6. Tanggungan Rumah Tangga Hubungan Karakteristik Peserta PKH dengan Representasi Sosial terhadap PKH

83 orang dan yang berpenghasilan Rp. 2.000.000 – 2.500.000 sebanyak 15 persen yaitu 4 orang juga, lalu yang berpenghasilan diatas Rp. 2.500.000 sebanyak 8 persen yaitu 2 orang. Penghasilan yang termasuk kategori tinggi rata-rata disebabkan karena para responden memiliki dua jumlah sumber nafkah dan lebih dari dua. Diagram 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Sumber: Data Primer, 2014

5.1. 6. Tanggungan Rumah Tangga

Tanggungan rumah tangga peserta PKH rata-rata pada kelompok 2 – 3 orang yaitu sebesar 62 persen atau 16 orang, lalu pada kelompok lebih dari 3 orang yaitu sebesar 23 persen yaitu 6 orang dan pada kelompok kurang dari 2 orang merupakan yang paling sedikit sebesar 15 persen yaitu 4 orang. Tanggungan rumah tangga disini yang dimaksudkan adalah jumlah orang yang masih ditanggung oleh rumah tangga tersebut. Universitas Sumatera Utara 84 Diagram 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Sumber: Data Primer, 2014

5.2. Keterlibatan dalam kelompok

Keterlibatan dalam kelompok adalah variabel yang diduga berhubungan dengan representasi sosial terhadap PKH. Variabel yang diukur adalah peranan peserta, intensitas mengikuti pertemuan kelompok, intensitas bertemu pendamping dan intensitas interaksi dalam kelompok. Tabel 5.2 Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Keterlibatan dalam Kelompok n=26 Keterlibatan dalam Kelompok Uraian n ora ng n Peranan Anggota 25 96 Ketua 1 4 Intensitas Pertemuan Kelompok Jarang 11 42 Universitas Sumatera Utara 85 Sering 15 58 Intensitas bertemu pendamping Jarang 3 12 Kadang – kadang 6 23 Sering 17 65 Intensitas interaksi dalam Kelompok Jarang 10 38 Sering 16 62 Sumber: Data Primer, 2014

5.2.1. Peranan dalam Kelompok

Program Keluarga Harapan memiliki ketentuan dimana setiap 20-30 peserta dikelompokkan menjadi satu kelompok dan memiliki ketua kelompok dimana ketua kelompok ini dipilih oleh para peserta lainnya atau melalui kesepakatan bersama. Ketua kelompok bertugas sebagai penghubung antara pendamping dan anggota kelompok lainnya dimana ketua kelompok yang mengatur jadwal pertemuan kelompok. Ketua kelompok juga yang akan menyampaikan masalah-masalah dan kendala-kendala yang terjadi di antara anggota kelompok sehingga memudahkan pendamping untuk mengetahui keadaan anggota masyarakatnya. Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor hanya terdapat 26 orang peserta PKH dengan demikian mereka digabungkan dalam satu kelompok saja. Diagram 5.7 Distribusi Responden Bedasarkan Peranan dalam Kelompok Universitas Sumatera Utara 86 Sumber: Data Primer, 2014

5.2.2. Intensitas Kehadiran pada Pertemuan Kelompok

Pertemuan kelompok diadakan untuk menyosialisasikan PKH kembali kepada peserta dengan tujuan agar peserta tetap mengingat hak-hak dan kewajiban- kewajiban sebagai peserta PKH. Pertemuan kelompok biasanya diadakan setiap pencairan dana, dimana pada tahun sebelumnya yaitu 2013 pencairan dana dilakukan sebanyak empat kali sehingga pertemuan kelompok juga dilakukan sebanyak empat kali. Rata-rata peserta PKH sering menghadiri pertemuan kelompok yaitu sebanyak 58 persen atau 15 orang dan yang jarang menghadiri sebanyak 42 persen atau 11 orang. Peserta yang jarang mengikuti pertemuan kelompok biasanya terkendala karena waktu dengan pekerjaan para peserta PKH sehingga mereka susah untuk menghadirinya, namun para peserta PKH mengaku petugas pendamping tetap akan memberikan informasi mengenai hal-hal yang disampaikan pada pertemuan kelompok dengan datang ke rumah para peserta PKH. Berikut kutipan wawancara salah satu responden. “Kalau pendamping kami baik dek, walaupun ibu gak sempat datang ke pertemuan kelompok tapi abang itu datang ke rumah, ngasih tau apa – Universitas Sumatera Utara 87 apa aja informasi terbaru. Mau pagi mau malam, datang abang itu ke rumah.” N, 35 Tahun Diagram 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Pertemuan Kelompok Sumber: Data Primer, 2014

5.2.3. Intensitas Pertemuan dengan petugas Pendamping

Lebih dari separuh peserta PKH termasuk dalam kategori sering bertemu dengan petugas pendamping PKH yaitu sebanyak 65 persen atau 17 orang dan sebanyak 23 persen atau 6 orang yang intensitasnya kadang - kadang bertemu dengan petugas pendamping PKH. Sebanyak 12 persen atau 3 orang peserta PKH juga ada yang jarang bertemu dengan pendamping PKH. Hampir sama dengan intensitas pertemuan kelompok, para peserta PKH yang jarang dan kadang-kadang dalam bertemu pendamping juga karena Universitas Sumatera Utara 88 disebabkan oleh waktu bekerjanya para peserta PKH. Peserta PKH mengaku selain bertemu ketika pertemuan kelompok dan pencairan dana dengan pendamping PKH tetapi pendamping PKH juga sering mengunjungi kerumah mereka untuk menyampaikan informasi-informasi penting dan memperhatikan keadaan masyarakatnya. Diagram 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Bertemu Pendamping Sumber: Data Primer, 2014

5.2.4. Intensitas Interaksi dalam kelompok

Peserta PKH rata-rata tempat tinggalnya saling berdekatan dengan peserta lainnya sehingga keadaan ini mempermudah interaksi antara anggota peserta PKH untuk membicarakan mengenai PKH, seperti kapan jadwal pertemuan kelompok dan pencairan dana PKH. Berdasarkan hasil penelitian tingkat interaksi antara anggota cukup tinggi yaitu sebesar 62 persen atau 16 orang dan sebesar 38 persen atau 10 orang tingkat interaksi sesama anggota yang rendah. Universitas Sumatera Utara 89 Diagram 5.10 Intensitas Responden Berdasarkan Interaksi Dalam Kelompok Sumber: Data Primer. 2014 Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan karakteristik individu penerima program bantuan PKH adalah perempuan yang berumur antara 40 – 55 tahun dan pendidikan peserta PKH pada umumnya adalah tamat sekolah lanjutan tingkat pertam. Pekerjaan rata-rata peserta PKH adalah buruh, yang dimana dimaksud buruh adalah buruh cuci dan pembantu rumah tangga dengan sumber nafkah setiap peserta PKH adalah rata-rata dari sumber dua nafkah yaitu dimana didominasi suami dan istri sama-sama bekerja. Penghasilan rata-rata peserta PKH adalah antara Rp. 1.500.000 – 2.000.000 dan peserta PKH rata-rata memiliki tanggungan antara 2 – 3 orang. Jumlah anggota peserta PKH di Kelurahan ini hanya 26 orang oleh sebab itu hanya ada satu kelompok di Kelurahan Kedai Durian ini dimana hanya 1 orang ketua kelompok dan 25 orang anggota kelompok. Intensitas untuk mengikuti pertemuan kelompok juga umunya dikatakan responden selalu mengikuti kegiatan kelompok hanya saja ada beberapa anggota peserta yang jarang karena adanya kendala dengan waktu bekerjanya. Intensitas bertemu dengan pendamping juga tinggi karena pendamping sering mengunjungi ke rumah warga tidak hanya ketika pencairan saja. Tingkat Universitas Sumatera Utara 90 interaksi antar anggota untuk membicarakan PKH juga tinggi karena rata-rata tempat tinggal masyarakat saling berdekatan. Tabel 5.3 Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Karakteristik Individu dan Keterlibatan Kelompok n=26 No Karakteristik Individu Kategori n ora ng n pers en 1 Usia Antara 40 – 55 tahun 15 58 2 Pendidikan Tamat SLTP 11 43 3 Pekerjaan Buruh 13 50 4 Jumlah Sumber Nafkah Dua sumber nafkah 15 58 5 Penghasilan Rp. 1.500.000 – 2.000.000 16 62 6 Tanggungan Antara 2 – 3 orang 16 62 7 Peranan Anggota 25 96 8 Intensitas mengikuti pertemuan kelompok Sering 15 58 9 Intensitas bertemu pendamping Sering 17 65 10 Intensitas interaksi antara anggota Sering 16 62 Sumber: Data Primer, 2014 Universitas Sumatera Utara 91

5.3. Representasi Sosial terhadap PKH

Melalui teknik asosiasi kata terkumpul kata yang mencerminkan representasi sosial terhadap program bantuan PKH yang mereka terima yaitu PKH untuk biaya pendidikan anak dengan 45 persen responden yang merupakan representasi sosial paling dominan. Tipe selanjutnya adalah PKH mempunyai aturan dengan 27 persen dari responden. Tipe selanjutnya PKH untuk kebutuhan sehari – hari dengan 12 persen dari responden, lalu PKH membuat senang dengan dan PKH belum memuaskan dengan masing-masing memiliki 8 persen dari responden. Tabel 5.4 Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tipe Representasi Sosial terhadap PKH n=26 Tipe representasi sosial terhadap PKH n orang n PKH untuk biaya pendidikan anak 12 45 PKH mempunyai aturan 7 27 PKH untuk kebutuhan sehari – hari 3 12 PKH membuat senang 2 8 PKH kurang memuaskan 2 8 Total 26 100 Sumber: Data Primer, 2014

5.3.1. PKH untuk Biaya Pendidikan

PKH untuk biaya pendidikan anak merupakan kelompok kata yang tertinggi yang berisi tentang pernyataan-pernyataan mengenai penggunaan dana PKH Universitas Sumatera Utara 92 untuk kebutuhan pendidikan anak yaitu sebesar 45 persen atau 12 orang. Kata yang paling banyak adalah seperti uangnya digunakan untuk beli seragam sekolah, untuk membeli buku paket, untuk membeli peralatan sekolah, untuk membantu segala keperluan sekolah. Responden mengaku mereka mengetahui tujuan program PKH ini memang untuk keperluan pendidikan anak sehingga anak tersebut bisa menjadi harapan dikeluarga. Tahap pencairan yang waktunya juga pas untuk anak memasuki kenaikan tingkat sekolah anak membuat para responden sangat terbantu. Peserta PKH mempresentasikan PKH sebagai program bantuan uang tunai dari pemerintah yang memang diperuntukkan untuk keperluan pendidikan. Berikut kutipan dari salah seorang responden yang mempresentasikan PKH untuk pendidikan anak. “ Kalau menurut saya PKH itu bantuan untuk pendidikan dek, karena kan program keluarga harapan jadi biar bisa menjadi harapan di keluarga ya pendidikannya harus tinggi. Waktu pencairannya juga pas saat kita butuh gitu, disaat harus membayar uang buku, membayar uang masuk ke sekolah lebih lanjut lagi. Tapi program PKH ini kan cuma sampai SMP ya dek, maunya dilanjutkan sampai ke tingkat SMA jadi kita makin terbantu karena kan biaya untuk SMA juga besar supaya bisa sampai tamat SMA aja. ” R, 50 tahun Kutipan wawancara ini menunjukkan bahwa responden merasakan adanya manfaat dari bantuan PKH ini terkhusus untuk biaya pendidikan anak terlepas dari besarnya jumlah bantuan yang diterima. Tahap pencairan juga disesuaikan dengan kenaikan kelas dan pembayaran uang buku sehingga para Universitas Sumatera Utara 93 peserta bisa dapat menggunakan uang tersebut memang benar untuk biaya pendidikan anak. Peserta PKH juga berharap agar program ini dilanjutkan sampai ke jenjang SMA sehingga anak mereka bisa tetap wajib sekolah 12 tahun. Berdasarkan hasil uraian ini dapat dilihat bahwa responden memiliki representasi sosial yang sudah cukup tepat dengan ketentuan PKH yaitu dana PKH digunakan untuk kebutuhan pendidikan anak. Representasi sosial ini dipengaruhi oleh sosialisasi pendamping PKH yang selalu menegaskan ketentuan program sehingga yang ada di dalam pikiran peserta PKH dana PKH memang untuk pendidikan. Intensitas interaksi dalam kelompok juga mempengaruhi sosialisasi program semakin baik karena dengan adanya interaksi dalam kelompok, peserta PKH juga membicarakan terkait penggunaan dana PKH untuk pendidikan Anak. Tabel 5.5 Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial PKH untuk Biaya Pendidikan Anak berdasarkan Karakteristik Peserta PKH n=12 Karakteristik Peserta PKH Kategori n orang n persen Usia Kurang dari 40 tahun 1 8 Antara 40-55 tahun 9 75 Lebih dari 55 tahun 2 17 Pendidikan Tamat SD 2 17 Tamat SLTP 10 83 Pekerjaan Buruh 12 100 Universitas Sumatera Utara 94 Jumlah sumber nafkah Dua sumber nafkah 12 100 Penghasilan 1.000.000 – 1.500.000 2 75 1.500.000 – 2.000.000 10 83 Tanggungan Antara 2 sampai 3 orang 12 100 Peranan dalam kelompok Anggota 12 100 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 3 25 Sering 9 75 Intensitas bertemu pendamping Jarang 2 17 Sering 10 83 Intensitas interaksi dalam kelompok Jarang 3 25 Intensitas interaksi dalam kelompok Sering 9 75 Sumber: Data Primer, 2014 Responden pada tipe ini umumnya peserta PKH yang berumur antara 40 sampai 55 tahun dengan pendidikan formal terakhir tamat sekolah lanjutan tingkat pertama. Responden pada tipe ini bekerja sebagai buruh yang memiliki dua sumber nafkah dengan penghasilan rata-rata Rp. 1.500.000 – 2.000.000 dan memiliki tanggungan antara 2 sampai 3 orang. Seluruh dari responden pada tipe ini adalah anggota kelompok yang memiliki intensitas pertemuan kelompok yang sering, intensitas bertemu pedamping sering dan intensitas interaksi dalam kelompok yang sering. Universitas Sumatera Utara 95

5.3.2. PKH Mempunyai Aturan

Tipe selanjutnya adalah PKH mempunyai aturan yaitu sebanyak 27 persen, sebagian besar kata yang diucapkan responden adalah peraturan PKH, sanksi, pertemuan kelompok, penggunaan dana PKH, takut dikenakan sanksi, PKH untuk pendidikan. Tipe PKH memliki aturan ini merupakan gambaran secara umum tentang peserta PKH memandang bagaimana Program Keluarga Harapan ini, dari kata yang diucapkan responden dapat dilihat bahwa mereka memahami Program Keluarga Harapan sebagai program pemerintah yang memiliki peratutran – peraturan yang harus dipatuhi di dalamnya. Tabel 5.6 Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial PKH Memiliki Aturan berdasarkan Karakteristik Peserta PKH n=7 Karakteristik Peserta PKH Kategori norang npersen Usia Kurang dari 40 tahun 4 57 Antara 40-55 tahun 1 14 Lebih dari 55 tahun 2 29 Pendidikan Tamat SD 4 57 Tamat SLTP 1 14 Tamat SLTA 2 29 Pekerjaan Pedagang 5 71 Buruh 1 14 Universitas Sumatera Utara 96 Tidak bekerja 1 14 Jumlah sumber nafkah Satu sumber 4 57 Dua sumber 1 14 Lebih dari dua sumber 2 29 Penghasilan 1.000.000 – 1.500.000 1 14 1.500.000 – 2.000.000 2 29 2.000.000 – 2.500.000 3 43 Diatas 2.500.000 1 14 Tanggungan Kurang dari 2 orang 1 14 Antara 2 – 3 orang 3 43 Lebih dari 3 orang 3 43 Peranan dalam kelompok Anggota 6 86 Ketua kelompok 1 14 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 3 43 Sering 4 57 Intensitas bertemu pendamping Sedang 2 29 Sering 5 71 Intensitas interaksi dalam Jarang 3 43 Universitas Sumatera Utara 97 kelompok Sering 4 57 Sumber: Data Primer, 2014 Responden pada tipe ini dominan pada peserta PKH yang berumur kurang dari 40 tahun yaitu sebanyak 57 persen kemudian yang berumur lebih dari 55 tahun yaitu sebanyak 29 persen lalu peserta PKH yang berumur antara 40 – 55 tahun. Tingkat pendidikan pada tipe ini juga beragam yaitu didominasi oleh peserta PKH yang tingkat pendidikan formalnya tamat SD sebanyak 57 persen lalu tamat SLTA sebanyak 29 persen dan tamat SLTP sebanyak 14 persen. Para responden lebih banyak bekerja sebagai pedagang yaitu sebanyak 71 persen dan sisanya sebagai buruh dan tidak bekerja masing-masing sebanyak 14 persen dengan satu sumber nafkah sebanyak 57 persen, lebih dari dua sumber nafkah sebanyak 29 persen dan dua sumber nafkah sebanyak 14 persen. Penghasilan rumah tangga rata-rata antara Rp. 2.000.000 – 2.500.000 yaitu sebanyak 43 persen dan Rp. 1.500.000 – 2.000.000 sebanyak 29 persen lalu diatas Rp. 2.500.000 sebanyak 14 persen dengan jumlah tanggungan rata- rata peserta PKH antara 2 – 3 orang dan 3 orang lebih yaitu masing-masing sebanyak 43 persen dan kurang dari 2 orang sebanyak 14 persen. Pada tipe ini responden sebagai ketua kelompok termasuk di dalamnya, dan terdapat 6 responden sebagai anggota kelompok. Intensitas pertemuan kelompok, intensitas bertemu pendamping dan intensitas interaksi dalam kelompok termasuk dalam kategori sering pada tipe ini. Perbedaan karakteristik dengan responden pada kategori dominan hampir semua karakteristik berbeda namun karakteristik yang diduga berhubungan dengan representasi sosial PKH memiliki aturan adalah peranan dalam Universitas Sumatera Utara 98 kelompok, intensitas pertemuan kelompok dan intensitas bertemu pendamping. Peran sebagai ketua kelompok dan tingkat kehadiran mengikuti pertemuan kelompok serta tingkat keseringan bertemu petugas pendamping lebih membuat peserta PKH mempresentasikan PKH sebagai program yang memiliki aturan.

5.3.3. PKH untuk kebutuhan sehari - hari

PKH untuk kebutuhan sehari-hari adalah tipe representasi dominan ketiga yaitu sebesar 12 persen. Kata yang diucapkan para responden adalah untuk belanja kebutuhan pokok, belanja beras, untuk membayar rekening listrik dan air. Tipe ini jelas tidak sesuai dengan tujuan penggunaan dana PKH yang sebenarnya, tipe ini juga menggambarkan kurangnya pemahaman responden terhadap tujuan PKH yang sebenarnya. Tabel 5.7 Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial PKH untuk kebutuhan sehari – hari berdasarkan Karakteristik Peserta PKH n=3 Karakteristik Peserta PKH Kategori norang npersen Usia Kurang dari 40 tahun 1 33 Antara 40-55 tahun 2 67 Pendidikan Tidak sekolah 2 67 Tamat SD 1 33 Pekerjaan Pedagang 1 33 Universitas Sumatera Utara 99 Tidak bekerja 2 67 Jumlah sumber nafkah Satu sumber 2 67 Dua sumber 1 33 Penghasilan 1.500.000 – 2.000.000 2 67 Diatas 2.500.000 1 33 Tanggungan Kurang dari 2 orang 1 33 Lebih dari 3 orang 2 67 Peranan dalam kelompok Anggota 3 100 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 3 100 Intensitas bertemu pendamping Jarang 1 33 Sedang 2 67 Intensitas interaksi dalam kelompok Jarang 2 67 Sering 1 33 Sumber: Data Primer, 2014 Responden pada tipe ini adalah peserta PKH yang berumur antara 40 – 55 tahun sebesar 67 persen lalu peserta PKH yang berumur kurang dari 40 tahun sebesar 33 persen. Pendidikan responden pada tipe ini yang tidak sekolah sebesar 67 persen, tamat SD sebesar 33 persen dan yang tidak bekerja sebesar 67 persen dan yang sebagai pedagang sebesar 33 persen dengan jumlah sumber nafkah rata – rata satu sumber nafkah. Penghasilan responden pada tipe ini rata – rata diantara Rp. 1.500.000 – 2.000.000 yaitu sebanyak 67 Universitas Sumatera Utara 100 persen dan penghasilan diatas Rp. 2.500.000 sebesar 33 persen dengan jumlah tanggungan lebih dari 3 orang sebesar 67 persen dan kurang dari 2 orang sebesar 33 persen. Seluruh responden pada tipe ini adalah anggota kelompok yang intensitas pertemuan kelompoknya jarang, intensitas bertemu pendamping juga sedang dan interaksi antar kelompok yang juga jarang. Dibandingkan dengan karakteristik responden pada tipe representasi kategori dominan, semua karakteristik pada tipe ini memiliki perbedaan. Namun karakteristik yang diduga berhubungan dengan representasi sosial PKH untuk kebutuhan sehari – hari adalah intensitas pertemuan kelompok, intensitas bertemu pendamping dan intensitas interaksi dalam kelompok. Jarangnya intensitas responden dalam keterlibatan dalam kelompok diduga membuat para responden kurang memahami untuk apa dana PKH seharusnya digunakan.

5.3.4. PKH Membuat Senang

Responden pada tipe PKH membuat senang ini terdapat sebanyak 8 persen. Kata – kata yang diucapkan para responden yaitu membantu, syukur, senang, bagus, berguna. Tipe PKH membuat senang ini cenderung mengisyaratkan rasa syukur dengan adanya program PKH dan penilaian yang positif juga terhadap PKH tetapi kurang memperhatikan tujuan dan aturan – aturan PKH yang seharusnya. Tabel 5.8 Universitas Sumatera Utara 101 Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial PKH Membuat Senang berdasarkan Karakteristik Peserta PKH n=2 Karakteristik Peserta PKH Kategori norang npersen Usia Antara 40-55 tahun 1 50 Lebih dari 55 tahun 1 50 Pendidikan Tidak sekolah 2 100 Pekerjaan Pedagang 2 100 Jumlah sumber nafkah Dua sumber 1 50 Lebih dari dua sumber 1 50 Penghasilan 1.500.000 – 2.000.000 2 100 Tanggungan Antara 2 – 3 orang 1 50 Lebih dari 3 orang 1 50 Peranan dalam kelompok Anggota 2 100 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 1 50 Sering 1 50 Intensitas bertemu pendamping Sedang 2 100 Intensitas interaksi dalam kelompok Sering 2 100 Sumber: Data Primer, 2014 Tipe PKH membuat senang ini para peserta PKH ada yang berumur antara 40 – 55 tahun dan ada yang berumur lebih dari 55 tahun masing – masing sebesar Universitas Sumatera Utara 102 50 persen dengan tingkat pendidikan seluruh responden tidak sekolah dan pekerjaan seluruh responden pada tipe ini adalah pedagang. Jumlah sumber nafkah pada tipe ini adalah dua sumber nafkah sebesar 50 persen dan lebih dua sumber nafkah sebesar 50 persen juga dengan peranan dalam kelompok sebagai anggota yang intensitas pertemuan kelompoknya jarang sebesar 50 persen, sering sebesar 50 persen lalu intensitas bertemu pendamping yang juga sedang dan intensitas interaksi dalam kelompok yang sering. Dibandingkan dengan karakteristik peserta PKH pada tipe kategori dominan terdapat perbedaan karakteristik yaitu pada karakteristik pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan intensitas bertemu pendamping. Karakteristik yang diduga berhubungan dengan representasi sosial PKH adalah pada karakteristik pendidikan. Seluruh responden pada tipe ini tidak sekolah, hal ini diduga mempengaruhi representasi mereka terhadap PKH karena tidak menghubungkan PKH tersebut dengan segala peraturan yang ada sehingga para responden hanya menganggap PKH itu membuat senang.

5.3.5. PKH Kurang Memuaskan

Responden pada tipe ini sebanyak 8 persen, kata – kata yang diucapkan para responden adalah jumlah uang yang kurang, tidak mencukupi kebutuhan, pencairan tidak tepat waktu, tidak merata yang dapat bantuan. Berikut adalah kutipan wawancara dengan responden. ” Saya ya bersyukur bisa dapat bantuan PKH ini, karena ada juga tetangga kita yang susah tapi gak dapat ya. Tapi kalau dilihat dari jumlah bantuannya dibandingkan sama kebutuhan sekarang yang mahal – mahal yang gak Universitas Sumatera Utara 103 mencukupi tapi ya membantu lah, dek. Pencairan juga suka telat – telat, apalagi kita juga butuh uangnya waktu anak mau masuk sekolah tapi sering gak tepat waktu gitu.” Tidak meratanya bantuan dengan kata lain para responden berharap agar Program PKH ini menambah jumlah peserta PKH karena di lingkungan sekitar responden masih banyak masyarakat yang kurang mampu tetap tidak mendapatkan bantuan PKH dan juga para responden mengeluhkan adanya keluarga peserta PKH yang mampu dalam segi ekonomi tetapi malah mendapatkan program PKH ini. Tabel 5.9 Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial PKH Belum Memuaskan berdasarkan Karakteristik Peserta PKH n=2 Karakteristik Peserta PKH Kategori norang npersen Usia Antara 40-55 tahun 2 100 Pendidikan Tamat SLTA 2 100 Pekerjaan Pedagang 2 100 Jumlah sumber nafkah Lebih dari dua sumber 2 100 Penghasilan 1.000.000 – 1.500.000 1 50 2.000.000 – 2.500.000 1 50 Tanggungan Kurang dari 2 orang 2 100 Universitas Sumatera Utara 104 Peranan dalam kelompok Anggota 2 100 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 1 50 Sering 1 50 Intensitas bertemu pendamping Sering 2 100 Intensitas interaksi dalam kelompok Jarang 2 100 Sumber: Data Primer, 2014 Responden pada tipe ini seluruhnya berumur antara 40 – 55 tahun dengan tingkat pendidikan formal tamat SLTA yang bekerja sebagai pedagang dan memiliki lebih dari dua sumber nafkah. Penghasilan responden pada tipe ini sebesar Rp. 1.000.000 – 1.500.000 sebanyak 50 persen dan Rp. 2.000.000 – 2.500.000 sebanyak 50 persen dengan peranan dalam kelompok pada tipe ini adalah sebagai anggota yang intensitasnya pertemuan kelompoknya 50 persen jarang dan 50 persen sering. Begitu juga dengan intensitas bertemu pendamping responden pada tipe ini sering dan intensitas interaksi dalam kelompok pada responden tipe ini jarang. Karakteristik dominan pada tipe ini cenderung berbeda dengan karakteristik peserta PKH pada tipe yang dominan namun yang lebih diduga faktor yang mempengaruhi representasi sosial mereka adalah karakteristik pendidikan dan penghasilan. Pendidikan yang tinggi cenderung menyadari bahwa program ini masih kurang baik karena tidak tepat waktunya pencairan dana dan tidak meratanya masyarakat yang mendampatkan program PKH. Penghasilan yang rendah juga cenderung mempengaruhi representasi sosial mereka karena Universitas Sumatera Utara 105 kecilnya penghasilan yang dimiliki membuat responden peserta PKH merasa kurang puas karena jumlah bantuan PKH yang tidak mencukupi.

5.4. Representasi Sosial terhadap Pendidikan

Melalui teknik asosiasi kata terkumpul kata yang mencerminkan representasi sosial terhadap pendidikan yaitu pendidikan itu untuk kehidupan yang lebih baik sebesar 62 persen dan tipe selanjutnya pendidikan itu berat sebesar 38 persen. Tabel 5.10 Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial terhadap Pendidikan n=26 Tipe Representasi Sosial terhadap Pendidikan norang n Pendidikan untuk kehidupan yang lebih baik 16 62 Pendidikan itu berat 10 38 Sumber: Data Primer, 2014

5.4.1. Pendidikan untuk Kehidupan yang lebih baik

Representasi sosial pendidikan untuk kehidupan yang lebih baik merupakan tipe paling dominan yaitu sebanyak 62 persen dari jumlah responden. Para responden beranggapan pendidikan yang baik akan dapat membuat kehidupan mereka jauh lebih baik lagi, baik dari segi ekonomi dan sosialnya. Kata yang diucapkan responden adalah pendidikan itu penting, harus sekolah, harus pintar, jangan sampai putus sekolah, dapat pekerjaan yang bagus, jadi orang sukses. Responden berharap anak mereka mendapatkan pendidikan yang jauh lebih tinggi dari mereka agar mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik Universitas Sumatera Utara 106 pula walaupun untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi itu tidak mudah. Berikut kutipan wawancara dengan salah satu responden. “ Pendidikan itu penting ya, Dek. Makanya maunya anak – anak ini sekolah bagus – bagus jangan sampai putus sekolah seperti saya dulu. Saya menyesal sekali dulu gak bisa sekolah, karena biaya sekolah yang besar terus keadaan ekonomi keluarga pun susah. Harapan ibu ya anak – anak ibu ini sekolahnya harus lebih tinggi dari ibu, susah – susah tapi untuk sekolah harus diusahakan biar kehidupannya pun jauh lebih baik dari ibu sekarang. Kalau anak sukses kan kita juga yang senang ngeliatnya sebgai orangtua.” Tabel 5.11 Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial Pendidikan untuk kehidupan yang lebih baik n=16 Karakteristik Peserta PKH Kategori norang npersen Usia Antara 40-55 tahun 11 69 Lebih dari 55 tahun 5 31 Pendidikan Tamat SD 1 6 Tamat SLTP 11 69 Tamat SLTA 4 25 Pekerjaan Pedagang 10 63 Buruh 6 37 Jumlah sumber nafkah Dua sumber 11 69 Lebih dari dua sumber 5 31 Penghasilan 1.500.000 – 10 63 Universitas Sumatera Utara 107 2.000.000 2.000.000 – 2.500.000 4 25 Diatas 2.500.000 2 12 Tanggungan Kurang dari 2 orang 3 19 Antara 2 – 3 orang 7 44 Lebih dari 3 orang 6 37 Peranan dalam kelompok Anggota 15 94 Ketua kelompok 1 6 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 6 37 Sering 10 63 Intensitas bertemu pendamping Jarang 2 12 Sedang 4 25 Sering 10 63 Intensitas interaksi dalam kelompok Jarang 6 37 Sering 10 63 Sumber: Data Primer. 2014 Responden pada tipe ini umumnya responden yang berusia antara 40 – 55 tahun dengan tingkat pendidikan SLTP dan bekerja sebagai pedagang dengan jumlah dua sumber nafkah dan mendapatkan penghasilan perbulan rata – rata Rp. 1.500.000 – 2.000.000 yang rata – rata memiliki jumlah tanggungan antara 2 – 3 orang. Intensitas pertemuan kelompok, bertemu pendamping dan interaksi dalam kelompok juga termasuk dalam kategori sering. Universitas Sumatera Utara 108 Faktor yang diduga mempengaruhi representasi sosial mereka terhadap pendidikan ini adalah karakteristik peserta PKH pada penghasilan. Jumlah penghasilan peserta PKH yang lumayan baik diduga mempengaruhi representasi terhadap pendidikan, responden memandang bahwa pendidikan itu harus dijunjung tinggi bagaimana pun keadaan ekonominya. Para responden memandang bahwa pendidikan yang tinggi lah yang akan membawa kepada kehidupan yang lebih baik lagi ke depan

5.4.2. Pendidikan itu berat

Responden pada representasi sosial ini sebanyak 38 persen dengan kata yang diucapkan para responden adalah pendidikan itu mahal, uang bukunya mahal, ekonomi keluarga kurang mampu, dulu murah sekarang mahal, biaya besar. Para responden beranggapan untuk memperoleh PKH pada jaman sekarang lebih susah dibandingkan dengan jaman mereka dulu, jaman sekarang jauh lebih mahal dari jaman dulu ketika mereka menduduki bangku sekolah. Tabel 5.12 Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial Pendidikan itu berat n=10 Karakteristik Peserta PKH Kategori norang npersen Usia Kurang dari 40 tahun 6 60 Antara 40-55 tahun 4 40 Pendidikan Tidak sekolah 4 40 Tamat SD 6 60 Universitas Sumatera Utara 109 Pekerjaan Buruh 7 70 Tidak Bekerja 3 30 Jumlah sumber nafkah Satu sumber 6 60 Dua sumber 4 40 Penghasilan 1.000.000 – 1.500.000 4 40 1.500.000 – 2.000.000 6 60 Tanggungan Kurang dari 2 orang 1 10 Antara 2 – 3 orang 9 90 Peranan dalam kelompok Anggota 1o 100 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 5 50 Sering 5 50 Intensitas bertemu pendamping Jarang 1 10 Sedang 2 20 Sering 7 70 Intensitas interaksi dalam kelompok Jarang 4 40 Sering 6 60 Sumber: Data Primer, 2014 Responden pada tipe ini rata – rata berusia kurang dari 40 tahun dengan tingkat pendidikan tamat SD dan bekerja sebagai buruh dengan jumlah sumber nafkah hanya satu sumber dan berpenghasilan perbulannya antara Rp. 1.500.000 – 2.000.000 dengan tanggungan antara 2 – 3 orang. Seluruh Universitas Sumatera Utara 110 responden pada tipe ini berperan sebagai anggota dengan intensitas pertemuan kelompok 50 persen jarang dan 50 persen lagi sering. Sedangkan untuk intensitas bertemu pendamping dan interaksi dalam kelompok dapat dikatakan sering. Karakteristik pada tipe ini yang diduga mempengaruhi representasi peserta PKH pada tipe ini adalah jumlah penghasilan dan jumlah tanggungan. Jumlah penghasilan yang rata – rata perbulan Rp. 1.500.000 – 2.000.000 dengan jumlah tanggungan antara 2 – 3 orang membuat responden peserta PKH merasa berat untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi.

5.5. Representasi Sosial terhadap Kemiskinan

Melalui teknik asosiasi kata terkumpul kata yang mencerminkan representasi sosial terhadap kemiskinan yaitu hidup dengan kekurangan sebesar 58 persen dan harus memiliki cara bertahan hidup sebesar 42 persen. Tabel 5.13 Jumlah dan Persentase Responden pada Representasi Sosial terhadap Kemiskinan n=26 Tipe representasi sosial terhadap kemiskinan norang n Hidup dengan kekurangan 15 58 Memiliki cara bertahan hidup 11 42 Sumber: Data Primer, 2014

5.5.1. Hidup dengan Kekurangan

Universitas Sumatera Utara 111 Tipe hidup dengan kekurangan ini memiliki responden peserta PKH sebesar 58 persen dengan kata – kata yang diucapkan mereka yaitu susah, sedih, kekurangan, pendapatan kecil, banyak hutang, tidak bisa sekolah, makan seadanya dan lain – lain. Tabel 5.14 Jumlah dan Persentase Responden pada tipe Hidup dengan kekurangan n=15 Karakteristik Peserta PKH Kategori norang npersen Usia Kurang dari 40 tahun 3 20 Antara 40-55 tahun 10 67 Lebih dari 55 tahun 2 13 Pendidikan Tidak sekolah 4 27 Tamat SD 7 46 Tamat SLTP 4 27 Pekerjaan Pedagang 5 33 Buruh 7 47 Tidak Bekerja 3 20 Jumlah sumber nafkah Satu sumber 3 20 Dua sumber 7 47 Lebih dari dua sumber 5 33 Penghasilan 1.000.000 – 1.500.000 2 13 Universitas Sumatera Utara 112 1.500.000 – 2.000.000 10 67 2.000.000 – 2.500.00 3 20 Tanggungan Kurang dari 2 orang 4 27 Antara 2 – 3 orang 9 60 Lebih dari 3 orang 2 13 Peranan dalam kelompok Anggota 15 100 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 6 40 Sering 9 60 Intensitas bertemu pendamping Jarang 3 20 Sedang 6 40 Sering 6 40 Intensitas interaksi dalam kelompok Jarang 10 67 Sering 5 33 Sumber: Data Primer, 2014 Responden pada tipe ini dominan berumur antara 40 – 55 tahun dengan tingkat pendidikan tamat SD dan bekerja sebagai buruh dengan rata – rata memiliki dua sumber nafkah yang memiliki penghasilan rata – rata Rp. 1.500.000 – 2.000.000 dengan jumlah tanggungan antara 2 sampai 3 orang. Seluruh responden pada tipe ini memiliki peran sebagai anggota dalam kelompok yang memiliki intensitas pertemuan kelompok yang sering. Intensitas bertemu pendamping sebesar 40 persen dalam kategori sedang dan Universitas Sumatera Utara 113 40 persen juga dalam kategori sering, sisanya 20 persen dalam kategori jarang serta intensitas interaksi dalam kelompok juga termasuk dalam kategori jarang.

5.5.2. Memiliki cara bertahan

Tipe Representasi sosial memiliki cara bertahan ini terdapat sebanyak 42 persen responden yaitu dengan kata yang diucapkan suami isteri harus bekerja, menghemat, anak – anak dididik supaya berhasil. Peserta PKH beranggapan kemiskinan itu harus dilawan dengan memiliki cara bertahan hidup, bukan hanya sekedar menerima kondisi hidup susah sekarang tapi juga harus dilawan dengan berusaha seperi suami istri yang bekerja, anak ddidik supaya menjadi anak yang berhasil. Tabel 5.15 Jumlah dan Persentase Responden pada tipe Memiliki Cara Bertahan n=11 Karakteristik Peserta PKH Kategori norang npersen Universitas Sumatera Utara 114 Usia Kurang dari 40 tahun 3 27 Antara 40-55 tahun 5 46 Lebih dari 55 tahun 3 27 Pendidikan Tamat SLTP 7 64 Tamat SLTA 4 36 Pekerjaan Pedagang 5 46 Buruh 6 54 Jumlah sumber nafkah Satu sumber 3 27 Dua sumber 8 73 Penghasilan 1.000.000 – 1.500.000 2 18 1.500.000 – 2.000.000 6 54 2.000.000 – 2.500.00 1 10 Diatas 2.500.000 2 18 Tanggungan Antara 2 – 3 orang 7 64 Lebih dari 3 orang 4 36 Peranan dalam kelompok Ketua kelompok 1 10 Anggota 10 90 Intensitas pertemuan kelompok Jarang 5 46 Sering 6 54 Universitas Sumatera Utara 115 Intensitas bertemu pendamping Sering 11 100 Intensitas interaksi dalam kelompok Sering 11 100 Sumber: Data Primer, 2014 Umur responden pada tipe ini dominan antara 40 – 55 tahun sebesar 46 persen lalu kurang dari 40 tahun sebesar 27 persen dan lebih dari 55 tahun juga sebesar 27 persen. Tingkat pendidikan responden tipe ini sebesar 64 persen tamat SLTP dan sebesar 36 persen tamat SLTA dengan pekerjaan rata – rata sebagai buruh dengan dua sumber nafkah dan rata – rata berpenghasilan Rp. 1.500.000 – 2.000.000 dengan jumlah tanggungan antara 2 – 3 orang. Responden pada tipe ini terdapat ketua kelompok, dan intensitas pertemuan kelompok, bertemu pendamping serta interaksi dalam kelompok termasuk dalam kategori sedang. m Perbedaan karakteristik dengan kategori tipe dominan hampir menyeluruh namun yang diduga menjadi faktor representasi para responden adalah tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan pada tipe ini lebih tinggi dibanding dengan tipe hidup dengan kekurangan oleh sebab itu cara berpikir responden pada tipe ini lebih mengerti bagaimana untuk mempertahankan hidup.

5.6. Hubungan Karakteristik Peserta PKH dengan Representasi Sosial terhadap PKH

Universitas Sumatera Utara 116 Tabel 5.16 Hubungan antara Karakteristik PKH dengan Representasi Sosial terhadap PKH Karakteris tik Pesert a PKH Representasi Sosial terhadap PKH chi² PKH untuk biaya pendid ikan anak PKH memp unyai aturan PKH unt uk keb utu han seh ari - hari PKH mem buat senan g PKH kurang memu askan Usia Kurang dari 40 tahun, antara 40 – 55 tahun Antara 40 – 55 tahun Lebih dari 55 tahu n Antara 40 – 55 tahun Antara 40 – 55 tahun P=0, 2 4 Pendidika n SLTP SLTP Tidak sek olah SD, SLT A SD P=0, 3 1 Universitas Sumatera Utara 117 , SD, SM P 1 Pekerjaan Pedagang, buruh Pedagang, buruh Buruh Buruh, tidak beker ja Pedagang, buruh P=0, 4 2 Jumlah Sumbe r Nafka h Dua sumbe r Dua sumbe r Dua sum ber Satu sumb er, lebih dari dua sumb er Satu sumbe r, dua sumbe r P=0, 3 2 2 Penghasil an Rp.1.500. 000 – 2.000. 000 Rp.1.500. 000 – 2.000. 000 Rp.1.00 0.0 00, Rp. 1.5 00. 000 – Rp. 1.000 .000 – 1.500 .000 Rp. 1.500. 000 – 2.000. 000 P=0. 3 8 Universitas Sumatera Utara 118 2.0 00. 000 , lebi h dari Rp. 2.5 00. 000 Tanggung an Antara 2 – 3 orang Antara 2 – 3 orang Kurang dari 2 ora ng, anta ra 2 – 3 ora ng, lebi h dari Kurang dari 2 orang Antara 2 – 3 orang P=0, 3 8 Universitas Sumatera Utara 119 3 ora ng Peranan Anggota Anggota Anggot a Anggota Anggota P=0, 8 7 6 Intensitas pertem uan kelom pok Sering Jarang Jarang Jarang Jarang P=0, 1 Intensitas bertem u penda mping Sering Sering Kadang – kad ang Kadang – kada ng Jarang P=0, Intensitas interak si dalam kelom pok Sering Sering Jarang Jarang Jarang P=0, 3 Keterangan: Persentase tertinggi yang dirangkum dari lampiran Universitas Sumatera Utara 120 melalui uji Chi Square terbukti memiliki hubungan yang nyata 5.6.1. Karakteristik Peserta PKH yang Memiliki Hubungan Nyata dengan Representasi Sosial terhadap PKH

5.6.1.1. Penghasilan

Penghasilan peserta PKH memiliki hubungan yang nyata dengan representasi sosial terhadap PKH. Hasil uji penghasilan responden menunjukkan bahwa nilai hitung 16, 334 lebih besar dari nilai tabel 15,507 dengan nilai signifikan p=0,038 p0,05 maka hipotesis diterima. Responden yang berpenghasilan Rp.1.000.000 – 1.500.000 terdapat pada tipe representasi PKH untuk biaya pendidikan 50 persen, PKH memliki aturan 25 persen dan PKH kurang memuaskan 25 persen. Walaupun penghasilan responden termasuk kategori paling rendah tapi representasi responden terhadap PKH termasuk dalam kategori bagus karena sebanyak 50 persen mempresentasikan PKH untuk biaya pendidikan dan PKH memiliki aturan dimana representasi ini sesuai dengan ketentuan PKH walaupun ada sebesar 25 persen yang beranggapan PKH kurang memuaskan hal ini disebabkan sedikitnya jumlah bantuan yang diterima responden. Reponden dengan penghasilan Rp.1.500.000 – 2.000.000 terdapat pada tipe PKH untuk biaya pendidikan 63 persen, PKH memiliki aturan 12 persen, PKH untuk kebutuhan sehari – hari 12 persen dan PKH untuk membuat senang 13 persen. responden dalam mempresentasikan PKH juga dapat dikatakan karena PKH untuk pendidikan tetap mendapat persentase tertinggi walaupun tipe representasi terbesar kedua PKH membuat senang dan representasi PKH untuk kebutuhan sehari – hari. Universitas Sumatera Utara 121 Responden yang berpenghasilan Rp. 2.000.000 – 2.500.000 terdapat pada tipe PKH memiliki aturan sebesar 75 persen dan PKH kurang memuaskan sebanyak 25 persen. tingkat penghasilan yang lumayan tinggi dapat disimpulkan membuat para responden lebih memandang PKH sebagai bantuan yang memili aturan tetapi juga membuat responden memandang ketidakpuasan terhadap program PKH dalam baik dalam ketepatan waktu pencairan dan tidak meratanya yang mendapat program bantuan. Responden yang berpenghasilan lebih dari Rp. 2.500.000 terdapat pada tipe PKH memiliki aturan sebesar 50 persen dan PKH 50 persen untuk kebutuhan sehari – hari dimana dapat disimpulkan semakin besar penghasilan responden maka semakin besar juga pandangan mereka terhadap PKH untuk kebutuhan sehari - hari. Responden disini memandang PKH sebagai bantuan yang memiliki segala aturan dan juga untuk kebutuhan sehari – hari.

5.6.1.2 Tanggungan

Tanggungan responden memiliki hubungan nyata dengan representasi sosial terhadap PKH. Hasil uji penghasilan responden menunjukkan bahwa nilai hitung 16, 334 lebih besar dari nilai tabel 15,507 dengan nilai signifikan p=0,038 p0,05 maka hipotesis diterima. Responden yang memiliki tanggungan kurang dari dua orang mempresentasikan PKH memiliki aturan sebesar 25 persen, PKH untuk kebutuhan sehari – hari sebesar 25 persen dan PKH kurang memuaskan sebesar 50 persen. Universitas Sumatera Utara 122 Responden yang memiliki tanggungan antara 2 – 3 orang mempresentasikan PKH untuk biaya pendidikan anak sebesar 75 persen dan PKH memiliki aturan sebesar 19 persen serta PKH membuat senang sebesar 6 persen. Banyaknya tanggungan membuat responden menyadari dana PKH untuk kebutuhan pendidikan anak – anaknya begitu juga memahami peraturan PKH namun ada responden dengan jumlah tanggungan 2 sampai 3 orang mempresentasikan PKH membuat senang. Responden yang memiliki tanggungan lebih dari 3 orang mempresentasikan PKH memiliki aturan sebesar 50 persen, PKH untuk kebutuhan sehari - hari sebesar 33 persen, PKH membuat senang sebesar 17 persen. responden yang memiliki tanggungan lebih dari 3 orang cenderung mempresentasikan PKH memiliki aturan karena lebih takut dikenakan sanksi sehingga memandang PKH sebagai program yang memiliki aturan.

5.6.1.3. Intensitas pertemuan kelompok

Intensitas pertemuan kelompok juga memiliki hubungan yang nyata dengan representasi sosial, Hasil uji penghasilan responden menunjukkan bahwa nilai hitung 18,977 lebih besar dari nilai tabel 9, 488 dengan nilai signifikan p=0,001 p0,05 maka hipotesis diterima. Responden yang sering mengikuti pertemuan kelompok tergolong pada tipe Representasi untuk pendidikan anak sebesar 60 persen, PKH memiliki aturan sebesar 27 persen, PKH membuat senang 7 persen dan PKH kurang memuaskan 6 persen. Responden yang sering mengikuti pertemuan kelompok cenderung lebih memahami bagaimana program PKH sehingga dapat mempresentasikan PKH sebagai biaya untuk pendidikan anak Universitas Sumatera Utara 123 dengan jumlah persen yang tinggi. Namun responden yang jarang mengikuti pertemuan kelompok juga lumayan baik dalam mempresentasikan PKH dimana masing – masing sebesar 27 persen mempresentasikan PKH untuk pendidikan anak, PKH memiliki aturan dan PKH untuk kebutuhan sehari – hari dan PKH untuk membuat senang sebesar 10 persen serta PKH kurang memuaskan sebesar 9 persen. Responden yang jarang mengikuti pertemuan kelompok tetapi tetap bisa mempresentasikan PKH dengan baik akrena petugas pendamping mendatangi rumah – rumah respon tersebut sambil menginfokan hasil setiap pertemuan kelompok tersebut.

5.6.1.4. Intensitas bertemu dengan pendamping

Intensitas bertemu pendamping juga memiliki hubungan yang nyata dengan representasi sosial, Hasil uji penghasilan responden menunjukkan bahwa nilai hitung 18,977 lebih besar dari nilai tabel 34,958 dengan nilai signifikan p=0,000 p0,05 maka hipotesis diterima. Intensitas bertemu pendamping yang sering terdapat pada Representasi PKH untuk biaya pendidikan sebesar 59 persen, PKH memiliki aturan sebesar 29 persen dan PKH kurang memuaskan sebesar 12 persen. Intensitas yang kadang – kadang terdapat pada PKH untuk membuat senang sebesar 34 persen dan PKH memiliki aturan dan PKH untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari masing – masing sebesar 33 persen. Intensitas yang jarang terdapat pada representasi PKH untuk biaya pendidikan sebesar 67 persen dan PKH untuk kebutuhan sehari – hari sebesar 33 persen. Sering bertemu pendamping tentu membuat para responden juga semakin memahami PKH merupakan program bantuan yang seperti apa. Universitas Sumatera Utara 124 Melalui petugas pendamping nformasi – informasi seoutaran PKH didapatkan para reponden, dengan demikian tentu akan mempengaruhi representasi responden terhadap PKH juga.

5.6.1.5. Intensitas interaksi dalam kelompok

Intensitas interaksi dalam kelompok juga memiliki hubungan yang nyata dengan representasi sosial, Hasil uji penghasilan responden menunjukkan bahwa nilai hitung 18,977 lebih besar dari nilai tabel 16,091 dengan nilai signifikan p=0,003 p0,05 maka hipotesis diterima. Intensitas interaksi dalam kelompok yang sering terdapat pada representasi PKH untuk pendidikan anak sebesar 57 persen, PKH memiliki aturan sebesar 25 persen, PKH untuk kebutuhan sehari – hari 6 persen, PKH membuat senang 12 persen. Intensitas interaksi dalam kelompok yang jarang terdapat pada representasi PKH untuk pendidikan dan PKH memiliki aturan masing – masing sebesar 30 persen dan PKH untuk kebutuhan serta PKH kurang memuaskan masing – masing sebesar 20 persen. Interaksi dalam kelompok sesama peserta PKH juga mempengaruhi pandangan responden terhadap PKH, bagi responden yang sering berinteraki dalam kelompok maka hasil representasinya terhadap PKH juga baik, dimana responden lebih memahami lagi ketika bertemu dengan sesama anggota peserta. 5.6.2. Karakteristik Peserta PKH yang Tidak Memiliki Hubungan Nyata dengan Representasi Sosial terhadap PKH Hasil uji antara hubungan usia dengan representasi sosial menunjukkan bahwa nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel 10,36915.507 dengan nilai signifikan Universitas Sumatera Utara 125 p=0,240 p0,05 maka hipotesis ditolak yang artinya tinggi rendahnya usia tidak berhubungan dengan representasi sosial terhadap PKH. Hasil uji antara hubungan pendidikan dengan representasi sosial menunjukkan bahwa nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel 13,83321, 026 dengan nilai signifikan p=0,311 p0,05 maka hipotesis ditolak yang artinya tinggi rendahnya tingkat pendidikan responden tidak berhubungan dengan representasi sosial terhadap PKH. Hasil uji antara hubungan pekerjaan dengan representasi sosial menunjukkan bahwa nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel 8,14115.507 dengan nilai signifikan p=0,420 p0,05 maka hipotesis ditolak yang artinya tinggi apapun pekerjaan responden tidak berhubungan dengan representasi sosial terhadap PKH. Hasil uji antara hubungan jumlah sumber nafkah dengan representasi sosial menunjukkan bahwa nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel 9,24415.507 dengan nilai signifikan p=0,322 p0,05 maka hipotesis ditolak yang artinya berapapun jumlah sumber nafkah responden tidak berhubungan dengan representasi sosial terhadap PKH. Hasil uji antara hubungan peranan peserta dengan representasi sosial menunjukkan bahwa nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel 1,2139,488 dengan nilai signifikan p=0,876 p0,05 maka hipotesis ditolak yang artinya tinggi rendahnya usia tidak berhubungan dengan representasi sosial terhadap PKH. Berdasarkan penjelasan hasil uji, dapat disimpulkan karakteristik yang berhubungan dengan representasi sosial terhadap PKH adalah penghasilan, Universitas Sumatera Utara 126 jumlah tanggungan, intensitas pertemuan kelompok, intensitas bertemu pendamping, intensitas interaksi dalam kelompok. Sedangkan karakteristik yang tidak berhubungan dengan representasi sosial terhadap PKH adalah usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah sumber nafkah dan peranan peserta dalam kelompok.

5.7. Hubungan Representasi Sosial Peserta PKH dengan Perilaku Pemenuhan Kewajiban