Pajak lahan, petani lahan milik sendiri hanya membayar sebesar 11.000 atau sekitar 0,27, dikarenakan lahan yang dimiliki petani adalah lahan milik sendiri,
maka biaya sewa lahan di daerah penelitian tidak ada. Komponen biaya produksi juga tidak terlepas dari biaya penyusutan. Adapun biaya penyusutan yang
dikeluarkan sebesar Rp 214.420 atau sekitar 5,25, dengan rincian biaya penyusutan cangkul sebesar Rp
66.176, biaya penyusutan garu sebesar Rp
25.945 ,
biaya penyusutan babat sebesar Rp 67.642
, dan biaya penyusutan parang sebesar Rp
54.655 .
Dari semua komponen biaya produksi yang ada, tenaga kerja lah yang banyak mengeluarkan biaya, hal ini dikarenakan proses pengelolaan lahan yang begitu
banyak membuat keterlibatan dan kebutuhan tenaga kerja banyak pula. Dan umumnya para petani lahan milik sendiri masih banyak menggunakan tenaga
kerja luar keluarga. Ini yang memicu banyaknya, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja pada status lahan milik sendiri. untuk dapat menekan penggunaan
biaya produksi diharapkan petani lahan milik sendiri tidak terlalu banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga dan lebih memaksimalkan tenaga kerja
dalam keluarga.
5.1.1.2 Biaya produksi lahan sewa
Lahan sewa adalah lahan garapan yang di dapat seorang petani penyewa dari pemilik lahan dengan ketentuan membayar sewa lahan yang di garap. Tabel 15
berikut ini akan menguraikan rata-rata biaya produksi lahan sewa.
Tabel 15. Rata-rata biaya produksi usaha padi sawah per petani lahan sewa di desa Sukamandi Hilir kec. Pagar Merbau kab. Deli Serdang.
No Komponen Biaya Produksi
Rata-rata biaya produksi Rp 1
Biaya Pupuk 740.750
2 Biaya Pestisida
327.500 3
Biaya tenaga kerja 1.551.875
4 Pajak Lahan
1.875 5
Biaya Sewa Lahan 2.531.250
6 Biaya Penyusutan
194.859 Jumlah rata-rata biaya produksi
5.348.109 Sumber: Lampiran 11
Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa biaya pupuk per petani sebesar Rp 740.750 atau sekitar 13,85 dari total jumlah rata-rata biaya produksi lahan sewa. Adapun
kebutuhan dan biaya pupuk yang digunakan untuk lahan sewa adalah sebagai berikut, pupuk urea rata-rata petani lahan sewa membutuhkan sebanyak 50 kg
dengan rata-rata biaya pupuk per petani sebesar Rp 121.500, pupuk ZA sebanyak 50 kg dengan biaya sebesar Rp 82.187. Pupuk TSP sebanyak 50 kg dengan biaya
sebesar 127.687. Pupuk ponska sebanyak 101 kg dengan biaya sebesar Rp 409.375. Untuk biaya pestisida, Petani lahan sewa mengkeluarkan biaya sebesar
Rp 327.500 atau sekitar 6,12. Duppon sebesar Rp 87.058 , dan racun keong sebesar Rp 34.5882.
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan sebesar Rp 1.551.875 atau sekitar 29,01.
Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada lahan sewa sebanyak 13 orang, mulai dari persemaian sampai dengan pemanenen. Persemaian rata-rata menggunakan 2
orang tenaga kerja, dengan biaya sebesar Rp 50.000. Pengelolaan lahan rata-rata tenaga kerja yang digunakan sebanyak 1 orang dan biaya tenaga kerja untuk
pengelolaan lahan sebesar Rp 354.375. Sementara pada saat proses penanaman rata-rata tenaga kerja yang digunakan sebanyak 2 orang dengan biaya tenaga kerja
yang dikeluarkan sebesar Rp 354.375. Proses pengairan juga menggunakan rata-
rata 1 orang dengan biaya sebesar Rp 25.000. Kemudian rata-rata 2 orang tenaga kerja digunakaan pada saat proses penyiangan dengan biaya sebesar Rp 34.375.
Pemupukan petani lahan sewa menggunakan 1 orang tenaga kerja dengan biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan sebesar Rp 354.375. Pengendalian hama dan
penyakit tenaga kerja yang digunakan rata-rata sebanyak 1 orang dengan upah tenaga kerja yang dikeluarkan sebesar Rp 25.000. Proses pemanenan juga
menggunakan rata-rata tenaga kerja sebanyak 3 orang dengan upah rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp 354.375.
Untuk pajak lahan, petani lahan sewa hanya membayar sebesar Rp 11.000 atau sekitar 0,003, berbeda dengan lahan milik sendiri lahan sewa mengeluarkan
biaya penyewaan untuk lahan yang ia pakai yakni sebesar Rp 2.531.250 atau sekitar 47,33. Biaya penyusutan yang dikeluarkan sebesar Rp 194.859 atau
sekitar 3,64, dengan rincian biaya penyusutan cangkul sebesar Rp 47.395
, biaya penyusutan garu sebesar Rp
28.609 , biaya penyusutan babat sebesar Rp
38.645 ,
dan biaya penyusutan parang sebesar Rp 80.208
. Komponen biaya sewa lahan merupakan biaya produksi yang tertinggi pada status
sewa lahan. Hal ini dikarenakan ketiadaan lahan membuat petani penyewa berani menyewa lahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya, berbagai persayaratan yang
terkadang memberatkan petani penyewa berani ia lakukan. Kemudian ketiadaan peraturan yang jelas dari harga sewa lahan, membuat petani pemilik lahan sesuka
hatinya menetapkan sewa lahan. Sementara di daerah penelitian sewa lahan bervariasi, tetapi kebanyakan petani pemilik lahan menyewakan lahannya dengan
biaya Rp 250.000 per rantai. Diharapkan pemerintah lebih memperhatikan lagi para petani yang tidak memiliki lahan. Pemerintah juga menyiapkan lahan untuk
diolah oleh petani yang tidak memiliki lahan. Serta adanya peraturan baku terkait sandar harga penyewaan lahan.
5.1.1.3 Biaya produksi lahan gadai