terlarut, komponen anorganik dan logam berat seperti kromium, magnesium, mangan, seng dan nitrat Pichtel, 2005. Adanya senyawa-senyawa anorganik seperti logam
berat kromium yang terlarut menyebabkan air lindi berpotensi sebagai pencemaran lingkungan.
2.3 Logam Kromium
2.3.1 Karakteristik dan Sifat Kromium
Logam kromium adalah unsur yang memiliki nomor atom NA=24 serta memiliki massa molekul relatif MR=51,6691. Logam kromium diberikan simbol
kimia Cr yang merupakan singkatan yang berasal dari bahasa Yunani dari kata chroma yang berarti warna, karena banyak warna yang dihasilkan dari logam tersebut
Widowati dkk, 2008. Kromium Cr mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d
5
4s
1
, sangat keras, Memiliki titik didih 2671
o
C dan memiliki titik lebur 2403
o
C. Bilangan oksidasi yang terpenting adalah +2, +3 dan +6. jika dalam keadaan murni melarut dengan lambat
sekali dalam asam encer membentuk garam kromium II Palar 2008. Cr dalam larutan tanah diserap oleh akar melalui pengangkutan yang digunakan untuk
penyerapan logam penting untuk metabolisme tanaman. Pengaruh Cr pada tanaman adalah gejala klorosis pada daun dan penurunan pertumbuhan akar, polusi kromium
disebabkan oleh erosi badan dari automobile dan exstensive road marking oleh cat kromat timbal kuning dan beberapa aktifitas industri Puspita dkk, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Secara alamiah kromium merupakan elemen yang ditemukan dalam konsentrasi yang rendah di batuan, hewan, tanah, debu vulkanik dan juga gas.
Kromium yang terdapat di alam dalam bentuk senyawa yang berbeda. Bentuk yang paling umum adalah kromium 0, kromium III, dan kromium IV Palar, 2008.
Logam Cr seperti halnya kadmium Cd dalam tanah dapat berubah konsentrasinya karena proses oksidasi atau reduksi, terlarut dalam larutan tanah,
teradsorbsi pada permukaan mineral tanah atau partikel organik, terkompleksasi oleh senyawa organik, atau terpresipitasi sebagai komponen yang tidak larut. Logam Cr
III secara alami terbentuk di alam, sedangkan Cr 0 dan Cr VI pada umumnya berasal dari industri Widowati dkk, 2008.
Faktor yang mempengaruhi keberadaan dan status Cr dalam tanah yaitu : a. pH, karena mempengaruhi kelarutan dan laju reduksi oksidasi dan
mempengaruhi valensi ion dalam larutan tanah. b. Keberadaan elektron donor atau elektron penerima. Jumlah asam organik
seperti asam sitrat dan asam asetat dalam tanah yang dapat mengikar Cr dalam proses chelation, atau sebagai elektron donor bagi Cr VI.
Kondisi aerob, pH, dan potensial redoks yang rendah membuat Cr akan berada dalam kondisi trivalent yaitu Cr III, logam Cr VI selain bersifat
karsinogenik, logam tersebut juga sangat beracun dan korosif serta iritan terhadap kulit dan selaput lendir.
2.3.2 Sumber Kromium di Lingkungan