Bentuk Perilaku Seksual yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

C. Pap Smear

Semua wanita yang berseksualitas aktif hendaknya melakukan Pap Smear secara teratur. Pemeriksaan Pap Smear untuk pertama kali harus dilakukan segera setelah wanita tersebut muali melakukan hubungan seksual dan harus diulangi setelah 1 tahun, karena sel-sel abnormal dapat terluput dari sekali pemeriksaan. Jika tidak didapati kelainan pada salah satu hasil pemeriksaan Pap Smear, pemeriksaan dapat dilakukan secara teratur dengan interval 2 tahun. 1. Defenisi Pap Smear adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoserviks uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas di porsio atau serviks uteri Soetomo, 2000. 2. Tujuan pemeriksaan Pap Smear a. Menemukan sek abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV. b. Mendeteksi adanya pra kanker. c. Mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. d. mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan serviks uteri. 3. Syarat pengambilan Pap Smear Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut: a. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya. b. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita. c. Hubungan intim tidak boleh dilakukan selama 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan. d. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya. e. Hindari penggunaan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan. f. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. 4. Teknik pengambilan sediaan a. Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan pap test yaitu : 1 Formulir konsultasi sitologi. 2 Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush. 3 Kaca benda yang satu sisinya telah diberikan tandalabel. 4 Tabung berisikan larutan fiksasi alkohol 95 b. Cara pengambilan sediaan: 1 Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah spesimen diisi, pastikan bahwa preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita. 2 Gunakan sarung tangan. 3 Insersi speculum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi spekulum untuk memperoleh pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi yang menghalagi visualisasi serviks mengganggu studi sitologi. 4 Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit runcingpengerik plastik mengenai dan masuk kedalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil spesimen kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran penuh. 5 Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline. Insersi aplikator tersebut ke dalam saluran serviks 2 cm dan putar 360º. 6 Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm kedalam saluran serviks dan putar 90 - 180º. 7 Gunakan kombinasi metode untuk memasukkan spatula. 8 Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi label. Apabila sel-sel dikumpulkan pada spatula kayu, tempatkan satu sisi diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi datar lain dekat label pada setengah bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat. 9 Segera semprot preparat dengan bahan fiksasimasukkan bahan tersebut dalam tabung berisi larutan fiksasi. 10 Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek sederhana, dapat dimasukkan dalam amploppembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan sediaan yang baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat, merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis Ramli dkk, 2000.