Hubungan antara Seksual Usia Dini dengan Kanker Serviks

mengalami infeksi kelamin dengan kejadian kanker leher rahim. Nilai risiko pervalen 2,528 95 CI.1,698 – 3,764 berarti bahwa infeksi kelamin 2 kali lebih besar bila dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami infeksi, berarti bahwa kemungkinan orang yang pernah terkena infeksi kelamin akan mendapat resiko kanker leher rahim 2 kali lebih besar bila dibandingkan orang yang tidak pernah mengalami infeksi kelamin. Pendapat ahli, dari beberapa pemeriksaan laboratorium terbukti 90 penyebab kanker leher rahim adalah human papiloma virus HPV dimana HPV terdapat pada wanita yang secara aktif melakukan hubungan seksual atau melalui penyakit menular seksual juga hubungan seksual multi pasangan. HPV menyebabkan peradangan pada genetalia wanita. Beberapa peneliti mengemukakan bahwa faktor resiko epidemiologi penyumbang terjadinya dan berkembangnya kanker leher rahim adalah infeksi yaitu infeksi HPV. Kurangnya pengetahuan deteksi dini dan hygene serta ganti pasangan dan pada umumnya gejala kanker leher rahim tidak tampak hanya ada keluhan seperti keputihan yang lama dan menahun sehingga infeksi merupakan faktor resiko untuk terjadinya kanker leher rahim serta proses yang lama 3 – 20 tahun untuk menjadi kanker invasive. Penelitian terkini juga mencatat hubungan yang kuat antara kanker leher rahim dengan virus papiloma squamosa. Menurut Elisabeth perilaku seksual dimana resiko meningkat lebih dari 10 kali bila berhubungan seks dengan pria beresiko tinggi yang mengidap kandiloma akuminatum, kebersihan diri yang kurang baik sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual tidak membersihkan alat kelamin sehingga diperkirakan akan memudahkan terjadinya infeksi disamping kehidupan seks yang kurang sehat atau melakukan hubungan seks sewaktu menstruasi dimana infeksi terjadi akibat parasit sejenis tricomonan vaginalis memudahkan timbulnya kanker leher rahim. Penyakit menular seksual atau penyakit kelamin adalah infeksi yang dapat ditransfer dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak seksual. Kontak seksual yang dimaksud meliputi ciuman, oral-genital dan pengguna mainan seks seperti vibrator Admin, 2011. Penyakit menular seksual pada umumnya disebabkan oleh virus dan bakteri. Beberapa penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus antara lain adalah HIV, Genital Herpes, Hepatitis B dan HPV. Selain itu penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain Chlamydia trachomatis, Gonore, dan sifilis Admin, 2011. Gejala-gejala yang ditemukan pada penyakit menular seksual pada wanita antara lain keluarnya cairan yang tidak lazim dari vagina, nyeri pada saat bersenggama, rasa panas, perih dan ketidaknyamanan selama buang air kecil, rasa sakit pada perut, pinggul dan kaki, terjadi pembengkakan, lecet, luka terbuka, kutil atau ruam didaerah alat kelamin, mengalami demam, sakit kepala dan pembesaran kelenjar. Perempuan yang telah mengidap penyakit menular seks seperti AIDS, Gonorrhoea A lebih rentan terhadap kanker serviks Admin, 2011.

5. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian, dari proses pengumpulan data sampai penyajian hasil. Hal ini disebabkan keterbatasan pengelolaan dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti hubungan perilaku seksual yang meliputi multipartner seksual, aktivitas seksual usia dini dan penyakit menular seksual dengan risiko terjadinya kanker serviks dan tidak meneliti faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks.