Secara alamiah kromium merupakan elemen yang ditemukan dalam konsentrasi yang rendah di batuan, hewan, tanah, debu vulkanik dan juga gas.
Kromium yang terdapat di alam dalam bentuk senyawa yang berbeda. Bentuk yang paling umum adalah kromium 0, kromium III, dan kromium IV Palar, 2008.
Logam Cr seperti halnya kadmium Cd dalam tanah dapat berubah konsentrasinya karena proses oksidasi atau reduksi, terlarut dalam larutan tanah,
teradsorbsi pada permukaan mineral tanah atau partikel organik, terkompleksasi oleh senyawa organik, atau terpresipitasi sebagai komponen yang tidak larut. Logam Cr
III secara alami terbentuk di alam, sedangkan Cr 0 dan Cr VI pada umumnya berasal dari industri Widowati dkk, 2008.
Faktor yang mempengaruhi keberadaan dan status Cr dalam tanah yaitu : a. pH, karena mempengaruhi kelarutan dan laju reduksi oksidasi dan
mempengaruhi valensi ion dalam larutan tanah. b. Keberadaan elektron donor atau elektron penerima. Jumlah asam organik
seperti asam sitrat dan asam asetat dalam tanah yang dapat mengikar Cr dalam proses chelation, atau sebagai elektron donor bagi Cr VI.
Kondisi aerob, pH, dan potensial redoks yang rendah membuat Cr akan berada dalam kondisi trivalent yaitu Cr III, logam Cr VI selain bersifat
karsinogenik, logam tersebut juga sangat beracun dan korosif serta iritan terhadap kulit dan selaput lendir.
2.3.2 Sumber Kromium di Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
Logam kromium dapat masuk ke dalam semua strata tingkat lingkungan, apakah itu strata perairan, tanah ataupun udara lapisan atmosfer. Kromium yang
masuk ke dalam lingkungan dapat datang dari bermacam-macam sumber, tetapi sumber-sumber masuknya logam kromium yang umum dan diduga paling banyak
adalah dari kegiatan-kegiatan perindustrian, kegiatan rumah tangga dan dari pembakaran Palar, 2008.
Kromium masuk ke tanah melalui dua cara yaitu secara alamiah dan non alamiah. Masuknya kromium secara alamiah dapat disebabkan oleh beberapa faktor
fisika, seperti erosi atau pengikisan yang terjadi pada batuan mineral. Di samping itu debu-debu dan partikel-partikel kromium yang di udara akan dibawa turun oleh air
hujan. Kromium yang masuk secara non alamiah merupakan hasil dari aktivitas manusia berupa limbah atau buangan industri sampai buangan rumah tangga Palar,
2008. Beberapa logam yang sering dijumpai dalam lindi adalah Cu, Zn, Mn, Fe yang
merupakan hara mikro essensial dan Pb, Cd, Cr yang merupakan hara mikro non essensial bagi tanaman. Logam-logam tersebut dapat mengendap pada pH tertentu
atau setelah mengalami oksidasi Brown, 1996. Polusi lingkungan oleh racun logam berat terjadi secara global melalui proses
industri, proses pertanian, dan pembuangan limbah. Kromium merupakan salah satu logam berat yang paling berbahaya dalam lingkungan, karena dengan levelnya yang
tinggi akan berbahaya terhadap kehidupan organisme. Cr tidak dapat dengan mudah didegradasi dan biasanya membutuhkan proses yang sesuai untuk membersihkannya
Universitas Sumatera Utara
dari lingkungan Buyong dkk, 2007. Cr masuk ke lingkungan melalui udara, air, dan tanah yang pada akhirnya masuk ke dalam ikatan melalui air yang terkontaminasi.
Dampak dari hasil kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran logam di lingkungan alam sangat bervariasi Palar, 2008, seperti berikut ini :
a. Limbah rumah tangga dan aliran kota Penggunaan detergen yang sudah sangat meluas di kalangan masyarakat kota
maupun desa dapat mengakibatkan limbah yang mengandung Cr, Fe, Mn, Ni, Cu, Zn. Sedangkan air limbah dari jalan, transportasi dan penimbunan sampah
di perkotaan banyak mengandung Cu, Cr, Pb, Fe, Hg. Komposisi logam dalam aliran kota tergantung dari rencana perkotaan, keadaan lalu lintas, konstruksi
jalan dan penggunaan tanah. b. Limbah industri
Sumber pencemaran kromium ke lingkungan berasal dari industri cat, industri tekstil, dan industri pelapisan logam. Pemanfaatan kromium untuk memberi
warna cemerlang pada perkakas dari logam. Selain itu kromium juga terkandung dalam air limbah industri penyamakan kulit dan kerajinan kulit
Widowati dkk, 2008. Penyamakan kulit secara konvensional menghasilkan limbah cair dengan kadar krom : 1500 – 3000 ppm, sedangkan penyamakan
kulit dengan teknik yang lebih maju menghasilkan limbah cair dengan kadar krom : 500 – 1000 ppm.
2.3.3 Dampak Kromium terhadap Manusia