Air Lindi dr. Taufik Ashar, M.K.M

atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Untuk pengelolaan sampah agar tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan, maka sampah harus dikelola oleh suatu likasobadan yang disebut TPA Kusnoputranto,2000. Tempat pembuangan akhir TPA sampah merupakan suatu tempat pembuangan sampah bagi penduduk kota. Setiap hari berbagai jenis sampah penduduk diangkut dari bak-bak sampah yang terdapat di kota, kemudian ditumpuk di TPA. Beberapa bahan organik yang ada di TPA sampah yang bersifat mudah urai biodegradable umumnya tidak stabil dan cepat menjadi busuk karena mengalami proses degradasi menghasilkan zat-zat hara, zat-zat kimia toksik dan bahan-bahan organik sederhana, selanjutnya akan menimbulkan bau yang menyengat dan mengganggu Pascucci, 2011. Sampah elektronik yang dibuang ke TPA menghasilkan lindi yang mengandung berbagai macam logam berat terutama kromium, merkuri, timbal dan kadmium Pichtel, 2005. Masalah lain yang ada di TPA adalah adanya lindi sampah. Lindi sering terkumpul pada lahan TPA dan mengandung berbagai turunan senyawa kimia dari pelarutan sampah dan hasil reaksi kimia dan biokimia yang terjadi di TPA Hadiwidodo, 2012. Keberadaan air lindi di TPA dapat menyebabkan pencemaran air tanah. Pembentukan air lindi disebabkan oleh terjadinya presipitasi cairan ke TPA, baik dari resapan air hujan maupun kandungan air pada sampah itu sendiri Bali, 2013.

2.2 Air Lindi

Universitas Sumatera Utara Lindi adalah cairan yang meresap melalui sampah yang mengandung unsur- unsur terlarut dan tersuspensi atau cairan yang melewati landfill dan bercampur dengan zat-zat atau materi yang ada dalam tempat penimbunan tersebut. Cairan dalam landfill merupakan hasil dari dekomposisi sampah dan cairan yang masuk ke tempat pembuangan seperti aliran atau drainase permukaan, air hujan dan air tanah Tchobanoglous, 1993. Brown 1996 menyatakan, lindi merupakan air yang terbentuk dalam timbunan sampah yang melarutkan banyak sekali senyawa yang ada sehingga memiliki kandungan pencemar khususnya zat organik yang sangat tinggi. Lindi sangat berpotensi menyebabkan pencemaran air, baik air tanah maupun permukaan sehingga perlu ditangani dengan baik. Lindi terbentuk di setiap lokasi pembuangan sampah. Pembentukan lindi terjadi dari interaksi hasil dari infiltrasi dan perkolasi perembesan air dalam tanah dari air hujan, air tanah, air limpasan atau air banjir yang menuju dan melalui lokasi pembuangan sampah Timothy, 1998. Lindi memiliki karakteristik tertentu, hal ini disebabkan limbah yang dibuang pada lokasi pembuangan sampah berasal dari berbagai sumber yang berbeda dengan tipe limbah yang berbeda pula. Menurut Bahri dan Masduki 2000, komposisi lindi tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik sampah organik, anorganik, tetapi juga mudah tidaknya penguraian laruttidak larut, kondisi tumpukan sampah suhu, pH, kelembaban, umur, karakteristik sumber air kuantitas dan kualitas air yang dipengaruhi iklim dan hidrogeologi, komposisi tanah penutup, ketersediaan nutrient dan mikroba, serta kehadiran inhibitor. Universitas Sumatera Utara Umur tumpukan sampah mempengaruhi kualitas lindi dan gas yang terbentuk. Perubahan kualitas lindi dan gas menjadi parameter utama untuk mengetahui tingkat stabilisasi tumpukan sampah. Selain itu iklim juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas lindi. Hujan menjadi fase transport untuk pencucian dan migrasi kontaminan dari tumpukan sampah dan memberikan kelembaban yang dibutuhkan untuk aktivitas biologis pada tumpukan sampah Timothy, 1998. Lindi berasal dari proses perkolasipercampuran umumnya dari air hujan yang masuk kedalam tumpukan sampah, sehingga bahan-bahan terlarut dari sampah akan terekstraksi atau berbaur. Cairan ini harus diolah dari suatu unit pengolahan aerobik atau anaerobik sebelum dibuang ke lingkungan. Tingginya kadar COD dan ammonia pada air lindi bisa mencapai ribuan mgL, sehingga pengolahan air lindi tidak boleh dilakukan sembarangan. Lindi yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, jika tidak diolah akan mencemarkan sungai, laut dan air tanah. Kandungan air lindi yang dihasilkan dari tempat penimbunan mengandung sejumlah bahan berbahaya seperti; logam berat, komponen inorganic, komponen BTEX bezene, toluene, ethyl benzene, dan xylen, dan Komponen Halogenated Hydrocarbon Suhendrayatna, 2006. Lindi yang bersifat toksik perlu dikendalikan secara baik, untuk menghindari kontaminasi air tanah serta efeknya terhadap menurunnya kualitas air sumur gali di sekitarnya. Kontaminasi sering terjadi lebih cepat jika TPA sampah terletak di atas kantong air, porositas tanah tinggi dan teksturnya berpasir, maka hal ini baik Universitas Sumatera Utara kontaminasi kimia maupun biologi akan cepat terjadi terhadap kantong air tersebut. Bahan pencemar kimia umumnya mengalami proses perpindahan lebih cepat daripada pencemar-pencemar lainnya. Konsentrasi logam yang terdapat dalam lindi pada landfill dapat dilihat pada tabel berikut Suhendrayatna, 2006 : Tabel 2.1. Konsentrasi Lindi Rata-rata pada Landfill Logam Konsentrasi Logam mgL Cd Ni Zn Cu Pb Cr 0,0002 0,05 2,2 0,04 0,02 0,02 Beberapa bahan pencemar yang terdapat dalam lindi seperti BOD, COD, bahan anorganik dan bakteri patogen. Keberadaan bahan organik yang tinggi dalam lingkungan perairan dapat menimbulkan masalah berupa bau, warna dan rasa. Dalam suasana anaerobic kekurangan oksigen, degradasi bahan organik dapat menghasilkan gas-gas NH 3 , H 2 S dan CH 4 yang menyebabkan bau Sastrawijaya, 2000. Beberapa hara tanaman, baik berupa hara makro seperti: nitrat NO 3 - , amonium diindikasikasikan oleh NH 3 , phosfat PO 4 3- , kalium K, kalsium Ca, magnesium Mg dan Sulfat SO 4 2- ; hara mikro seperti : besi Fe, mangan Mn, tembaga Cu dan seng Zn ditemukan di dalam lindi. Sedangkan bakteri patogen yang umumnya diindikasikan oleh nilai E. coli juga terdapat pada lindi. Air hujan yang masuk ke dalam timbunan sampah akan mempercepat terjadinya proses dekomposisi sehingga air lindi mengandung komponen organik Universitas Sumatera Utara terlarut, komponen anorganik dan logam berat seperti kromium, magnesium, mangan, seng dan nitrat Pichtel, 2005. Adanya senyawa-senyawa anorganik seperti logam berat kromium yang terlarut menyebabkan air lindi berpotensi sebagai pencemaran lingkungan.

2.3 Logam Kromium

Dokumen yang terkait

Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Binjai Tahun 2000

2 65 79

Kajian Air Lindi Di Tempat Pembuangan Akhir Terjun Menggunakan Metode Thornthwaite

8 88 75

Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir Sampah terhadap Kualitas Air Tambak Ikan di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan

7 90 87

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

PENDAPATAN PEMULUNG DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DI GAMPONG JAWA BANDA ACEH

1 6 1

Efektivitas penyerapan logam kromium (cr.VI) kadmium (CD) oleh Scenedesmus Dimorphus

3 19 95

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah dan TPA - Penyerapan Logam Kromium (Cr VI) Oleh Tumbuhan Purun (Typha latifolia), Mendong (Scirpus californicus) dan Padi Liar (Zizaniopsis miliaceae) sebagai Upaya Pengolahan Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

0 0 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Penyerapan Logam Kromium (Cr VI) Oleh Tumbuhan Purun (Typha latifolia), Mendong (Scirpus californicus) dan Padi Liar (Zizaniopsis miliaceae) sebagai Upaya Pengolahan Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Gamp

0 0 8

Penyerapan Logam Kromium (Cr VI) Oleh Tumbuhan Purun (Typha latifolia), Mendong (Scirpus californicus) dan Padi Liar (Zizaniopsis miliaceae) sebagai Upaya Pengolahan Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Gampong Jawa Kota Banda Aceh

0 0 17

PENGOLAHAN AIR LIMBAH SAMPAH (LINDI) DARI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) MENGGUNAKAN METODA CONSTRUCTED WETLAND

0 2 11