demikian, seseorang yang memiliki dapat sekaligus sebagai penguasa, sebaliknya seseorang yang menguasai sebidang lahan belum tentu ia sebagai pemiliknya.
Orang yang memiliki dan sekaligus menguasai tentu akan lebih baik dari orang yang menguasai tapi tidak memiliki. Karena, bagi orang yang memiliki dan
sekaligus menguasai, seluruh hasil yang diperoleh hanya untuk dirinya sendiri. Lain halnya dengan orang yang menguasai tapi bukan pemilik penyewa, bagi
hasil dsb, ia harus membayar sewa atau menyerahkan sebagian hasil kepada pemilik lahan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Irawan 2007 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penduduk pedesaan dapat dikelompokkan menjadi: 1 pemilik
pengarap murni, yaitu petani yang hanya menggarap lahannya sendiri; 2 penyewa dan penyakap murni, yaitu mereka yang tidak memiliki lahan tetapi
mempunyai lahan garapan melalui sewa atau bagi hasil; 3 pemilik penyewa atau pemilik penyakap, yaitu mereka yang di samping menggarap lahan miliknya
sendiri juga menggarap lahan milik orang lain; 4 pemilik bukan penggarap; dan 5 tunakisma mutlak, yaitu mereka yang benar-benar tidak memiliki lahan dan
tidak mempunyai lahan garapan.
2.1.2 Pengelolaanmanajemen lahan.
Pengelolaan atau manajemen adalah kemampuan dalam menentukan, mengorganisir
dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasai dengan sebaik mungkin
sehingga mampu memberikan hasil yang diinnginkan. Faktor-faktor produksi yang dikelola oleh petani
adalah: lahan atau tanah garapan, alokasi penggunaan tenaga kerja, modal, dan
kegiatan usahatani padi sawah. Tenaga kerja dalam usahatani
sangat diperlukan dan berpengaruh terhadap penyelesaian berbagai macam kegiatan
produksi usahatani. Jenis tenaga kerja dibagi menjadi tiga yaitu: tenaga kerja
manusia, hewan, dan mesin. Modal adalah barang atau uang yang secara bersama- sama dengan faktor produksi
lain digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, yaitu produk pertanian.
Sumber modal diperoleh dari milik sendiri, pinjaman, kredit, hadiah, warisan,
usaha lain atau kontrak sewa Handoko, 2003.
Proses-proses kegiatan manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Perencanaan berarti bahwa para manajer
memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum melaksanakannya. Berbagai kegiatan ini biasanya didasarkan pada berbagai metode, rencana dan logika, bukan
hanya berdasarkan dugaan atau firasat. Pengorganisasian berarti bahwa para manajer mengkoordinasikan sumber daya-sumber daya manusia maupun sumber
daya lahan dan material organisasi, kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuannya untuk menyusun berbagai sumberdayanya dalam mencapai suatu
tujuan. Semakin terkoordinasi dan terintegritas kerja organisasi, semakin efektif pencapaiaan tujuan organisasi. Pengkoordinasaian bagian vital kerja manajer,
selanjutnya pengarahan berarti bahwa para manajer mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi para bawahanya, manajer tidak melakukan kegiatan sendiri, tetapi
menyelesaikan kegiatan-kegiatan esensial melalui orang-orang lain, mereka juga tidak sekedar memberi perintah, tetapi juga menciptaan iklim yang dapat
membantu para bawahan melakukan pekerjaan dengan baik. Pengawasan berarti para manajer berupaya untuk menjamin bahwa organisasi bergerak kearah
tujuannya. Bila beberapa bagian organisasi ada pada jalur yang salah maka manajer harus membetulkanya Handoko, 2003.
Penelitian yang dilakukan Sukisti pada tahun 2010 di Yokyakarta mengatakan bahwa Lahan yang luas jika tidak dikelola atau diusahakan, tidak akan dapat
memberikan hasil yang optimal bagi pemiliknya, apalagi jika dibiarkan terlantar, tidak diusahakan. Sebaliknya, penguasaan yang luas jika bukan sebagai pemilik
melainkan penyewa atau bagi hasil juga tidak dapat memperoleh hasil atau keuntungan yang optimal, karena sebagian hasil harus dialokasikan untuk
membayar sewa atau diserahkan kepada pemilik lahan, apalagi dengan sewa yang mahal atau sistem bagi hasil yang kurang mencerminkan unsur keadilan antara si
penggarap dan pemilik lahan. Oleh karena itu, suatu lahan dapat memberikan hasil yang optimal bagi suatu keluarga atau rumah tangga jika lahan tersebut milik
sendiri dan diusahakan sendiri.
2.2 Landasan Teori