BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Keberadaan Pegawai Negeri di Indonesia bermula sejak bangsa Indonesia membentuk pemerintahan yang merdeka dan berdaulat pada tahun
1945. Pada saat itu Pegawai Negeri yang ada berasal dari bekas pegawai Pemerintahan Kolonial Belanda, bekas pegawai Kolonial Jepang dan
Pegawai yang masuk setelah Pemerintah Republik Indonesia dibentuk. Seiring dengan pembentukan berbagai badan kelengkapan negara dalam
bentuk berbagai departemen serta badan-badan lainnya, sejak saat itu timbul kebutuhan untuk menata birokrasi dalam berbagai lembaga-lembaga negara.
Secara bersamaan diatur pula Sumber Daya Manusia yang merupakan tugas penting lainnya yang harus dilakukan oleh para pemimpin negara Republik
Indonesia pada saat itu.
1
1
Burhanudin A.Tayibnapis, Administrasi Kepegawaian Suatu Tinjauan Analitik, Jakarta : Pradnya Paramita, 1995, hal. 1.
Setiap organisasi pemerintah maupun swasta senantiasa berupaya untuk tetap hidup, tumbuh dan berkembang. Terlebih lagi dalam menghadapi
perubahan yang bergulir sejalan dengan adanya Reformasi yang ditandai dengan terbentuknya masyarakat yang kian kritis. Hal tersebut akan
menjadikan suatu tantangan dan sekaligus sebagai peluang bagi organisasi untuk mengatur strategi. Agar organisasi tetap tegar dalam menghadapi
berbagai perubahan diperlukan sumber daya aparatur yang berkualitas, berkemampuan dan profesional :
Universitas Sumatera Utara
“Salah satu sumber daya aparatur yang mempunyai peranan dalam menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan
dan pembangunan adalah Pegawai Negeri. Pemerintahan akan berjalan dengan baik dan tertib apabila didukung oleh
sumber daya aparatur yang mampu, terampil dan penuh disiplin. Oleh karena itu, masalah peningkatan dan
pengembangan pegawai selalu menjadi perhatian dari setiap instansi pemerintah”.
Pengembangan Sumber Daya Manusia SDM secara Makro adalah penting dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pembangunan secara
efektif.
2
Apabila kita bicara secara mikro, dalam arti dilingkungan suatu unit kerja departemen atau lembaga-lembaga lain, maka SDM yang dimaksud
adalah tenaga kerja, pegawai dan karyawan.
3
Dengan demikian pengembangan SDM secara mikro di suatu organisasi sangat penting dalam mencapai hasil kerja yang optimal. Oleh
sebab itu modal pokok yang penting untuk dapat mengejar ketertinggalan dari negara maju adalah SDM, karena SDM merupakan unsur terpenting
yang dimiliki oleh organisasi yang mempunyai rasio, perasaan, serta harkat dan martabat yang harus diakui dan dihormati.
4
Pada hakikatnya peningkatan mutu dan pengembangan wawasan seorang pegawai merupakan tanggungjawab dan usaha pribadi, tetapi walau
Pemberdayaan SDM secara maksimal dapat mendukung kelancaran tugas organisasi secara efektif dan
efisien.
2
Soekidjo Notoatmodjo, Pembangunan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003, hal.9.
3
Ibid, hal. 3.
4
Sondang P.Siagian , Kerangka Dasar Ilmu Administrasi, Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2001, hal.165.
Universitas Sumatera Utara
bagaimanapun juga dalam hal ini organisasi memberikan kesempatan kepada pegawai. Dalam Organnisasi pegawai bekerja dimotivasi oleh
adanyan kesempatan untuk maju. Oleh karena itu pegawai menginginkan suatu kemajuan dalam hidupnya, dalam organisasi kesempatan untuk maju
disebut sebagai promosi. Promosi adalah sebagai langkah pembinaan tenaga kerja mutlak
dilakukan manajemen pemerintahan, karena promosi dianggap sebagai suatu kegiatan yang telah mendapatkan prioritas perencanaan sebelumnya,
bukan hanya merupakan hadiah atas prestasi yang telah dicapai melainkan suatu langkah yang wajar terhadap pengembangan karier seseorang, karena
merupakan langkah penyegaran serta untuk mengisi beberapa jabatan yang telah kosong. Seringkali dalam promosi jabatan menghadapi hal-hal diluar
kekuasaan pegawai, misalnya keputusan dan referensi pimpinan, adanya kandidat lain yang sama kualitasnya dan sebagainya.
Dalam rangka program Promosi jabatan bagi pegawai, pimpinan organisasi perlu memikirkan dan melaksanakan penempatan pegawai dalam
jabatan secara hati-hati dan cermat. Oleh karena itu perlu dilakukan penetapan kriteria terlabih dahulu, karena kriteria tersebut dipakai sebagai
standart dan telah ditetapkan dapat menjamin dalam menetapkan siapa yang berhak untuk segera dipromosikan.
Penempatan jabatan seharusnya terencana dan tertata dengan baik agar memberikan kepuasan kerja bagi pegawai bahkan memberikan motivasi
untuk meningkatkan prestasi kerja. Pengisian jabatan yang dilakukan semata-mata karena meneruskan tradisi atau budaya dan dikarenakan
kedekatannya pada pimpinan maka akan sulit untuk membawa perubahan bagi organisasi. Sedangkan pemimpin yang tepat dan terlatih dengan baik
Universitas Sumatera Utara
akan membawa organisasi pada pencapaian tujuan. Pemimpin yang berkualitas memiliki strategi untuk mencapai keberhasilan organisasi serta
mampu mencegah penyimpangan dalam organisasi. Menurut Syuhadhak, prinsip pokok penempatan dalam jabatan adalah
menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat The Right Man In The Right Place.
5
B. Perumusan Masalah.