Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon, baik diperoleh karena adanya faktor
internal maupun eksternal. Stimulus berupa apa saja yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain
melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu interaksi yang dilakukan siswa ketika belajar, dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan dan tindakan.
2. Model Pembelajaran
“Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran
jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan
pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya” Rusman, 2010:
133.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada
pengajar dikelas dalam mengatur pembelajaran. Perbedaan model dengan strategi pembelajaran yaitu model
pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model
pembelajaran terdapat strategi sesuai dengan karakter model pembelajaran tersebut. Sedangkan Strategi pembelajaran adalah prosedur, urutan,
langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Memilih suatu model pembelajaran, harus
disesuaikan dengan realitas dan situasi kelas yang ada, serta pandangan yang akan dihasilkan dari proses kerja sama dilakukan antara guru dan
siswa. Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya, pola urutan dan sifat lingkungan belajarnya. Macam- macam model pembelajarannya Asep Jihad, 2008: 27, sebagai berikut:
a. Model pembelajaran langsung Direct instruction Pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat
dipelajari selangkah demi selangkah. Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi mengecek
pemahaman dengan tanya jawab berhubungan erat dengan model pengajaran langsung.
Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang mencakup rinci terutama pada analisis tugas. Pengajaran langsung
berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, jadi lingkungannya harus diciptakan yang berorientasi pada
tugas- tugas yang diberikan kepada siswa.
b. Model pembelajaran kooperatif Cooperative learning Ciri-ciri pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Isjoni 2009: 22, pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan
kooperatif siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok
kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur pembelajaran kooperatif
didesain untuk mengaktifkan siswa melalui diskusi dalam kelompok kecil.
c. Model pembelajaran berdasarkan masalah Problem based instruction Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi suatu
pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan
karya dan peragaan. Pada model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap utama dimulai dengan tahap memperkenalkan
siswa dengan suatu masalah dan diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
d. Model pembelajaran tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
e. Model pembelajaran kontekstual Contextual learning Model pembelajaran kontekstual merupakan rancangan pembelajaran
yang dibangun atas dasar asumsi bahwa knowledge is constructed by human. Atas dasar itu maka dikembangkan model pembelajaran
konstruktivis yang membuka peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk memberdayakan diri. Model pembelajaran kontekstual lebih
menekankan pada kebutuhan siswa, memberdayakan potensi siswa, peningkatkan kesadaran diri, penyampaian ilmu-ilmu yang fungsional
bagi kehidupan, dan penilaian yang mengukur penguasaan ilmu secara tuntas, hal itu berbeda dari model pembelajaran tradisional yang lebih
menekankan pada materi atau isi, dominasi peran guru, peningkatan pengetahuan, penyampaian pengetahuan yang factual, mengatur
tingkah laku yang nyata, dan menilai posisi siswa pada kelompoknya.
3. Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning