Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

Penelitian yang dilakukan Sukisti pada tahun 2010 di Yokyakarta mengatakan bahwa Lahan yang luas jika tidak dikelola atau diusahakan, tidak akan dapat memberikan hasil yang optimal bagi pemiliknya, apalagi jika dibiarkan terlantar, tidak diusahakan. Sebaliknya, penguasaan yang luas jika bukan sebagai pemilik melainkan penyewa atau bagi hasil juga tidak dapat memperoleh hasil atau keuntungan yang optimal, karena sebagian hasil harus dialokasikan untuk membayar sewa atau diserahkan kepada pemilik lahan, apalagi dengan sewa yang mahal atau sistem bagi hasil yang kurang mencerminkan unsur keadilan antara si penggarap dan pemilik lahan. Oleh karena itu, suatu lahan dapat memberikan hasil yang optimal bagi suatu keluarga atau rumah tangga jika lahan tersebut milik sendiri dan diusahakan sendiri.

2.2 Landasan Teori

Teori Produksi dengan Satu Input. Fungsi produksi dengan satu input menjelaskan hubungan antara jumlah output dengan satu input. Kalau inputnya itu adalah tenaga kerja labourL. maka fungsi produksi disini menjelaskan hubungan antara output dengan jumlah tenaga kerja, misalkan input-input yang lain tetap. Dengan perkataan lain, jumlah output ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan. Secara matematis hubungan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut: Q=fL Dalam teori produksi ada beberapa konsep yang perlu diketahui antara lain,produk total total productTP, produk rata-rata average productAP dan produk marjinal marginal productMP. Produk Total Produk total adalah produk yang dihasilkan dengan menggunakan input tenaga kerja. Gambar 2.1 kurva yang menjelaskan hubungan antara produk total dengan jumlah tenaga kerja. Hubungan kedua variabel tersebut merupakan hukum hasil lebih yang semakin berkurang the law of diminishing return yang berbunyi apa bila jumlah tenaga kerja ditambah secara terus menerus sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total meningkat pertambahannya semakin lama semakin kecil, kemudian setelah mencapai titik tertentu tambahan jumlah tenaga kerja akan menguranggi jumlah produksi dan akhirnya akan semakin menurun. Berdasakan hukum lebih yang semakin berkurang tersebut, hubungan output dengan jumlah tenaga kerja dapat dibagai menjadi tiga tahapan antara lain, tahapan pertama produksi total meningkat cepat akibat tambahan jumlah tenaga kerja, tahapan kedua, produk total meningkat secara lambat, tahapan ketiga, produk total menurun akibat tambahan tenaga kerja. Tahap I Tahap II TP 1 L L 1 L 2 L 3 TP 1 Gambar 2.1 Kurva Produksi Total Tahap III Produk Rata-rata. Produk rata-rata AP adalah rata-rata produk yang dihasilkan setiap input tenaga kerja. Dengan demikian produk rata-rata merupakan hasil bagi antara produk total TP dengan jumlah tenaga kerja L. dengan menggunakan rumus sebagai berikut: AP=TPL. Produk Marjinal. Produk marjinal MP adalah tambahan jumlah produk yang diakibatkan oleh tambahan satu unit input tenaga kerja yang digunakan. Dengan demikian produk marjinal merupakan perbandingan antara perubahan total produk total dengan perubahan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Dengan menggunakan rumus, produk marjinal adalah sebagi berikut: MP=DTPDL. Kurva produk marjinal menurun akibat tambahan jumlah tenaga kerja dan memotong kurva produk rata-rata pada titik maksimum AP=MP. Produk marjinal menjadi negatif apa bila tambahan tenaga kerja terus dilakukan. Dapat dilihat pada kurva berikut ini. Teori Produksi dengan Dua Input. Dalam proses produksi langkah selanjutnya adalah penggunaan dua input. Misalnya input yang digunakan adalah tenaga kerja L, modal K. jadi, jumlah output ditentukan oleh jumlah tenaga kerja dan modal. Dalam hal ini dimisalkan bahwa input L dan K dapat berubah, sedangkan input yang lain tetap. Hubungan antara output dan input L dan K dapat ditunjukan melalui persamaan sebagai berikut: Q= fL,K. Bangun,2007 Aspek perencanaan dalam bidang usaha AP L, MP L L 1 L 2 L 3 MP L AP L Gambar 2.2 Kurva Produk Rata-rata AP dan Produk Marjinal MP L Hanya sedikit keraguan bahwa setiap orang telah memiliki bentuk perencanaan seperti perencanaan tindakan untuk tindakan dimasa yang akan datang dalam memanfaatkan lahan mereka, sebagian besar masyarakat biasanya tidak menyusun perencanaan diatas kertas secara terperinci dalam membuat anggaran biaya yang diperlukan. Maka ada beberapa hal yang dapat d ilakukan dalam menentukan aspek perencanaan dalam usaha. 1. Studi kelayakan Bila mana dana investasi besar di perlukan maka studi kelayakan harus dilakukan untuk menyakinkan bahwa seluruh aspek yang berhubungan dengan seperti aspek teknis, aspek manajerial, aspek organisasi, aspek ekonomi dan aspek keuangan, perlu diperhatikan. Manfaat dari ini untuk memperoleh bukti sebagai fakta apakah penggunaan modal akan dapat digunakan secara efektif atau tidak. Kegunaan dari studi kelayakan dapat dicontohkan seperti, menyakinkan bahwa keadaan memungkinkan unuk proyek dilaksanakan secara teknis, dapat memberikan keuntungan dilihat secara keuangan dan ekonomi objektifitas tidak dapat dicapai dengan biaya yang lebih murah, dan apakah sasaran proyek telah sesuai dengan objektifitas ekonomi nasional. 2. Teknis penilaian Teknis penilaian untuk sebuah usaha merupakan pertanyan yang mendasar guna mengetahui apakah proyek secara teknis dapat dilaksanakan atau tidak, atas pandangan apa proyek yang ditentukan sesuai dilihat dari segi agronomis dan ekonomisnya. 3. Manajemen dan administrasi Manajemen dan administrasi mungkin merupakan aspek yang paling sulit dalam studi kelayakan usaha, tetapi sangat penting bagi keberadaan uasah. Kesulitan terletak kepada kemanpuan sumber daya manusianya. Maka untuk dapat mengembangkan usaha yang mandiri dan professional dibutuhkan orang – orang yang memiliki pemahaman yang kuat dibidang manajemen dan administrasi. 4. Biaya dan keuntungan Aturan umum untuk mengidentifikasi biaya dan keuntungan dari suatu usaha adalah dengan menetapkan dampak apa yang akan menyetai atau tidak menyertai keadaan usaha. Secara umum perbedaannya adalah keuntungan tambahan dari proyekusaha tersebut Siagian, 2003.

2.3 Kerangka pemikiran

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

3 187 177

Analisis Pengangguran Tersembunyi (Disquised Unemployment) Pada Keluarga Petani Padi Sawah dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kabupaten Deli Serdang (Studi kasus: Desa Pasar Miring Kecamatan Pagar Merbau)

20 63 114

Analisis Perkembangan Luas Lahan Padi Sawah Di Kabupaten Serdang Bedagai

3 44 63

Perbandingan Dan Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Dengan Penggunaan Benih Dari Berbagai Sumber Di Kabupaten Deli Serdang ” (Studi kasus : Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Deli Serdang).

1 70 65

Analisis Luas Lahan Mininmum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Studi Kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang

16 122 101

Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Deli Serdang.

24 143 66

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL (FREATIS) SEBAGAI SUMBER AIR MINUM DI DESA SUKAMANDI HILIR KECAMATAN PAGAR MERBAU KEBUPATEN DELI SERDANG.

0 2 24

ANALISIS MODEL PENGELOLAAN USAHA PADI SAWAH BERDASARKAN KEPEMILIKAN LAHAN

0 0 14

Analisis Model Pengelolaan Usaha Padi Sawah Berdasarkan Kepemilikan Lahan ( Studi Kasus: Desa Sukamandi Hilir,Kec.Pagar Merbau,Kab.Deli Serdang )

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Model Pengelolaan Usaha Padi Sawah Berdasarkan Kepemilikan Lahan ( Studi Kasus: Desa Sukamandi Hilir,Kec.Pagar Merbau,Kab.Deli Serdang )

0 0 12