Pengaturan Jabatan Fungsional Menurut Undang-Undang

D. Pengaturan Jabatan Fungsional Menurut Undang-Undang.

1. Pengaturan Jabatan Fungsional Menurut Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 1961. Dalam Undang-Undang ini tidak mengatur secara tegas mengenai klasifikasi jabatan Pegawai Negeri, namun di dalam beberapa pasalnya terdapat perintah tindak lanjut dengan Peraturan Pemerintah berkenaan dengan klasifikasi jabatan yaitu dalam Pasal 2 ayat 2 dan Pasal 3 ayat 1 berikut penjelasannya. Pasal 2 ayat 2 yang menyatakan bahwa “ agar supaya organisasi aparatur Negara dan pelaksanaan tugas pegawai lancar jalannya, maka dengan Peraturan Pemerintah perlu ditetapkan ketentuan-ketentuan perincian mengenai susunan kepegawaian formasi termasuk tata susunan kepangkatan dan tangga jabatan, susunan organisasi hierarchis dan susunan organisasi fungsionil , yang semuanya didasrkan atas tugas dan lapangan kerja badan pemerintahan yang bersangkutan dengan memperhatikan perkembangan pekerjaan”. Pasal 3 ayat 1 menentukan bahwa cara pengisian lowongan jabatan diatur dengan Peraturan Pemerintah.....”, dalam penjelasannya dinyatakan “.....keharusan adanya penggolongan jabatan klasifikasi jabatan, karena macam jabatan menentukan cara pengisian lowongan”. Dari ketentuan pada pasal-pasal tersebut berarti Undang- Undang ini akan mengatur klasifikasi jabatan dalam susunan Universitas Sumatera Utara organisasi hierarchis dan susunan organisasi fungsionil melalui Peraturan Pemerintah. Berdasarkan laporan penelitian Badan Kepegawaian Negara tahun 2000, diketahui bahwa dalam masa pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1967 sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1968, jabatan yang terdapat pada organisasi pemerintah dikelompokkan menjadi 2 dua kelompok besar, yaitu : 1. Jabatan Struktural, jabatan yang jelas tercantum dalam struktur organisasi, seperti Sekretaris Jenderal, Kepala Biro dan seterusnya. 2. Jabatan Non Struktural, jabatan yang tidak jelas tercantum dalam struktur organisasi tetapi jabatan itu harus ada untuk memungkinkan berjalannya organisasi, seperti Juru Gambar, Juru Ukur, Ahli mata, pengetik dan lain-lain yang tidak terdapat dalam struktur organisasi. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa pada rentang masa berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1961 telah terdapat pengklasifikasian jabatan dalam organisasi pemerintahan menjadi 2 dua kelompok. Mencermati pengertian dan jabatan–jabatan yang tergolong ke dalam jabatan non struktural, maka dapat dikatakan bahwa jabatan non struktural yang dimaksud adalah jabatan fungsional sebagaimana dikenal pada saat sekarang. Dengan demikian, pemilihan jabatan ke dalam 2 dua jenis yaitu struktural dan non struktural fungsionil sudah terjadi sejak masa Undan-Undang Universitas Sumatera Utara Nomor 18 Tahun 1961. Namun demikian, tujuan penggolongan klasifikasi lebih kepada kepentingan untuk menentukan besaran gaji, belum kepada arah kebijakan pembinaan. Hal ini dapat diketahui dari penjelasan umum Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun1967 yang menyebutkan bahwa disamping sebagai upaya perbaikan kinerja aparatur pemerintah dalam rangka penyelenggaraan administrasi negara, pengaturan gaji pegawai negeri didasarkan atas luasnya tugas pekerjaan, berat tanggung jawab, martabat jabatan serta syarat pengangkatan dalam jabatan-jabatan yang bersangkutan. Oleh karena itu kemudian dilakukan penentuan-penentuan nama-nama jabatan untuk berbagai jabatan dalam lingkungan organisasi pemerintah.

2. Pengaturan Tentang Jabatan Fungsional Menurut Undang-