100
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
5. Pemerintah memiliki aparatur ekonomi untuk sarana
pengendalian perekonomian; 6.
Pembangunan ekonomi
diarahkan untuk
mencapai pertumbuhan dan pemerataan hasil pembangunan secara
bersamaan growth with equality. Sistem perekonomian ini disebut Sistem ekonomi terpimpin
berdasarkan Pancasila, atau Sistem ekonomi demokrasi TAP MPRS No. XXIIIMPRS1966. Pengertian sistem ekonomi
terpimpin bukan dipimpin oleh penguasa atau pemodal atau partai, tetapi dipimpin oleh UUD 1945 dan ketentuan-
ketentuan pelaksanaannya yang benar. Sistem perekonomian Indonesia yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 adalah salah
satu ketentuan dan strategi dasar pembangunan nasional Indonesia yang harus ditaati dan merupakan pedoman untuk
menetapkan strategi pelaksanaan selanjutnya. Di samping ketentuan yang tercantum diatas, terdapat ketentuan
adat dan ketentuan agama yang tidak disebut pada peraturan perundang-undangan, perlu diperhatikan dan sejauh mungkin
ditaati sepanjang tidak bertentangan dan tidak menghambat pelaksanaan atau penerapan peraturan perundang-undangan
negara.
B. Sasaran, Modal Dasar dan Tantangan
1.
Sasaran Pembangunan
Sesuai dengan tujuannya, maka sasaran pembangunan nasional mencakup pembangunan semua segi kehidupan
Modul Diklatpim Tingkat III
101 berbangsa dan bernegara, yang berarti juga meliputi semua
sektor dan bidang urusan pemerintahan, urusan masyarakat luas pada skala nasional dan skala daerah. Urusan
pemerintahan sebanyak 40 empat puluh bidang termasuk bidang-bidang yang sebagian pengurusannya dilimpahkan
kepada pemerintahan daerah kabupatenkota, semua menjadi sasaran pembangunan nasional. Keempat puluh bidang
urusan pemerintahan adalah sebagai berikut: 1
Pendidikan; 2
Kesehatan; 3
Pertanahan; 4
Pekerjaan umum; 5
Penataan ruang; 6
Perencanaan pembangunan; 7
Perumahan; 8
Kepemudaan dan olah-raga; 9
Penanaman modal; 10
Kependudukan dan catatan; 11
Ketanagakerjaan; 12
Ketahanan pangan; 13
Sosial; 14
Perhubungan; 15
Statistik; 16
Kebudayaan; 17
Komunikasi dan informatika; 18
Lingkungn hidup; 19
Kearsipan; 20
Perpustakaan;
102
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
21 Pemberdayaan masyarakat dan desa;
22 Koperasi, usaha kecil dan menengah;
23 Keluarga berencana dan sejahtera;
24 Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
25 Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
26 Otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi
keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;
27 Kelautan dan perikanan;
28 Pertanian;
29 Kehutanan;
30 Energi dan sumber daya mineral;
31 Pariwisata;
32 Industri;
33 Perdagangan;
34 Ketransmigrasian.
35 Politik luar negeri;
36 Pertahanan;
37 Keamanan;
38 Yustisi;
39 Moneter dan fiskal;
40 Agama
.
Di samping bidang-bidang tersebut terdapat urusan lain yang menyangkut kepentingan masyarakat dan kehidupan
berbangsa dan bernegara walaupun tidak secara eksplisit tertulis sebagai urusan negara, antara lain adanya aliran
kepercayaan yang menyimpang dari paham atau agama-
Modul Diklatpim Tingkat III
103 agama yang telah dianut masyarakat luas, dan sikap hidup
yang boros sehingga bersifat lebih konsumtif, juga menjadi perhatian pemerintah dan menjadi sasaran pembangunan
nasional. Kemajuan
yang ingin dicapai merupakan tuntutan
pembangunan nasional, sedangkan perbedaan antara keadaan waktu ini dengan keadaan yang ingi dicapai merupakan
tantangan pembangunan. Keberhasilan bangsa Indonesia dalam usaha mencapai kemajuan yang diinginkan, sangat
ditentukan oleh kemampuan penyelenggara negara serta keadaan dan kedudukan bangsa Indonesia diantara bangsa-
bangsa lain di dunia.
2.
Modal Dasar
Modal dasar pembangunan nasional adalah seluruh kekayaan, keadaan dan kemampuan bangsa Indonesia,
kemerdekaan dan hubungan baik dengan semua negara di dunia. Setiap sumber daya nasional dan kemampuan yang
dapat dijadikan penunjang pembangunan nasional adalah modal dasar pembangunan.
Modal dasar pembangunan nasional meliputi: a.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kemerdekaan; b.
Semua Lembaga penyelegara negara, terdiri atas seluruh lembaga pemerintah, lembaga legislatif dan lembaga
yudikatif beserta aparaturnya; c.
Seluruh warganegara NKRI yang lebih merupakan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan;
104
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
d. Seluruh sumber daya alam beserta pengaturan dan
pengelolaannya; e.
Sistem dan keadaan sosial, politik, budaya, keamanan dan
pertahanan yang
mantap dan
mendukung pembangunan;
f. Keadaan dan sistem ekonomi negara, mencakup semua
kelembagaan ekonomi,
kegiatan dan
sarana perekonomian, serta pelaku ekonomi, baik pemerintah
maupun swasta dan masyarakat; g.
Ilmu dan teknologi yang telah dikuasai di semua bidang; h.
Letak geografis beserta kedudukan Indonesia di dalam berbagai percaturan dunia;
i. Hubungan luar negeri yang baik di semua bidang
kegiatan, baik sosial, politik, budaya, ekonomi, keamanan maupun pertahanan, termasuk kepercayaan
dari lembaga-lembaga keuangan internasional antara lain IMF, ADB, dan Consultative Group on Indonesia CGI;
j. Dana cadangan dana dan devisa yang dimiliki oleh
pemerintah.
3.
Tantangan Pembangunan
Tantangan pembangunan terdiri atas berbagai keadaan yang tidak menguntungkan yang harus dihadapi oleh bangsa
Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasional menuju kesejahteraan yang lebih baik. Tantangan tersebut
berasal dari dalam negeri dan dari luar negeri. Tantangan pada pembangunan nasional tidak lepas dari globalisasi
perekonomian yang melanda semua negara di dunia.
Modul Diklatpim Tingkat III
105 Globalisasi pada hakekatnya adalah liberalisasi ekonomi di
semua negara. Pengaruh globalisasi ekonomi pada setiap negara berbeda sesuai dengan keadaan perekonomian
masing-masing. Pada dasarnya arti dan pengaruh globalisasi adalah sebagai berikut:
Globalisasi ekonomi berarti: a.
Penerapan sistem
perekonomian liberal
pada perekonomian dunia, baik pada hubungan ekonomi antar
negara maupun pada perekonomian dalam negeri setiap negara;
b. Persaingan bebas antar pelaku ekonomi di seluruh dunia
tanpa memperhatikan batas-batas negara; c.
Tidak ada pelarangan export atau pelarangan import no tax-barrier on economic
; d.
Tidak ada subsidi pemerintah pada produksi barang yang dijual ke pasaran dunia;
e. Persaingan bebas berlaku bagi semua barang dan jasa
serta modal dan barang modal; f.
Semua bentuk kerjasama usaha antar badan usaha dapat diterapkan, baik antar badan usaha dunia maupun di
dalam negeri. Globalisasi menguntungkan negara yang memiliki:
a. Sistem perekonomian dan keadaan perekonomian yang
mantap; b.
Unit-unit produksi memiliki efisiensi yang tinggi sehingga mampu bersaing di pasaran dunia;
106
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
c. Produk domestik menguasai pasar dalam negeri dan
menang dalam persaingan bebas terhadap produk luar negeri;
d. Permodalan yang handal serta tidak tergantung pada
permodalan dan teknologi luar negeri; e.
Teknologi produksi cukup handal dan tidak tergantung pada luar negeri;
f. Tahan terhadap gangguan manipulasi perekonomian
dunia; g.
Pemerintah mampu mengendalikan perekonomian dalam negeri.
Globalisasi merugikan negara yang berada pada keadaan: a.
Sistem dan keadaan perekonomian yang tidakkurang mantap;
b. Unit-unit produksi kurang efisien sehingga kurang
mampu bersaing di pasar dunia; c.
Produk domestik tidakkurang menguasai pasar di dalam negeri dan bahkan kalah bersaing dengan produk impor
dari luar negeri; d.
Permodalan banyak tergantung kepada badan-badan usaha luar negeri, baik melalui utang, obligasi maupun
pemilikan saham; e.
Teknologi produksi tergantung kepada badan usaha luar negeri;
f. Tidak tahan terhadap gangguan yang timbul dari
manipulasi perekonomian di luar negeridi dunia;
Modul Diklatpim Tingkat III
107 g.
Pemerintah tidak mampu mengendalikan perekonomian, baik melalui mekanisme pasar maupun mekanisme
politik. Tantangan pembangunan nasional di antaranya adalah
ketidakstabilan sosial politik dan ekonomi serta keamanan, kerusakan lingkungan dan sumber daya alam, kemiskinan,
kebodohan dan tujuan pembangunan yang harus dicapai. Ketidakstabilan ekonomi terutama adalah ketidakmampuan
bangsa ini mencukupi keperluan pokok dari produksi dalam negeri sendiri, terutama pangan dan perumahan, serta
keperluan obat-obatan dan alat kerja dan alat transportasi yang memerlukan teknologi tinggi. Bahkan setelah 50 tahun
merdeka, Indonesia belum juga mampu memproduksi mobil yang paling sederhana sekalipun, secara penuh tanpa
komponen import. Berbagai tantangan pada berbagai bidang antara lain adalah:
1 Politik
a Adanya kelompok-kelompok sparatis di berbagai
daerah yang ingin lepas dari NKRI, baik secara deplomasi maupun kekerasan sehingga mengganggu
keamanan; b
Pertentangan antar suku yang terjadi pada akhir-akhir ini;
c Pertentangan antar agama dan adanya kelompok
agama tertentu yang ingin merubah dasar negara; d
Sikap primordialisme beberapa daerah; e
Timbulnya pertentangan antar berbagai partai politik dan berbagai sikap fungsionaris partai yang lebih
108
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
mengutamakan kepentingan kelompok dan partainya daripada kepentingan bangsa dan negara.
2 Sosial dan Budaya
a Korupsi yang telah membudaya yang timbul oleh
rendahnya upah dan gaji serta rangsangan pola hidup yang lebih konsumtif dan boros;
b Kurangnya rasa patriotik sehingga lebih mudah
melepaskan budaya bangsa, dan lebih tertarik pada penggunaan budaya hidup asing, sehingga lebih
bersikap konsumtif dan kurang memiliki budaya kerja;
c Penguasaan dan penerapan ilmu dan teknologi yang
lebih baik kurang terpacu, sehingga kurang inovatif dan kurang mandiri di dalam ikut serta berperan
dalam pembangunan; d
Kriminilitas yang makin berkembang, antara lain terdorong oleh kelangkaan lapangan kerja, rendahnya
upah buruh dan usaha di sektor pertanian kurang memberikan hasil yang memadai serta sektor non-
formal yang telah sesak oleh persaingan.
3 Lingkungan
Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh berbagai industri dan rumah tangga serta pemanfaatan sumber
daya alam dan buatan telah mengharuskan adanya biaya ekstra yang harus ditanggung oleh masyarakat dan
pemerintah. Antara lain banjir dan berbagai penyakit yang diderita penduduk terutama penduduk kurang
Modul Diklatpim Tingkat III
109 mampu. Keadaan ini meningkatkan hambatan untuk
pembangunan kesejahteraan umum.
4 Ekonomi dalam negeri
a Defisit APBN selalu dialami oleh Pemerintah pada
masa pemerintahan orde baru sejak tahun 1966 sampai tahun-tahun terakhir ini. Defisit pada APBN
ditutup dari berbagai sumber terutama hutang dari berbagai lembaga keuangan internasional, antara lain
IMF, dan hutang kepada berbagai negara; b
Produksi komoditas pokok terutama bahan pangan tidak mencukupi konsumsi dalam negeri, antara lain
beras dan gula. Untuk memenuhi permintaan dalam negeri, pemerintah harus import yang berarti
penggunaan valuta asing yang dimiliki pemerintah, baik yang diperoleh dari pinjaman ke negeri lain atau
badan keuangan internasional maupun devisa yang diperoleh dari ekspor;
c Konsumsi bahan bakar minyak yang selalu
meningkat menyebabkan subsidi yang selalu meningkat. Keadaan ini mengurangi dana bagi
pembangunan berbagai sarana umum, baik untuk produksi
maupun untuk
perdagangan dan
kesejahteraan; d
Jumlah penduduk miskin masih sangat besar baik dalam jumlah jiwa maupun persentase terhadap
jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Indikasi dan jumlahnya adalah sebagai berikut:
110
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
1. Penduduk miskin adalah anggota rumah
tangga miskin. Adapun rumah tangga miskin adalah rumah tangga yang konsumsinya tidak
mencukupi kebutuhan akan makanan dan non- makanan yang nilainya diwakili oleh suatu
garis kemiskinan yang ditentukan oleh Badan Pusat Statistik;
2. Penduduk miskin memiliki pengeluaran untuk
pembelian bahan pangan rata-rata 72,9. Jumlah ini lebih besar daripada pengeluaran
untuk keperluan non-pangan, yang hanya mencapai 27,1 dari total pengeluaran
seluruhnya. Sebaliknya penduduk yang tidak miskin memiliki pengeluaran untuk pangan
lebih kecil daripada nilai pengeluaran untuk non-pangan;
3. Menurut hasil survei sosial ekonomi nasional
Susenas Maret 2006 penduduk miskin di seluruh Indonesia adalah 39,050juta atau
17,75 dari seluruh penduduk. Berarti meningkat 3,95 juta dibanding tahun 2005
yang waktu itu 35,10 juta jiwa. Kenaikan tersebut karena kenaikan harga BBM yang
menyebabkan naiknya semua komoditas termasuk keperluan pokok bagi hidup rakyat.
Jumlah penduduk miskin naik turun sebagai berikut:
Modul Diklatpim Tingkat III
111
Tahun 2001
2002 2003
2004 2005
2006 Pndd miskin 37,30 38,40 37,30 36,10 35,10 39,05 juta
persen 18,41 18,20 18,42 16,66 15,97 17,75
Sebagian besar penduduk miskin adalah buruh tani dan petani yang memiliki lahan sangat kecil,
serta pedagang-pedagang kecil yang memiliki modal
amat kecil
serta sangat
kecil keberadaannya atau keterkaitannya dengan
lembaga keuangan formal. Penyebaran penduduk miskin
menurut bidang
kerja utamanya,
tercantum pada daftar berikut; a
Kesempatan kerja yang sangat terbatas dan adanya peluang pekerjaan yang kurang
menghargai harkat manusia adalah keadaan yang tidak sesuai dengan barapan bangsa.
Demikian pula adanya pengiriman tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang kurang
terhormat, antara lain: sebagai pembantu rumah tangga dan tenaga kasar di negeri
orang, bukanlah cita-cita bangsa Indonesia. Sumber daya alam dan keadaan alam serta
sumber daya manusia yang ada mampu mendukung penciptaan kesempatan kerja
sampai pada
jumlah sesuai
dengan tersedianya tenaga kerja di daerah dan yang
mungkin sebagian dari daerah lain;
112
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
b Masih banyak daerah tertinggal, baik di Jawa
maupun di Luar Jawa, terutama di wilayah Indonesia bagian timur;
c Eksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan melampaui
ambang batas
kemampuan alaminya,
sehingga menghancurkan
kelestarian manfaat
ekonomi dan ekologi sumber daya alam tersebut, antara lain hutan alam dan laut dan
perairan dalam.
Eksploitasi tambang
dilakukan tanpa reklamasi. Keadaan ini menimbulkan kerugian ekonomi karena tidak
dapat dimanfaatkannya
wilayah bekas
pertambangan untuk keperluan lain, terutama untuk pertanian;
d Penguasaan sebagian besar aset negara oleh
sekelompok kecil
pengusaha telah
menyulitkan pembangunan menuju keadaan ekonomi yang lebih demokrasi. Hambatan
timbul dari penguasaan tersebut dan sikap yang lebih mempertahankan sistem ekonomi
yang ada yang lebih bersifat liberal.
5 Perdagangan luar negeri
a Kedudukan
Indonesia dalam
percaturan perekonomian dunia dalam dekade terakhir milenium
kedua, mulai tahun 1990, melemah terutama sebagai daerah untuk penanaman modal. Sebab utamanya
adalah makin berkembangnya negara-negara di Asia
Modul Diklatpim Tingkat III
113 Timur, antara lain Thailand, Vietnam dan China,
dalam menghasilkan berbagai komoditas, terutama tekstil. Ekspor dari negara-negara ini merupakan
saingan berat Indonesia. Sebagai contoh, China. Negeri
ini menjadi
ancaman besar
bagi perekonomian negara-negara di dunia, terutama bagi
Asia Pasific. Produksi pangan dan bahan baku lain serta hasil industri berat dan ringan, sangat cepat
berkembang dengan harga ekspor yang rendah sehingga sangat kuat bersaing;
b Nilai ekspor yang makin rendah terutama karena
makin berkurangnya hasil hutan alam yang pada waktu-waktu sebelumnya merupakan andalan ekspor
Indonesia. Dalam dekade-dekade sebelumnya, sejak tahun 1970, nilai ekspor hasil hutan adalah terbesar
setelah gas dan minyak bumi; c
Defisit perdagangan luar negeri. Keadaan ini diatasi dengan memacu peningkatan volume dan nilai
ekspor berbagai komoditas. Agar dapat bersaing di pasar
dunia, maka
pemerintah mendukung
kebijaksanaan penurunan biaya produksi dengan cara:
1 Memberikan berbagai fasilitas finansial antara
lain pajak dihitung sendiri dan kemudahan mendapatkan kredit dari bank. Kebijaksanaan ini
telah banyak disalahgunakan, antara lain penyalahgunaan bantuan liquiditas bank;
114
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
2 Memberikan fasilitas non-finansial kepada
perusahaan besar produsen komoditas ekspor, antara lain dengan memberi izin penggunaan
jalan umum dan fasilitas umum lainnya tanpa imbalan apapun. Kebijaksanaan ini merugikan
kepentingan umum setempat; 3
Menekan upah buruh sampai di bawah biaya hidup minimal secara fisik;
4 Melakukan devaluasi mata uang rupiah
terhadap dolar agar biaya produksi lebih rendah lagi. Kebijaksanaan ini mengorbankan
rakyat banyak yang tidak memperoleh penghasilan dalam bentuk dolar.
d Peningkatan ekspor terbatas barang-barang kecil
small items dengan nilai yang tidak besar, terutama hasil industri kecil dan rumah tangga. Ekspor hasil
laut cukup berkembang tetapi juga masih terbatas belum mendongkrak perolehan devisa seperti
dekade-dekade sebelumnya. Semua kekurangan tersebut merupakan tantangan yang
perlu diatasi dalam pembangunan nasional. Waktu yang diperlukan tergantung kepada besarnya masalah dan
kemampuan bangsa, terutama pemerintah, untuk mengatasinya.
Modul Diklatpim Tingkat III
115
C. Dana Pembangunan Nasional