68
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
2. Bidang
yang pengurusannya
sepenuhnya menjadi
kewenangan pemerintah pusat dan hanya dapat diberikan kepada pemerintahan daerah provinsi atas dasar dekonsetrasi
dan kepada pemerintahan daerah kabupatenkota atas dasar penugasan.
a. Politik luar negeri;
b. Pertahanan;
c. Keamanan;
d. Yustisi;
e. Moneter dan fiskal;
f. Agama.
Tantangan pembangunan sektor adalah semua keadaan yang merupakan kekurangan yang menjadi tujuan, sasaran dan target
yang akan dicapai melalui pembangunan. Sebagai contoh adalah kekurangan produksi beras untuk memenuhi konsumsi dalam
negeri adalah salah satu tantangan pembangunan pertanian pangan. Target pembangunan pertanian pangan salah satunya
adalah meningkatkan produksi beras agar dapat mencukupi semua permintaan dalam negeri.
Pelaku pembangunan sektor adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat luas termasuk perorangan, koperasi, para
badan usaha kecil, badan usaha menengah dan besar baik yang berada di daerah sasaran pembangunan maupun yang berada di
luar daerah, serta badan usaha dan organisasi asing.
Modul Diklatpim Tingkat III
69
C. Dana Pembangunan Sektor
Dana pembangunan sektor berasal dari: 1.
Kementerian dan lembaga pemerintah dalam rangka dekonsentrasi dan pembantuan kepada pemerintahan daerah
sesuai dengan PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran KementerianLembaga;
2. Pendapatan daerah baik yang diperoleh dari PAD, dana
perimbangan, Dana Alokasi Khusus DAK dan dana lainnya;
3. Bantuan negara atau organisasi asing dalam rangka hibah
atau pinjaman melalui pemerintah pusat; 4.
Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD dan badan usaha swasta yang ikut
mengelola sumber daya sektor baik dalam rangka investasi maupun bentuk lain;
5. Koperasi
dan perorangan
dalam rangka
ikut mendayagunakan sumber daya sektor;
6. Pemerintah masyarakat daerah lain dalam rangka kerjasama,
7. Bantuan atau dana kerjasama edngan negara lain atau
organisasi internasional. Masing-masing dana perlu pengelolaan dan administrasi
keuangan tersendiri serta pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan masing-masing. Pemerintah daerah perlu mengatur
sinkronisasi berbagai kegiatan pembangunan agar secara bersama-sama memberikan manfaat yang lebih besar bagi daerah
dan nasional.
70
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
D. Strategi Pembangunan Sektor
Strategi pembangunan sektor adalah ketentuan mengenai garis besar rencana pembangunan sektor. Strategi pembangunan
bersifat kualitatif, sedangkan rencana pembangunan memuat sasaran dan target pembangunan serta dana dan waktu yang
digunakan untuk pelaksanaan yang bersifat kuantitatif, baik volume maupun waktu yang digunakan, disertai letak sasaran
pembangunan yang lebih pasti dan lebih rinci. Pengaturan pengelolaan dan pembangunan sektor pada lingkup
nasional menjadi tugas dan tanggung jawab menteri atau kepala lembaga pemerintahan non-kementerian yang membidangi sektor
yang bersangkutan. Sebagai contoh, penyusunan dan penetapan strategi dan rencana pembangunan sektor pertanian adalah
Menteri Pertanian. Dalam pelaksanaan penentuan strategi dan penetapan rencana pembangunan sektor pada skala nasional,
berunding dan memerlukan saran dari lembaga-lembaga yang terkait serta pemerintahan daerah. Konsultasi untuk menampung
keinginan masyarakat dan pemerintahan daerah, dapat dilaksanakan secara langsung atau melalui satuan kerja vertikal.
Adapun pengaturan pengelolaan dan pembangunan sektor lingkup daerah provinsi menjadi tugas dan tanggung jawab
gubernur selaku kepala pemerintahan daerah provinsi sebagai wakil pemerintah pusat. Dalam pelaksanaannya memperhatikan
kepentingan daerah kabupatenkota serta arah pembangunan sektor lingkup nasional.
Modul Diklatpim Tingkat III
71 Strategi pembangunan sektor lingkup nasional dan daerah
memiliki tujuan, sasaran, target dan strategi, sesuai dengan: 1.
Tugas pokok dan fungsi kementerianlembaga masing- masing bidang;
2. Kepentingan pembangunan nasional;
3. Kepentingan masyarakat dan pembangunan daerah.
Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan strategi pembangunan suatu sektor lingkup nasional,
terutama: 1.
Keadaan dan penyebaran sumber daya sektor di setiap daerah di Indonesia;
2. Kualitas dan kuantitas tingkat dukungan sumber daya sektor
kepada pembangunan
masing-masing daerah
dan pembangunan nasional, baik dukungan keuangan atau
pemasukan bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dan masyarakat;
3. Kualitas pelayanan sektor kepada masyarakat luas di daerah
masing-masing dan kepada masyarakat umum di pusat; 4.
Manfaat ekonomi bagi masyarakat, termasuk efek ganda multiplier effect dan dorongan untuk menimbulkan usaha
kecil trickle down effect yang dapat diukur dengan besarnya ‘economic linkage’ baik ‘forward economic linkage’ maupun
backward economic linkage; 5.
Keadaan dan pola perkembangan keadaan sosial-politik dan perekonomian dunia, serta kedudukan Indonesia dalam
politik perekonomian dunia terutama yang menyangkut kepentingan dan pengaturan pengelolaan sektor;
72
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
6. Keseimbangan antara penyediaan dan permintaan akan
komoditas dan atau jasa hasil sektor di masing-masing daerah dan secara nasional;
7. Keseimbangan antara penyediaan dan permintaan akan
komoditas dan atau jasa hasil sektor di pasaran dunia baik yang ada waktu penyusunan strategi maupun pada waktu-
waktu yang akan datang; 8.
Kemampuan sektor dan besarnya dukungan pemerintah pusat dan daerah untuk melaksanakan pembangunan sektor, baik
dukungan politik, keuangan, sumber daya manusia maupun teknik;
9. Kemungkinan
adanya risiko
yang menghambat
pembangunan serta pemanfaatan hasil pembangunan sektor bidang, antara lain ‘negative impact’ yang timbul akibat
pembangunan, baik yang langsung maupun yang tak langsung baik yang bersifat ‘stand alone’ maupun yang
‘multiplier’. Untuk mampu mempertimbangkan dengan baik, diperlukan
analisis data secara kuantitatif dan kualitatif antara lain dengan ‘trend analysis’ atau ‘priority hierarchy analysis’ atau analisis
optimasi dengan mempergunakan ’linear programming analysis’. Adapun data yang diperlukan terdiri atas data ‘numeric’ dan data
‘geographics’, baik kuantitatif maupun kualitatif. Pada pelaksanaan otonomi aparat kementerian dan bukan kementerian
di pusat dituntut untuk mampu memilih dan menentukan strategi pembangunan sektor secara tepat berdasarkan hasil analisis
kuantitatif dan kualitatif yang tepercaya. Perlu dipahami bersama bahwa strategi adalah penting dan bersifat strategis bagi
Modul Diklatpim Tingkat III
73 kehidupan bangsa karena amat menentukan hasil pembangunan
seluruhnya. Menurut jangka waktu pelaksanaannya, dikenal adanya strategi
pembangunan jangka panjang 20 tahun, strategi pembangunan jangka menengah 5 tahun dan strategi pembangunan satu tahun.
Rencana pembangunan
20 tahun
menetapkan strategi
pembangunan 5 tahun dan rencana pembangunan 5 tahun menetapkan strategi pembangunan tahunan. Pola keterkaitan
antara berbagai strategi dan berbagai rencana pembangunan ditunjukan pada gambar 3.1 sebagaimana pada halaman berikut.
74
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
Strategi PJM Sektor Strategi PJM Daerah
RPJM Sektor RPJM Daerah
Strategi RK Sektor
RK Sektor Strategi PT Daerah
RPT Daerah RPT Nasional
Strategi PT Nasional RPJP Nasional
RPJP Daerah Strategi PJP
Sektor RPJP Sektor
Usulan PJP Daerah Strategi PJP
Daerah Strategi PJM Nasional
RPJM Nasional
Gambar 3.1 : Pola keterkaitan antar strategi.
RPJP – Rencana Pembangunan Jangka Panjang 20 tahun RPJM – Rencana Pembangunan Jangka Menengah 5 tahun
LPNK – Lembaga Pemerintah Non-Kementerian sering disebut Lembaga.
RK – Rencana Kerja
RKT – Rencana Kerja Tahunan.
Modul Diklatpim Tingkat III
75 RPJP, rencana pembangunan nasional jangka 20 tahun adalah:
1. Penjabaran UUD 1945, meliputi tujuan merdeka dan
bernegara; 2.
Memuat strategi pembangunan jangka panjang 20 tahun setiap sektor dan pembangunan daerah;
3. Disusun dengan memperhatikan usulan semua sektor dan
usulan serta kepentingan daerah; 4.
Memuat strategi pembangunan nasional jangka menengah 5 tahun.
Disusun berdasarkan data keperluan pembangunan dan usulan semua
sektor kementerianlembaga
serta keadaan
dan kemungkinan perubahan atau trend ekonomi dunia dan posisi
Indonesia dalam percaturan ekonomi dunia. Secara singkat, RPJP disusun berdasarkan keadaan analisis politik ekonomi dalam
negeri dan luar negeri. Usulan atau saran dari kementerian dan lembaga serta dari daerah digambarkan dengan garis putus-putus.
Strategi PJP sektor merupakan penjabaran strategi pembangunan sektor yang dimuat dalam RPJP nasional. Istilah Strategi PJP
sektor tidak disebut dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan juga tidak disebut dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang, akan tetapi diperlukan dan
disusun oleh masing-masing sektorbidang dan satuan kerja perangkat daerah SKPD. Rencana pembangunan jangka
panjang sektorbidang,
adalah penjabaran
strategi PJP
sektorbidang serta arahan dari RPJP nasional. RPJP
76
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
sektorbidang memuat penjelasan yang lebih rinci dan lebih luas mengenai sasaran serta kuantitatif. Demikian pula RPJP SKPD
daerah merupakan penjabaran strategi PJP daerah serta sesuai dengan arah pembangunan yang dimuat di dalam RPJP
sektorbidang yang terkait. Strategi pembangunan sektor terdiri atas semua strategi sub-
sektor. Sebagai contoh, strategi pembangunan pertanian memuat strategi pembangunan perkebunan, strategi pembangunan
pertanian pangan dan strategi pembangunan hortikultura. Strategi yang digunakan merupakan pilihan dari beberapa strategi.
Sebagai contoh kasus: Sektor pertanian sub-sektor perkebunan, khusus peningkatan produksi perkebunan dan pengolahan kelapa
sawit perlu ditingkatkan dengan pertimbangan: 1.
Dalam waktu lima tahun yang akan datang kekurangan persediaan minyak kasar kelapa sawit crude palm oil, CPO
sebesar 20. Dari jumlah tersebut setidaknya Indonesia memiliki peluang meningkatkan ekspor CPO sebesar 12
dari jumlah permintaan pasar dunia; 2.
Indonesia perlu
meningkatkan ekspor
CPO untuk
meningkatkan perolehan devisa dan membuka lapangan kerja serta meningkatkan produk domistik bruto PDB nasional
dan daerah dan memenuhi konsumsi dalam negeri yang selalu meningkat sebesar 1,5 per tahun;
3. Berbagai lahan di luar Jawa cocok untuk usaha kelapa sawit
dan teknologi yang dipergunakan cukup mudah untuk disebarluaskan.
Untuk meningkatkan produksi nasional, terdapat dua strategi yang cukup sesuai untuk diterapkan yakni:
Modul Diklatpim Tingkat III
77
Strategi ke-1
Untuk meningkatkan hasil kelapa sawit dilakukan: 1.
Perluasan tanaman kelapa sawit disertai pembangunan pabrik pengolahan skala besar di Sumatera dan di Kalimantan;
2. Pemerintah membantu penyediaan lahan untuk perluasan
perkebunan; 3.
Dipacu keikutsertaan pemodal besar di dalam negeri; 4.
Dipacu masuknya modal asing, terutama dari Jepang dan Eropa Barat, dalam bentuk investasi langsung sebagai
perusahaan asing atau dalam bentuk patungan dengan modal dalam negeri joint venture;
5. Import alat-alat untuk pengolahan kelapa sawit dikenakan
bea masuk yang jauh lebih rendah; 6.
Apabila pemodal menggunakan dana pinjaman dari bank- bank di dalam negeri maka memperoleh penangguhan
pembayaran hutang grace periode selama 4 tahun mulai dari akhir penggunaan dana.
Strategi ke-2
1. Ditetapkan wilayah pengembangan kebun kelapa sawit yang
diperlukan, baik luas maupun letaknya; 2.
Kebun kelapa sawit dikembangkan di Sumatra 10, di Kalimantan 50, di Sulawesi 10 dan di Papua 30 dari
luas pengembangan dalam waktu lima tahun; 3.
Dipacu peran serta usaha rakyat, koperasi, badan usaha kecil dan menengah setempat melalui pembinaan teknik usaha dan
penyediaan modal melalui kredit pada bank, terutama bank pemerintah;
78
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
4. Modal yang digunakan berasal hanya dari aset perusahaan
atau dari kredit pada bank dalam negeri; 5.
Pabrik pengolahan didirikan pada sentra-sentra tanaman sawit oleh BUMN perindustrian bersama koperasi dan usaha
kecil atau perorangan, dalam bentuk penyertaan saham sharing;
6. Penangguhan pembayaran angsuran kredit kepada bank
grace period 5 tahun dan penangguhan pembayaran pajak tax holiday selama 6 tahun pertama;
Untuk menetapkan strategi yang mana, yang ke-1 atau yang ke-2, yang dipilih, para peserta pendidikanpelatihan melakukan
diskusi kelompok atau diskusi kelas yang dipimpin oleh pengajar. Penetapan pilihan strategi disertai alasan atau dasar
pertimbangan yang digunakan. Strategi pembangunan sektoral di daerah ditetapkan dan
dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan daerah, agar sekaligus dapat mendukung pembangunan daerah, oleh
karenanya strategi pembangunan sektoral di daerah menjadi bagian dari strategi pembangunan daerah.
E. Rencana Pembangunan Sektor