Stadium Klinis Kanker Serviks

menghindari faktor resiko yang dapat dikontrol. Cara-cara pencegahan primer adalah sebagai berikut: a. Tundalah hubungan seksual sampai usia diatas remaja b. Batasi jumlah pasangan c. Menolak berhubungan seksual dengan yang mempunyai banyak pasangan d. Menolak berhubungan seksual dengan orang terinfeksi genital e. Hubungan seksual yang aman f. Berhenti merokok. Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan dengan cara uji pap smear dengan teratur. Hal ini dapat dilakukan pada : a. Semua wanita usia 18 tahun atau telah melakukan hubungan seksual. b. Bila telah tiga kali pap smear dan hasilnya normal maka pemeriksaan akan lebih jarang. c. Wanita yang telah dilakukan pengangkatan rahim. d. Wanita yang telah menopause masih dibutuhkan pemeriksaan uji pap.

B. Perilaku Seksual

Perilaku seksual adalah perilaku yang didasari oleh dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku. Contohnya dengan berfantasi, masturbasi, berpegangan tangan, cium pipi, berpelukan, dan sebagainya. Perubahan dan perkembangan yang terjadi dipengaruhi oleh berfungsinya hormon-hormon seksual yaitu testosteron pada laki-laki dan progesteron pada perempuan, hormon inilah yang berpengaruh terhadap dorongan seksual manusia. Dorongan seksual bisa muncul dalam bentuk ketertarikan terhadap lawan jenis, keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual, dan sebagainya. Perilaku seksual merupakan hasil interaksi kepribadian dengan lingkungan sekitarnya Bachtiar, 2004. Dorongan seksual bisa diekspresikan dalam berbagai bentuk perilaku, namun tidak semua perilaku merupakan ekspresi dorongan seksual. Ekspresi dorongan seksual atau perilaku seksual ada yang aman dan ada yang tidak aman, baik secara fisik, psikis, maupun sosial Tito, 2004.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual

Menurut Pengkahila 2005 ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menyalurkan dorongan seksual yang berbeda-beda antara lain : a. Pengalaman seksual. Semakin banyak pengalaman mendengar, melihat, dan mengalami stimulus, maka semakin kuat pula stimulus yang dapat mendorong perilaku seksual. Misalnya media massa film, internet, gambar, atau majalah, obrolan dari teman atau pacar tentang pengalaman seksual, melihat orang-orang yang tengah berpacaran atau melakukan hubungan seksual. b. Faktor kepribadian, seperti harga diri, kontrol diri, tanggungjawab, kemampuan membuat keputusan, dan nilai-nilai yang dimiliki. c. Pemahaman dan penghayatan nilai-nilai keagamaan. Bila seseorang memiliki penghayatan yang kuat terhadap nilai-nilai ini, maka integritas yang selaras dengan nilai yang diyakininya serta mencari kepuasan dari perilaku yang produktif. d. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Setiap orang yang memiliki pemahaman yang benar dan proposional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang dapat