Strategi Pembangunan Daerah PEMBANGUNANDAERAHSEKTORNASIONALpim3

24 Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional Pemerintah Daerah serta sesuai dengan ketentuan perundang- undangan terutama undang-undang mengenai pajak dan retribusi.

D. Strategi Pembangunan Daerah

Strategi pembangunan daerah adalah ketentuan mengenai garis besar rencana pembangunan daerah. Menurut jangka waktu pelaksanaannya, dikenal adanya strategi pembangunan daerah jangka panjang atau dua puluh tahun, strategi pembangunan lima tahun dan strategi pembangunan satu tahun. Rencana pembangunan 20 dua puluh tahun menetapkan strategi pembangunan jangka menengah 5 tahun dan rencana pembangunan lima tahun memuat strategi pembangunan tahunan. Strategi yang digunakan merupakan pilihan dari beberapa strategi. Pemilihan dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan, terutama pertimbangan ekonomi, pertimbangan sosial politik dan pertimbangan teknis yakni besarnya kemungkinan untuk dapat dilaksanakan. Sebagai contoh digunakan data rekaan sebagai berikut: Daerah Provinsi Lampung, terdapat keadaan wilayah dan sosial ekonomi berikut: 1. Sekitar 20 luas wilayah merupakan daerah berbukit dan banyak diusahakan sebagai daerah perkebunan rakyat, selebihnya adalah daerah pertanian pangan, pemukiman dan sebagian kecil merupakan daerah industri dan saran umum; 2. Sekitar 90 adalah daerah pedesaan, selebihnya merupakan daerah perkotaan; Modul Diklatpim Tingkat III 25 3. Sebagian besar merupakan daerah tertinggal yang terdiri atas desa-desa yang kurang memiliki fasilitas umum; 4. Sarana jalan dan perhubungan sepanjang jalur angkutan yang menghubungkan daerah Sumatra Selatan dan Bengkulu dengan Pulau Jawa cukup baik; 5. Pendapatan penduduk rata-rata Rp.6.000.000,- atau US 600,- per kapitatahun; 6. Jumlah pengangguran mencapai 25 dari seluruh jumlah penduduk; 7. Jumlah penduduk miskin mencapai 40, sebagian besar terdapat di daerah pedesaan, selebihnya terdapat pada daerah perkotaan. Adapun yang dimaksud dengan penduduk miskin adalah penduduk yang berpenghasilan rata-rata kurang dari Rp.250.000,-orangbulan atau Rp. 3 jutatahun atau US 300,-tahun; 8. Jumlah penduduk yang tidak tamat sekolah dasar SD mencapai 42, yang tamat SD tetapi tidak tamat sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP 38, yang tamat SLTP tetapi tidak tamat sekolah lanjutan tingkat atas SLTA 10; 9. Penderita penyakit malaria mencapai 15 sebagian besar di daerah pantai, penderita penyakit kulit 17 sebagian besar di pedesaan, dan penderita penyakit saluran pernafasan dan paru-paru atau tuberkulosis 8 dari jumlah penduduk sebagian besar di daerah perbukitan dan selebihnya di daerah perkotaan. 26 Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional Tujuan pembangunan daerah dititikberatkan untuk: 1. Mengurangi pengangguran; 2. Mengurangi kemiskinan sampai nol; 3. Meningkatkan pendapatan; 4. Pemerataan pendapatan; 5. Pendidikan dan; 6. Kesehatan penduduk. Terdapat dua pilihan strategi yang dapat digunakan sebagai berikut: Pilihan strategi ke-1 Mengembangkan usaha skala besar dengan mengundang investor dari luar daerah, terutama dari Jakarta, dan dari luar negeri. Untuk memacu masuknya investasi maka Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota menawarkan berbagai kemudahan antara lain: 1. Prosedur investasi dipermudah; 2. Bebas bea masuk barang-barang modal terutama mesin dan alat berat; 3. Untuk usahanya investor dapat menggunakan sarana umum terutama jalan, sungai dan pelabuhan, tanpa biaya tambahan; 4. Memperoleh penangguhan kewajiban membayar pajak; 5. Bantuan dalam memperoleh lahan untuk usaha, terutama pajak perusahaan; 6. Dibantu dalam pemecahan masalah perburuhan antara lain upah regional minimum dibahas bersama dan tidak memberatkan usaha. Modul Diklatpim Tingkat III 27 Asumsi yang mendukung pilihan atau alternatif ke-1 ini adalah bahwa apabila usaha skala besar bisa terwujudkan maka dapat diharapkan: 1. Banyak tenaga kerja terserap yang berarti peningkatan pendapatan dan pengurangan pengangguran. Peningkatan pendapatan akan memacu peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat serta menekan terjadinya tindak kejahatan; 2. Usaha skala besar memacu tumbuhnya usaha kecil sebagai trickle-down effect untuk mendukung usaha skala besar antara lain warung makan, toko pakaian dan usaha angkutan bagi pekerja, serta usaha-usaha kecil untuk memasok keperluan usaha besar; 3. Timbul usaha lanjutan yang memanfaatkan hasil usaha besar sebagai bahan baku, antara lain usaha konveksi, penjahit skala kecil, perdagangan bahan tekstil yang timbul sebagai sebagian multiplier effect adanya pabrik tekstil skala besar; 4. Pendapatan daerah akan meningkat, baik sebagai Pendapatan Asli Daerah PAD maupun sebagai dana perimbangan yang diperoleh dari pemerintah pusat. Peningkatan pendapatan pemerintah daerah dapat digunakan untuk memperbaiki fasilitas dan sarana umum, antara lain fasilitas dan sarana pendidikan dan kesehatan. Pilihan strategi ke-2 Memacu peningkatan produktifitas masyarakat luas secara lebih merata dengan cara memacu produksi bahan baku baik dari pertanian maupun kehutanan, memacu perkembangan usaha 28 Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional kecil, menengah dan koperasi. Kebijakan yang ditetapkan dan dijalankan secara bersamaan atau simultan antara lain adalah: 1. Meningkatkan hasil produksi pertanian, terutama hasil perkebunan kopi dan damar milik rakyat, melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Peningkatan intensitas usaha perkebunan dengan cara peningkatan pembinaan teknik perkebunan, meliputi teknik pemilihan bibit lokal yang unggul, penanaman, pemeliharaan, pemberantasan hama penyakit dan teknik pemanenan serta pemeliharaan hasil panen. Ekstensifikasi perkebunan terutama pada lahan lahan sekitar tanaman yang ada dan lahan yang layak ditanami secara menguntungkan. Bersamaan dengan usaha ini juga dilakukan pembinaan kemampuan pengelolaan usaha kepada para petani; 2. Meningkatkan usaha tanaman pangan, terutama untuk menghasilkan beras dan jagung serta kacang-kacangan, dengan peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi seperti halnya pada peningkatan usaha perkebunan; 3. Meningkatkan industri rumah tangga dan industri kecil pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, melalui bimbingan teknik pengolahan hasil atau industri, disertai peningkatan kemampuan usaha baik dalam produksi maupun dalam pemasaran hasilnya; 4. Memacu pembentukan koperasi-koperasi usaha sejenis melalui bimbingan. Untuk ini pemerintah daerah menugaskan tenaga-tenaga bidang keahlian perkoperasian untuk membantu dalam teknik organisasi dan pengelolaan koperasi-koperasi yang telah ada, secara cuma-cuma; Modul Diklatpim Tingkat III 29 5. Mempermudah, memperlancar serta meningkatkan nilai pemberian bantuan permodalan, baik melalui lembaga perbankan terutama bank daerah dan Bank Rakyat Indonesia maupun lembaga keuangan bukan bank. Bantuan permodalan dan bimbingan teknik produksi dan pengelolaan atau manajemen usaha merupakan satu kesatuan atau paket yang dengan tata cara administrasi yang mudah dan sederhana serta murah untuk mendapatkannya. Dengan demikian semua petani dan para pelaku usaha kecil dan menengah dapat memperoleh modal usaha yang murah dan dengan cara yang mudah dan murah pula; 6. Menyederhanakan dan memperlancar penyaluran pupuk dan bibit tanaman serta sarana produksi pertanian lainnya yang diperlukan oleh petani atau calon petani dengan harga yang cukup murah sehingga usaha di bidang pertanian tetap menghasilkan keuntungan yang cukup menjanjikan serta mampu bersaing dengan usaha yang lain; 7. Meningkatkan jalan dan sarana angkutan bagi hasil pertanian sehingga arus hasil pertanian ke berbagai pasar menjadi lancar, aman dan murah; 8. Meningkatkan kemampuan serta sarana pemasaran hasil pertanian, termasuk hasil industri rumah tangga dan industri kecil hasil pertanian antara lain mengadakan tempat penjualan langsung atau ‘outlet-outlet’ di pusat-pusat perdagangan, sehingga tidak terdapat hambatan pemasaran hasil dan dapat memperoleh harga jual yang cukup menguntungkan bagi para petani; 30 Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional 9. Dana pembangunan diusahakan diperoleh dari PAD, dana perimbangan dan DAK, kurang mencukupi diusahakan pinjaman dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sekitarnya. Penerapan strategi ke-2 ini diharapkan memberikan dampak positif kepada keadaan sosial ekonomi daerah sebagai berikut: 1. Meningkatkan produktifitas daerah baik netto maupun bruto pendapatan domistik regional bruto PDRB; 2. Membuka lapangan kerja secara luas dan merata di seluruh wilayah sehingga meningkatkan pendapatan perkapita secara lebih merata dan cepat; 3. Meningkatkan ketahanan sosial ekonomi daerah dan nasional; 4. Menjamin kelangsungan pembangunan selanjutnya pada berbagai bidang termasuk pendidikan dan kesehatan; 5. Lebih dapat meningkatkan dan mempertahankan harga diri masyarakat daerah; 6. Meningkatkan pendapatan pemerintah daerah melalui pajak dan bukan pajak. Perbedaan antara dua strategi tersebut antara lain adalah bahwa pada pilihan strategi ke-1, usaha kecil dan menengah dibiarkan tumbuh dengan sendirinya dan cukup tergantung pada keadaan ekonomi yang lebih ditentukan oleh usaha skala besar. Adapun pada pilihan strategi ke-2, usaha kecil dan menengah serta koperasi dipacu dan dibantu untuk berkembang, sedangkan usaha skala besar dibiarkan tumbuh dengan sendirinya. Usaha besar akan tumbuh apabila mampu bersaing dengan usaha kecil dan menengah serta koperasi, pemerintah sebagai pembina dan Modul Diklatpim Tingkat III 31 penjaga usaha kecil, menengah dan koperasi wajib dan harus menjaga agar persaingan ekonomi berjalan secara baik tanpa ada kecurangan dan kejahatan tingkah laku ekonomi di masyarakat. Dari contoh ini jelas bahwa strategi bersifat kualitatif, berbeda dengan rencana yang selalu disertai ketentuan sasaran dan target pembangunan yang bersifat kuantitatif, baik volume maupun waktu yang digunakan, dan disertai letak sasaran pembangunan yang lebih pasti dan lebih rinci. Untuk menentukan pilihan strategi mana yang sesuai dan akan dipilih untuk diterapkan, para peserta pendidikan atau pelatihan perlu melakukan diskusi kelompok dengan bimbingan pengajar atau widyaiswara. Tolak ukur untuk dasar penentuan pilihan adalah efektifitas strategi untuk mencapai tujuan pembangunan. Dalam menetapkan strategi pembangunan ekonomi, sekali lagi perlu ingat bahwa UUD 1945 menetapkan bahwa perekonomian Indonesia dibangun berdasarkan azas kekeluargaan. Secara lebih singkat dinyatakan bahwa harus diusahakan dengan sungguh- sungguh agar rakyat memiliki kemampuan untuk menentukan sikap: 1. Membeli atau tidak membeli; 2. Memilih atau tidak memilih; 3. Mengerjakan atau tidak mengerjakan. Tidak terdapat keterpaksaan baik secara langsung, tidak langsung maupun karena terdorong oleh keperluan hidup. 32 Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional

E. Rencana Pembangunan