasi, menyerap atau membuat kontaminan pada tanah danatau air tanah menjadi tidak berbahaya. Pada dasarnya fitoremediasi memanfaatkan inisiatif manusia untuk mempercepat proses peluruhan secara alamiah sebuah area yang terkontaminasi. Teknik fitoremediasi adalah teknologi pembersihan zat polutan dari badan air yang telah tercemar dengan menggunakan tanaman. Teknologi ini mudah dan murah serta memberikan efek negatif yang kecil bagi kesehatan Khiatuddin, 2003. Proses yang terjadi pada fitoremediasi berlangsung secara alami dengan enam tahap proses yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan yang berada di sekitarnya, prosesnya antara lain Siregar dan Siregar, 2010 : a. Fitoekstraksi adalah suatu proses penyerapan kontaminan melalui akar tanaman dan ditranslokasikan di dalam tubuh tanaman. Kontaminan biasanya dibersihkan dengan cara memanen tanaman tersebut. b. Rhizofiltrasi adalah proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar. Eksudat dari akar tanaman dapat menyebabkan pengendapan beberapa logam. c. Fitostabilisasi didefinisikan sebagai imobilisasi dari kontaminan dalam tanah melalui penyerapan dan akumulasi oleh akar serta penggunaan tanaman dan akar tanaman untuk mencegah migrasi kontaminan melalui angin, erosi air, pencucian dan dispersi tanah. Universitas Sumatera Utara d. Rhizodegradasi adalah penguraian kontaminan organik dalam tanah melalui aktivitas mikroba yang berada di sekitar akar tumbuhan, misalnya ragi, fungi dan bakteri. e. Fitodegradasi fitotransformasi adalah penguraian kontaminan yang diambil oleh tanaman melalui proses metabolisme dalam tanaman, atau penguraian kontaminan di luar tanaman melalui pengaruh senyawa seperti enzim yang diproduksi oleh tanaman. f. Fitovolatilisasi adalah pengambilan dan transpirasi kontaminan oleh tanaman, dengan pelepasan kontaminan atau bentuk modifikasi dari kontaminan ke atmosfer dari tanaman, melalui penyerapan kontaminan, metabolisme tanaman, dan transpirasi tanaman. Tanaman hiperakumulator adalah tanaman yang mempunyai kemampuan untuk menyerap dan kemudian mengkonsentrasikan logam di dalam biomassanya dalam kadar yang luar biasa tinggi namun tidak mengganggu kehidupannya. Tanaman ini dapat mengakumulasi lebih dari 10 ppm Hg, 100 ppm Cd, 1000 ppm Co, Cr, Cu, dan Pb, 10.000 ppm Ni dan Zn Aiyen, 2005. Pillon-Smits 2003 mengemukakan ciri-ciri tumbuhan yang digunakan pada proses fitoremediasi adalah sebagai berikut : a. Tumbuh secara cepat b. Mempunyai biomassa yang tinggi c. Bersifat kompetitif, kuat dan sangat toleran pada polutan Universitas Sumatera Utara d. Mempunyai level yang tinggi dalam pengambilan nutrisi, translokasi dan akumulasi pada jaringan. Beberapa jenis tumbuhan hiperakumulator yang telah diteliti seperti Thlaspi, Pteris vittata dan Brassica Brooks, 1998. Selain itu ada pula tumbuhan yang dapat dijadikan hiperakumulator yaitu yang termasuk famili : Brassicaceae, Lamiaceae, Scrophulariaceae, Cyperaceae, Poaceae, Typhaceae, Apocynaceae, Euphorbiaceae, Flacourtiaceae, Fabaceae dan Violaceae Dhir, 2013. Pada mekanisme fitoremediasi, perpindahan zat dari tanah ke dalam tumbuhan dapat mengakumulasi zat dalam tumbuhan. Potensi akumulasi zat dalam tumbuhan dapat diprediksi dari bioaccumulation factor BAF. BAF merupakan kemampuan tanaman untuk mengakumulasi logam berat tertentu sebagai tanggapan terhadap kandungan logam tersebut di dalam suatu substrat. Pada tanah yang terkontaminasi oleh banyak pencemar, BAF mempunyai arti yang sangat penting. Apabila nilai BAF rendah maka dapat dijadikan petunjuk bahwa pencemar mengalami transformasi dalam tumbuhan atau lepas ke udara mengikuti aliran transpirasi. Namun jika nilai BAF tinggi maka pencemar dapat diindikasikan telah terakumulasi ke dalam tumbuhan Mangkoedihardjo, 2010. Faktor bioakumulasi diperoleh dengan membandingkan kandungan logam di dalam tanaman dengan kandungan logam di dalam tanahmedia. Nilai BAF 1 dapat disebut fitoremediator Marques dkk, 2009.

2.5 Jenis Tumbuhan

Dokumen yang terkait

Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Binjai Tahun 2000

2 65 79

Kajian Air Lindi Di Tempat Pembuangan Akhir Terjun Menggunakan Metode Thornthwaite

8 88 75

Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir Sampah terhadap Kualitas Air Tambak Ikan di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan

7 90 87

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

PENDAPATAN PEMULUNG DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DI GAMPONG JAWA BANDA ACEH

1 6 1

Efektivitas penyerapan logam kromium (cr.VI) kadmium (CD) oleh Scenedesmus Dimorphus

3 19 95

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah dan TPA - Penyerapan Logam Kromium (Cr VI) Oleh Tumbuhan Purun (Typha latifolia), Mendong (Scirpus californicus) dan Padi Liar (Zizaniopsis miliaceae) sebagai Upaya Pengolahan Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

0 0 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Penyerapan Logam Kromium (Cr VI) Oleh Tumbuhan Purun (Typha latifolia), Mendong (Scirpus californicus) dan Padi Liar (Zizaniopsis miliaceae) sebagai Upaya Pengolahan Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Gamp

0 0 8

Penyerapan Logam Kromium (Cr VI) Oleh Tumbuhan Purun (Typha latifolia), Mendong (Scirpus californicus) dan Padi Liar (Zizaniopsis miliaceae) sebagai Upaya Pengolahan Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Gampong Jawa Kota Banda Aceh

0 0 17

PENGOLAHAN AIR LIMBAH SAMPAH (LINDI) DARI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) MENGGUNAKAN METODA CONSTRUCTED WETLAND

0 2 11