BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah bukan saja merupakan masalah regional dan nasional sejak pesatnya pertumbuhan dan perkembangan berbagai industri, tetapi sampah telah menjadi
masalah internasional karena terkait dengan pencemaran dan kelestarian lingkungan. Berkembangnya suatu kota yang diikuti laju pertumbuhan penduduk yang pesat serta
perubahan perilaku dan standar hidup masyarakat akan mengakibatkan meningkatnya volume sampah terutama sampah padat. Sampah apabila tidak ditangani dengan baik
dan benar, dapat mengganggu ketentraman, kenyamanan, keindahan dan menjadi sumber berbagai penyakit bagi masyarakat yang hidup di dalamnya.
Sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir TPA yang berasal dari tempat pemukiman, perdagangan, perkotaan, pasar, rumah sakit, sampah jalanan,
industri-industri rumah tangga, tempat-tempat rekreasi dan bengkel-bengkel dapat menimbulkan berbagai persoalan. Persoalan yang umumnya terjadi akibat
pengelolaan sampah yang kurang baik di sekitar TPA antara lain adalah tercemarnya udara, tanah dan air air tanah maupun air permukaan sebagai akibat dari lindi.
Suhendrayatna, 2006. Pencemaran sumber air oleh sampah terjadi karena sampah yang dibuang
dengan cara open dumping dan tertimbun di TPA mengalami dekomposisi yang bersama air hujan menghasilkan gas-gas dan lindi leachate Soemirat, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Lindi yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, jika tidak diolah akan mencemarkan sungai, laut dan air tanah. Kandungan air lindi yang dihasilkan dari
tempat penimbunan mengandung sejumlah bahan berbahaya seperti; logam berat, komponen inorganik, komponen BTEX benzene, toluene, ethyl benzene, dan xylen,
dan komponen halogenated hydrocarbon Suhendrayatna, 2006. Lindi yang dihasilkan sampah secara langsung maupun tidak langsung sangat
potensial sebagai sumber pencemar air sumur gali Bahri, 2000. Air sumur yang terkontaminasi lindi berakibat terjadinya penurunan kualitas air secara fisik, kimia,
dan mikrobiologi. Adanya perubahan kualitas air karena pengaruh air lindi dari TPA jelas akan memengaruhi kesehatan masyarakat yang menggunakan air sumur.
Suhendrayatna 2006 air sumur penduduk di sekitar TPA merupakan sumber air utama bagi masyarakat dan para pemulung, karena untuk seluruh kebutuhan air
semua dipenuhi dari air sumur baik untuk memasak, MCK, memberi makan ternak dan kebutuhan yang lain.
Data dari Walhi menyebutkan bahwa beberapa bagian tanah di Nanggroe Aceh Darussalam memperlihatkan adanya kandungan logam berat tembaga Cu,
Kobalt Co, Kromium Cr, Nikel Ni, Zinc Zn dan Merkuri Hg dalam kadar tinggi pada 93 titik di lima kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam. Beberapa
daerah yang mengandung logam berat tersebut merupakan daerah yang terkena dampak gelombang tsunami WALHI, 2005. Sofia 2005 menyebutkan, terdapat
kadar logam Cd, Pb, Cu dan Cr pada ikan dan udang yang diperoleh dari beberapa lokasi di Kota Banda Aceh. Ikan dan udang tersebut berasal dari sungai dan laut di
Universitas Sumatera Utara
sekitar Banda Aceh. Hal ini menunjukkan bahwa sungai dan laut sudah terkontaminasi oleh logam berat.
Adanya kontaminasi logam berat di perairan dimungkinkan dapat berasal dari aliran buangan air lindi TPA Gampong Jawa Banda Aceh. Hal ini mungkin saja
terjadi karena lokasi TPA Gampong Jawa Banda Aceh berada di pinggiran bantaran sungai Krueng Aceh yang bermuara ke laut. Selain itu TPA ini juga berada dekat
dengan lokasi tambak-tambak ikan dan udang. Tambak-tambak ikan dan udang ini merupakan sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Apabila logam berat di
perairan ini memasuki biota air seperti ikan dan udang maka logam berat akan masuk ke dalam rantai makanan sehingga akan menimbulkan dampak kesehatan terhadap
masyarakat yang mengkonsumsi ikan dan udang tersebut. Hasil penelitian Kantor Lingkungan Hidup KLH Banda Aceh terhadap
kolam lindi di TPA Gampong Jawa didapatkan kandungan zat berbahaya melebihi baku mutu sehingga bila tidak dikelola dengan benar maka dapat membahayakan
kesehatan masyarakat di sekitar lokasi TPA tersebut BPM, 2010. Selain itu KLH juga menemukan tempat pembuangan limbah medis rumah sakit yang diduga
mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun B3 di TPA Gampong Jawa, yang harus segera diatasi karena berpotensi mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan
warga setempat Serambi Indonesia, 2012. Komposisi logam berat dalam limbah padat domestik di kota Banda Aceh
sebanyak 17,2 Suhendrayatna, 2006. Logam berat pada lindi yang dihasilkan akan memasuki tanah dan perairan di sekitar TPA. Keberadaan kromium VI di
Universitas Sumatera Utara
perairan dapat menyebabkan penurunan kualitas air serta membahayakan lingkungan dan organisme akuatik Susanti dan Henny, 2008. Kondisi anaerob, pH dan potensial
redoks yang rendah membuat kromium akan berada dalam kondisi trivalent yaitu Cr III, logam Cr VI selain bersifat karsinogenik, logam tersebut juga sangat beracun
dan korosif serta iritan terhadap kulit dan selaput lendir Widowati dkk, 2008. Dalam konsentrasi yang rendah logam berat dapat membunuh organisme
hidup dan proses ini diawali dengan penumpukan logam berat dalam tubuh biota. Lama-kelamaan penumpukan yang terjadi pada organ target dari logam berat akan
melebihi daya toleransi dari biotanya dan hal ini menjadi penyebab dari kematian biota terkait Palar, 2008. Selain bersifat racun bagi organisme, logam berat juga
akan terakumulasi dalam sedimen dan biota melalui proses gravitasi, biokonsentrasi, bioakumulasi dan biomagnifikasi oleh biota air Supriatno dan Lelifajri, 2009.
Persoalan spesifik logam berat di lingkungan terutama karena akumulasinya sampai pada rantai makanan dan keberadaanya di alam. Suatu organisme akan kronis
apabila produk yang dikonsumsinya mengandung logam berat Suhendrayatna, 2001.
Kecemasan yang berlebihan terhadap hadirnya logam berat di lingkungan dikarenakan tingkat keracunannya yang sangat tinggi dalam seluruh aspek kehidupan
makhluk hidup. Walaupun pada konsentrasi yang sedemikian rendah efek ion logam berat dapat berpengaruh langsung hingga terakumulasi pada rantai makanan.
Beberapa jenis logam yang dapat terlibat dalam proses bioakumulasi adalah As, Cd, Cr, Cu, Pb, Hg, dan Zn Palar, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Pemanfaatan media penyaring seperti lahan rawa alami maupun buatan adalah salah satu alternatif menurunkan pencemaran lingkungan, karena tumbuhan air
mempunyai kemampuan menyerap, mendegradasi, mentransformasi dan mengimobilisasi bahan pencemar yang terdapat dalam air, tanah, sedimen dan limbah
cair industri Khiatuddin, 2003. Metode yang dapat digunakan untuk membersihkan zat pencemar adalah
dengan menggunakan kemampuan tanaman mengakumulasikan polutan yang ada, yang dikenal dengan Phytoremediasi, di mana tanaman yang digunakan adalah
tanaman yang memiliki kemampuan sangat tinggi untuk mengangkut berbagai pencemaran yang ada ataupun tanaman yang memiliki kemampuan untuk
mengangkut zat polutan yang bersifat tunggal Dhir, 2013. Selain pencemaran yang mampu diangkut oleh tanaman, tanah secara
signifikan juga akan mengalami perbaikan bukan hanya karena berkurangnya pencemaran tetapi juga akibat adanya aktivitas akar, tanah secara otomatis menjadi
lebih subur kembali karena akar tanaman meregulasikan dirinya mengeluarkan asam- asam organik yang mampu meningkatkan kesuburan kimia, fisika, dan juga biologi
tanah Aiyen, 2005. Percy dan Truong 2000 menyebutkan tanaman Vetiveria zizanioides mampu
mereduksi logam berat dan digunakan pada pengendalian lindi di landfill Stotts Creek Australia. Beberapa tanaman lahan basah yang dapat digunakan untuk pengendalian
lindi seperti; Iris pseudacorus, Typha spp, Schoenoplectus validus, Phragmites australis. Luo 2008 menyebutkan tanaman Pteris vittata dan zea mays dapat
Universitas Sumatera Utara
mereduksi logam berat. Tanaman lain yang dapat mereduksi logam berat dari beberapa spesies rumput seperti yang termasuk ke dalam giant cutgrass atau rumput
raksasa. Tumbuhan yang termasuk dalam suku tersebut sangat banyak jenisnya dan merupakan tumbuhan paling penting bagi manusia karena merupakan sumber pangan
utama seperti padi, jagung, gandum, tebu, rumput gajah untuk pakan ternak, akar wangi, atau serai. Selain itu ada pula tumbuhan pengganggu seperti alang-alang dan
padi liar zizaniopsis miliacea Suparyono, 2007. Tumbuhan air yang timbul dan tumbuhan air mengapung lebih banyak
digunakan dalam melakukan kajian pengolahan limbah cair dengan lahan rawa buatan. Jenis tumbuhan timbul Scirpus californicus, Zizaniopsis miliaceae, Panicum
helitomom, Pontederia cordata, Sagittaria lancifolia, dan Typha latifolia adalah jenis tumbuhan air yang telah digunakan pada sistem lahan basah buatan untuk mengolah
limbah peternakan Buyong dkk, 2007. Penelitian dan penerapan teknologi berbasiskan tumbuhan air saat ini
mendapat perhatian di negara maju dan berkembang seperti Amerika, Australia, Eropa, Thailand dan Malaysia Khiatuddin, 2003. Pada penelitian sebelumnya oleh
Sari 2008, tumbuhan Scirpus grossus dapat meremediasi limbah cair yang tercemar logam kromium dengan akumulasi tertinggi pada akar yang mengandung 0,26 ppm.
Puspita, dkk 2011 menggunakan tiga jenis tanaman air Eichornia crassipes, Pistia strariotes, Hydrilla verticillata untuk menurunkan kadar kromium dalam limbah cair
industri batik dengan hasil penurunan secara berturut-turut 49,56, 33,61, dan 10,84.
Universitas Sumatera Utara
Suryadiputra 2006 menjelaskan bahwa daerah pinggir sungai di Aceh ditumbuhi oleh jenis-jenis Cyperaceae dan Typhaceae, demikian juga rawa air tawar
yang sebagian sudah dikembangkan menjadi sawah. Suku Cyperaceae adalah kerabat terdekat suku padi-padian Poaceae dan memiliki banyak katagori diantaranya yaitu
sebagai gulma contohnya Scirpus californicus dan Zizaniopsis miliacea Arsyad, 2011. Suku Typhaceae mempunyai beberapa jenis, antara lain Typha latifolia dan
Typha angustifolia Marianto, 2001. Typha latifolia, Scirpus californicus dan Zizaniopsis miliaceae merupakan
tanaman yang banyak dijumpai pada daerah rawa dan persawahan yang tersebar di seluruh daerah Kota Banda Aceh. Mengantisipasi pengaruh negatif karena adanya
kandungan logam berat dalam air lindi maka perlu dilakukan pengolahan air lindi untuk membersihkan dari zat logam kromium sehingga tidak menimbulkan gangguan
kesehatan terhadap masyarakat akibat rembesan pada tanah dan air sumur penduduk di sekitarnya dengan tanaman yang dapat digunakan untuk meremediasi kromium
pada air lindi di TPA Gampong Jawa Kota Banda Aceh.
1.2 Permasalahan