114
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
2 Memberikan fasilitas non-finansial kepada
perusahaan besar produsen komoditas ekspor, antara lain dengan memberi izin penggunaan
jalan umum dan fasilitas umum lainnya tanpa imbalan apapun. Kebijaksanaan ini merugikan
kepentingan umum setempat; 3
Menekan upah buruh sampai di bawah biaya hidup minimal secara fisik;
4 Melakukan devaluasi mata uang rupiah
terhadap dolar agar biaya produksi lebih rendah lagi. Kebijaksanaan ini mengorbankan
rakyat banyak yang tidak memperoleh penghasilan dalam bentuk dolar.
d Peningkatan ekspor terbatas barang-barang kecil
small items dengan nilai yang tidak besar, terutama hasil industri kecil dan rumah tangga. Ekspor hasil
laut cukup berkembang tetapi juga masih terbatas belum mendongkrak perolehan devisa seperti
dekade-dekade sebelumnya. Semua kekurangan tersebut merupakan tantangan yang
perlu diatasi dalam pembangunan nasional. Waktu yang diperlukan tergantung kepada besarnya masalah dan
kemampuan bangsa, terutama pemerintah, untuk mengatasinya.
Modul Diklatpim Tingkat III
115
C. Dana Pembangunan Nasional
Sesuai dengan batasan bahwa pembangunan nasional adalah semua usaha untuk meningkatkan perlindungan dan pengamanan
seluruh wilayah NKRI serta meningkatkan kekuatan bangsa Indonesia pada semua segi kehidupan berbangsa dan bernegara,
maka dana untuk pembangunan nasional adalah semua dana yng digunakan untuk semua usaha tersebut. Dana yang dipergunakan
untuk pembangunan berasal dari dana yang diperoleh dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh bangsa ini sendiri,
dana pinjaman dan hibah dari bangsa lain dan organisasi internasional.
Dalam menentukan alokasi anggaran pembangunan, pemerintah menggunakan tata-cara yang sama dari tahun ke tahun, yakni:
1. Memperhatikan alokasi APBN tahun sebelumnya, agar
pembangunan pada masing-masing sektor, sub-sektor dan daerah tidak terputus.
2. Asumsi dasar pendapatan dan belanja dari kegiatan atau
sektor yang cukup besar pengaruhnya dalam menentukan besarnya APBN.
3. Menentukan langkah untuk mengurangi defisit APBN.
4. Menentukan prioritas kegiatan berdasarnya pengaruhnya
pada keadaan sosial, politik dan perekonomian. Ketentuan Pemerintah mengenai Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara RAPBN tahun 2002, disampaikan sebagai Nota Keuangan Presiden tanggal 7 September 2001 di depan
Sidang Paripurna DPR secara ringkas adalah sebagai berikut:
116
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
1. RAPBN TAHUN 2002 sebesar Rp. 332,4 Trilliun;
2. Rencana penerimaan Rp. 279,4 terdiri atas PDB Rp.112,5 T,
lain-lain Rp.176,9 T; 3.
Defisit Rp 43,0 T atau 2,5 PDB, adapun defisit tahun 2001 3,7 PDB;
4. RAPBN tahun 2002 lebih rendah 2,3 dari APBN tahun
2001, walaupun demikian dengan dorongan kegiatan swasta, diharapkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5 kemudian
direvisi bersama DPR menjadi 4 saja, agar lebih konservatif;
5. Asumsi dasar RAPBN 2002.
a pertumbuhan ekonomi 4 adapun th 2001 3,5;
b kurs Rp 9300US; th 2001 Rp. 9500US;
c suku bunga SBI 3 bulan 14 ; tahun 2001 15;
d inflasi 9,3; tahun 2001 9,3;
e harga minyak mentah US 22barrel; th 2001 US 24;
f produksi BBM 1,23 juta barrelhari; th 2001 sebesar 1,56
juta Menurut Menko Ekonomi, apabila pertumbuhan ekonomi 5
maka belum bisa meningkatkan penciptaan kesempatan kerja, untuk dapat meningkatkan persentase jumlah tenaga kerja yang
terserap, diperlukan pertumbuhan ekonomi 6 atau lebih. Berarti jumlah
pengangguran tetap
meningkat sesuai
dengan pertumbuhan penduduk.
Sebagai gambaran digunakan APBN tahun 2001 dan RAPBN tahun 2002 tercantum pada daftar 4.1. Defisit anggaran diatasi
dengan privatisasi, penjualan aset BPPN dan penjualan obligasi
Modul Diklatpim Tingkat III
117 D1 dan pinjaman luar negeri D2. Contoh alokasi anggaran
dalam Rencana Kerja Pemerintah RKP terlihat pada RAPBN tahun 2002, alokasi pada 6 sektor dari 20 sektor, tercantum pada
daftar 4.2.
Daftar 4.1: RAPBN Tahun 2002 dibanding APBN Tahun 2001
118
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
+ , -
. ,
-
+ , -
. , -
Catatan:
+ Total target privatisasi Rp.
6,5 0,4
6,5 0,4
- Total target penjualan aset BPPN termasuk penarikan obligasi
37,0 2,5
42,8 2,5
Termasuk penundaan utang LN Paris Club II
27,8 1,9
5,9 0,4
trilyun
Selisih terhadap anggaran tahun 2001 [Sumber: RAPBN 2002]
Modul Diklatpim Tingkat III
119
Daftar 4.2 : Alokasi anggaran dari APBN tahun 2002
KODE SEKTOR MURNI PLN
JUMLAH
Rp. Milyar
01 Sektor Industri 155,1
1.381,3 1.536,4
011 Industri 155,1
1.381,3 1.536,4
02 Sektor Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan 1.774,2
1.457,6 3.231,8
021 ss. Pertanian 1.085,5 1.068,4
2.153,9 022 ss. Kehutanan
70,5 119,0
189,5 023 ss. Kelautan
618,2 270,2
888,4
03 Sektor Pengairan 1.380,6
1.998,1 3.378,7
031 ss. Pengembangan dan pengelolaan pengairan 795,0
1.056,2 1.851,2
032 ss. Pengembangan dan pengelolaan sumber-sumber air 585,6
941,9 1.527,5
04 Sektor Tenaga Kerja 127,8
22,1 149,9
041 ss. Tenaga Kerja 127,8
22,1 149,9
05 Sektor Perdagangan, Pengembangan Usaha Nasional, Keuangan, Koperasi. 1.135,8
102,9 1.238,9
051 ss. Perdagangan dalam negeri 41,5
0,0 41,5
052 ss. Perdagangan luar negeri 107,5
0,0 107,5
053 ss. Pengembangan usaha nasional 37,1 0,0
37,1 054 ss. Keuangan
616,3 2,9
619,2 055 ss. Koperasi dan usaha mikro,kecil dan menengah
333,4 100,0
433,4
06 Sektor Transportasi, Meteorologi dan Geofisika 2.023,6
4.440,9 6.464,5
061 ss. Prasarana jalan 1.197,3
2.141,3 3.338,6
062 ss. Transportasi darat 454,0
615,1 1.069,3
063 ss. Transportasi laut 160,9
650,0 810,9
064 ss. Transportasi udara 190,0
1.034,5 1.224,5
065 ss. Meteorologi, geografi, pencarian dan penyelamatan 21,4
0,0 21,4
Keterangan : PLN
- Pinjaman Luar Negeri MURNI - Dana murni dari dalam negeri PDB sebelum ditambah dana dari PLN
120
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
Jumlah dana pembangunan pada daftar 4.1 belum termasuk dana yang tidak masuk dalam APBN, dan dana swasta serta
masyarakat. Terdapat banyak pemasukan nagara yang tidak dimasukan dalam APBN. Dana tersebut dikelola oleh departemen
atau kementerian atau lembaga yang mendapatkannya. Walau demikian semua dana tersebut adalah dana pemerintah yang
diawasi penggunaannya oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Dana dari APBN digunakan untuk pembangunan semua sektor,
departemen, kementerian dan lembaga-lembaga pemerintah, subsidi untuk pembangunan daerah baik melalui DAU maupun
melalui DAK, serta subsidi komoditas import yang digunakan bagi masyarakat luas antara lain subsidi bahan bakar minyak
BBM yang sangat besar. Usaha konversi penggunaan minyak tanah ke penggunaan gas alam adalah salah satu usaha
pemerintah untuk mengurangi import BBM sehingga besarnya subsidi untuk BBM bisa diturunkan. Alokasi anggaran untuk tiap
sektor dan tiap sub-sektor ditentukan sesuai dengan keperluan sektor serta urutan prioritas penganggaran yang ditetapkan oleh
Presiden beserta kabinetnya terutama Menteri Keuangan dan Menteri NegaraKetua Bappenas.
Dana dari pinjaman luar negeri terutama digunakan pada sektor pembangunan daerah, sektor pertambangan, sektor pendidikan,
sektor transportasi, sektor industri dan sektor pertanian. Pada hakekatnya pinjaman luar negeri dapat dikurangi apabila
dilakukan peningkatan efisiensi penggunaan semua anggaran dari APBN terutama yang berasal dari pinjaman luar negeri. Pinjaman
dari luar negeri memiliki dampak politik dan sosial ekonomi
Modul Diklatpim Tingkat III
121 pada kehidupan bangsa ini terutama sikap politik Indonesia baik
dalam politik kenegaraan maupun dalam politik ekonomi dan politik kebudayaan.
D. Strategi Pembangunan Nasional