80
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
Rencana kerja kementerianlembaga seperti yang dimaksud oleh UU Nomor 25 Tahun 2004, UU Nomor 17 Tahun 2007, PP
Nomor 21 Tahun 2004 dan PP Nomor 36 Tahun 2007 adalah bagian utama dari rencana pembangunan sektor. Penyusunan dan
penetapan rencana pembangunan sektor skala nasional adalah tugas
dan tanggung
jawab kementerianlembaga
yang membidangi sektor yang bersangkutan. Sebagai contoh,
penyusunan dan penetapan rencana pembangunan sektor industri nasional adalah tugas dan tanggung jawab kementerian
perindustrian, demikian pula penyusunan dan penetapan rencana pembangunan sektor kehutanan nasional adalah tugas dan
tanggung jawab kementerian kehutanan. Pada UU Nomor 17 Tahun 2007 dan pada PP Nomor 40 Tahun
2006, RPJM KementerianLembaga disebut juga rencana strategis Renstra KementerianLembaga. Apabila dipahami
bahwa setiap rencana harus bersifat strategis dan rencana tidak sama dengan strategi, maka istilah ‘rencana strategis’ atau
renstra, menimbulkan kerancuan.
F. Perencanaan Pembangunan Sektor
Perencanaan pembangunan adalah kesatuan dari semua usaha untuk menyusun rencana pembangunan. Pelaksana dan
pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan sektor adalah kementerian atau lembaga lainnya pada tingkat pusat. Peraturan
perundang-undangan mengenai perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat antara lain adalah:
Modul Diklatpim Tingkat III
81 1.
UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan;
2. PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran KementerianLembaga; 3.
PP Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
4. PP Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional; 5.
UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJP 2005 – 2025.
Perencanaan bertitik tolak pada strategi yang telah ditetapkan. Tahapan yang perlu dilakukan:
1. Melengkapi data mengenai sasaran pembangunan sektor
sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan. a.
Data berasal dari semua satuan kerja vertikal di daerah- daerah, baik daerah provinsi maupun kabupatenkota
meliputi data: 1
Keadaan sektoral di daerah tentang keadaan kelembagaan, fisik dan pengelolaan;
2 Peningkatan pelayanan serta hasil kegiatan sektoral
yang diperlukan untuk memenuhi keperluan daerah; 3
Rencana kegiatan
yang merupakan
urusan pemerintahan pemerintah pusat, pemeritahan provinsi
dan pemerintahan daerah; 4
Rencana kegiatan sektoral yang akan dilakukan oleh masyarakat, pengusaha swasta dan BUMN serta
BUMD;
82
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
5 Dana dan sarana yang diperlukan bagi pelaksanaan
kegiatan yang menjadi urusan pemerintah; 6
Rencana pelaksanaan, apakah dilaksanakan langsung oleh pemerintah, atau dekonsentrasi atau penugasan
kepada pemerintahan daerah terutama satuan kerja perangkat daerah SKPD sesuai dengan tugas
sektoral. b.
Data mengenai keadaan-keadaan dalam negeri dan internasional yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi
sektor sebagai pelengkap data yang digunakan dalam menentukan strategi pembangunan sektor;
c. Melakukan analisis untuk menyusun rencana kerja
sektoral, baik rencana tahunan RK sektor, rencana kerja lima tahun RPJM sektor maupun rencana kerja jangka
panjang RPJP
sektor. Meliputi
rencana fisik,
kelembagaan dan keuangan. Dana yang diperlukan berasal dari APBN, investasi swasta daerah dan nasional serta
APBD; d.
Menyusun RK, RPJM dan RPJP kementerianlembaga, meliputi rencana fisik, kelembagaan dan keuangan. Dana
yang diperlukan berasal dari APBN; e.
Menyusun rencana
kerja dan
anggaran RKA
kementerianlembaga sesuai dengan ketentuan pada PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran KementerianLembaga;
Modul Diklatpim Tingkat III
83 f.
Mengajukan rencana kerja dan anggaran kepada kementerian keuangan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; g.
Pengesahan RKA
oleh MenteriKepala
Lembaga penanggung jawab sektor.
Langkah terakhir adalah menyampaikan dan memberi penjelasan mengenai rencana sektor termasuk RKA kementerianlembaga
kepada pemerintah daerah terutama kepada kepala daerah dan SKPD yang terkait.
RKA kementerianlembaga digunakan untuk mendukung, mengendalikan dan melakukan evaluasi serta memberikan arahan
atau saran kepada seluruh kegiatan sektor baik yang direncanakan dan dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
maupun oleh masyarakat dan swasta serta BUMN dan BUMD. PP Nomor 21 Tahun 2004 menentukan bahwa RKA disusun
berdasarkan klasifikasi fungsi dan sub-fungsi serta klasifikasi belanja. Ditetapkan bahwa seluruh rencana dan anggaran
dikelompokkan menjadi 11 sebelas fungsi sebagai berikut: 1.
Pelayanan umum; 7. Kesehatan;
2. Pertahanan;
8. Pariwisata dan budaya; 3.
Ketertiban dan keamanan; 9. Agama;
4. Ekonomi;
10. Pendidikan; 5.
Lingkungan hidup; 11. Perlindungan sosial.
6. Perumahan dan fasilitas umum;
Dengan klasifikasi tersebut, kegiatan suatu sektor terpecah dan masuk pada beberapa fungsi, sebagai contoh kegiatan sektor
84
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
kehutanan sebagian masuk dalam fungsi ekonomi, sebagaian lagi yakni konservasi alam masuk kedalam fungsi lingkungan hidup.
Disamping klasifikasi fungsi dilakukan juga klasifikasi belanja. Semua klasifikasi tersebut berdasarkan pada ragam penggunaan
dana, dan lebih rinci.
G. Penyelenggaraan Pembangunan Sektor