BAB 4 TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
UANG TUNAI DI BANK DIJAMIN OLEH PERUSAHAAN ASURANSI PADA BANK TABUNGAN NEGARA MEDAN
A. Bentuk Perjanjian Kerja sama antara Bank Tabungan Negara Medan
dengan Perusahaan Asuransi
Dewasa ini Bank mempunyai fungsi penting dalam kehidupan masyarakat yaitu sebagai penghimpun dana sebagai penyalur dana masyarakat. Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 untuk selanjutnya disebut dengan Undang-
Undang Perbankan, pengertian Bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank dalam menyalurkan pinjaman kepada masyarakat nasabah berupa uang dalam bentuk pemberian kredit mensyaratkan adanya penyerahan jaminan kredit oleh
pemohon kredit. Di dalam pemberian kredit, Bank sangat bertanggung jawab terhadap resiko, sehingga dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Tentang Perbankan, ditentukan bahwa dalam memberikan kredit Bank wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi
utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan pemberian kredit yang sangat beresiko tersebut menuntut Bank untuk menerapkan prinsip kehati-hatian untuk mengatasi dan
74
Universitas Sumatera Utara
menghindari resiko-resiko yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi. Untuk itu Bank bekerja sama dengan perusahaan asuransi guna untuk menghindari resiko yang
tidak diinginkan. Perusahaan Asuransi memberikan proteksi untuk mengganti kerugian
ekonomi yang mungkin akan diderita oleh pihak Bank dan melindungi Bank dari resiko-resiko terjadinya perampokan, pencurian yang disertai tindak kekerasan.
Sesuai dalam perjanjian yang telah disepakati antara pihak Bank dengan perusahaan Asuransi.
Dalam penulisan ini, Bank yang penulis maksud adalah Bank Tabungan Negara yang bekerja sama dengan PT Asuransi Binagriya Upakara selaku perusahaan
Asuransi. Bank Tabungan Negara dan PT Asuransi Binagriya Upakara melakukan perjanjian kerjasama dalam bentuk penjaminan terhadap uang tunai.
PT Asuransi Binagriya Upakara menjamin dan menanggung kerugian terhadap hilangnya uang pada Bank Tabungan Negara Medan dalam bentuk :
45
1. Cash in safe CIS atau uang tunai dalam brankas.
Memberikan ganti rugi terhadap kerugian dan kehilangan uang yang disimpan dalam brankas pada Bank Tabungan Negara Medan yang disebabkan oleh tindak
pencurian, perampokan yang disertai pengrusakan, sehingga dirasakan perlu untuk melindungi uang tunai yang ada dalam brankas dengan program asuransi
tunai CIS. Nilai nominal uang yang dijamin oleh Perusahaan Asuransi yang diberi
45
Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.
Universitas Sumatera Utara
wewenang oleh Bank Tabungan Negara Medan senilai maksimal 20 milyar rupiah,
2. Cash in Cashier’s Box CICB atau uang tunai yang dipegang kasir.
Memberikan ganti rugi terhadap kerugian dan kehilangan uang yang disimpan dalam Cashier Box pada Bank yang disebabkan oleh pencurian yang disertai
pengrusakan yang berlaku pada jam kerja saja. Setelah jam kerja usai, uang disimpan kembali ke dalam brankas yang ditutup dengan Cash in safe, dengan
mengikuti program asuransi CICB maka pihak Bank akan mendapatkan penggantian atas kerugian yang menimpa uang tunai yang dipegang oleh kasir.
Dalam Cash in Cashier Box nilai nominal uang yang dijamin oleh Perusahaan Asuransi yang diberi wewenang oleh Bank Tabungan Negara Medan adalah
senilai 200 juta sampai dengan 1 milyar rupiah, 3.
Cash in Transit CIT atau uang tunai dalam perjalanan. Sering kali Bank melakukan pengiriman uang secara langsung. Uang yanng
dikirim secara langsung ini disebut dengan uang tunai dalam perjalanan. Uang ini dikirim dari satu tempat ke tempat lain, misalnya dari kantor cabang BTN ke
kantor unit BTN Bank Tabungan Negara, dengan menggunakan alat transportasi tertentu, seperti mobil, pesawat, kereta api dan sebagainya. Untuk melakukan
pengiriman uang yang di asuransikan dengan asuransi CIT maka ada syarat khusus bagi pembawa uang tersebut yaitu adanya pengawalan khusus, baik oleh
satpam maupun oleh polisi. Apabila pengiriman uan itu tidak dikawal oleh satpam atau pun polisi maka bila terjadi kerugian terhadap uang itu pihak asuransi tidak
Universitas Sumatera Utara
akan bertanggung jawab karena hal itu dianggap akibat dari kelalaian pihak Bank sendiri. Nilai nominal uang yang dijamin oleh Perusahaan Asuransi yang diberi
wewenang oleh Bank Tabungan Negara Medan adalah senilai 4 milyar sampai dengan 10 milyar rupiah,
4. Cash in Automatic Teller Machine CIATM atau uang tunai yang berada
Di ATM Anjungan Tunai Mandiri. Mesin ATM adalah mesin yang melayani penarikan uang tunai oleh para nasabah
Bank tertentu. Dengan demikian didalam mesin ATM selalu tersedia uang tunai yang dapat terancam kerugian, misalnya pencurian. Untuk melindungi uang tunai
yang berada di mesin ATM maka Bank dapat mengikuti program asuransi uang tunai CIATM.
46
Memberikan ganti rugi terhadap kerugian dan kehilangan uang yang disimpan di dalam setiap unit mesin ATM Bank Tabungan Negara yang ada diseluruh
Indonesia. Dalam Cash in ATM nilai nominal uang yang dijamin oleh Perusahaan Asuransi yang diberi wewenang oleh Bank Tabungan Negara Medan adalah senilai
64 juta sampai dengan 110 juta rupiah. PT Asuransi Binagriya Upakara memberikan jaminan All Risk terhadap uang
tunai yang meliputi selama tidak dikecualikan atas hilangnya uang atau surat–surat
46
Anonim, Hukum Asuransi dalam Perbankan, Pradnya Paramita, Jakarta, 1998.
Universitas Sumatera Utara
berharga karena perampokan, penodongan, penjambretan dengan aksi kekerasan yang meliputi :
47
a. Uang yang dibawa atau dalam perjalanan yang dilakukan oleh
tertanggung atau wakilnya ataupun dikirim melalui pos b.
Dalam premises tertanggung selama jam kerja c.
Disimpan pada Bank di malam hari Night Save Bank d.
Dalam brankas terkunci Locked Save setelah jam kerja e.
Di tempat tertanggung diluar jam kerja dan tidak dalam brankas f.
Uang yang dibawa oleh kolektor selama dalam perjalanan sejak diterima dari langganan dan sepanjang itu diantarkan ke tempat tertanggung atau Bank dan
kantor selama 24 jam g.
Kerusakan pada brankas dan ruangannya karena usaha pencurian Adapun resiko-resiko yang tidak ditanggung oleh PT Asuransi Binagriya
Upakara terhadap uang tunai pada Bank Tabungan Negara Medan adalah sebagai berikut :
48
1. Kurangnya uang akibat kesalahan hitung oleh bagian keuangan atau
Accounting 2.
Kerugian yang terjadi diluar wilayah dalam perjanjian pada polis yang tertera seperti perang, kerusuhan dan sejenisnya
47
Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.
48
Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengatasi resiko – resiko tersebut maka pihak bank harus mengadakan perjanjian penutupan asuransi tunai dengan perusahaan asuransi yang
menyelenggarkan asuransi tunai tersebut. Dalam hal ini para pihak yang menjadi perjanjian para pihak dalam perjanjian
penutupan asuransi tunai adalah pihak bank dan pihak asuransi saja, sedangkan nasabah bank bukan merupakan pihak di dalam perjanjian penutupan asuransi,
walaupun dalam hal ini secara tidak langsung kepentingan nasabah juga terlibat di dalam perjanjian penutupan asuransi tunai tersebut.
Dalam kaitannya dengan penutupan asuransi tunai ini, Bank Tabungan Negara Medan telah melakukan kerjasama penutupan asuransi tunai dengan perusahaan
asuransi PT Binagriya Upakara, yang tertuang dalam Surat Keputusan Nomor B54 – DRIADAK1993 sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Kantor Pusat BTN No. S72
DRI DCS6 1990. Dengan ditutupnya asuransi tunai oleh Bank Tabungan Negara Medan pada
perusahaan asuransi ini, maka setiap kerugian yang menimpa uang tunai, baik uang tunai dalam perjalanan, uang tunai dalam brankas, uang tunai pada kasir, maupun
uang tunai pada mesin ATM, akan mendapatkan ganti kerugian dari pihak perusahaan asuransi sepanjang kerugian itu terjadi karena peristiwa tak tentu sebagaimana
diperjanjikan dalam polis asuransi penutupan asuransi tunai.
Universitas Sumatera Utara
B. Pelaksanaan Penutupan Asuransi Uang Tunai Pada Bank Tabungan Negara Medan Oleh Perusahaan Asuransi
Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa uang tunai yang ada di Bank Tabungan Negara Medan BTN ditutup asuransinya pada perusahaan asuransi.
Dalam penelitian ini BTN yang diteliti adalah BTN Kantor cabang Pemuda Medan. Adapun perusahaan asuransi yang menjadi mitra BTN kantor cabang Pemuda Medan
dalam penutupan asuransi uang tunai adalah PT. Asuransi Binagriya Upakara. Pada dasarnya uang yang ditutup asuransinya oleh BTN kepada PT Asuransi
Binagriya Upakara termasuk juga uang nasabah yang disimpan di Bank. Namun demikian dalam kaitannya dengan penutupan asuransi uang tunai milik nasabah,
maka nasabah yang bersangkutan tidak mempunyai hubungan langsung dengan pihak PT Asuransi Binagriya Upakara, karena dalam hal ini yang menjadi nasabah PT
Asuransi Binagriya Upakara adalah BTN, sehingga dalam penutupan asuransi uang tunai nasabah Bank cukup berhubungan dengan pihak BTN saja. Selanjutnya BTN
yang akan berhubungan dengan PT Asuransi Binagriya Upakara. Berikut akan diuraikan secara rinci proses pelaksanaan penutupan asuransi
tunai oleh BTN di PT Asuransi Binagriya Upakara.
49
49
Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.
Universitas Sumatera Utara
1. Pengajuan Surat Permohonan Penutupan Asuransi SPPA
Prosedur awal penutupan asuransi uang tunai adalah pihak bank mengajukan Surat Permintaan Pertanggungan Asuransi SPPA kepada PT Asuransi Binagriya
Upakara. Untuk itu pihak Bank diwajibkan mengisi formulir SPPA kemudian ditandatangani oleh unsur pimpinan yang mengepalai Bank tersebut.
Setelah formulir diisi, maka formulir itu segera diserahkan kepada PT Asuransi Binagriya Upakara. Dalam hal ini karena asuransi uang tunai yang ditutup
adalah keempat-empatnya, maka ada empat buah formulir SPPA yang diisi, yaitu SPPA CIT Surat Permohonan Penutupan Asuransi Cash In Transit, SPPA CIS
Surat Permohonan Penutupan Asuransi Cash In Cashier Box, dan SPPA CIATM Surat Permohonan Penutupan Asuransi Cash In Automatic Tel
ler Machine.
2.
Peninjauan ke tempat penyimpanan uang tunai
Berdasarkan SPPA yang telah diajukan oleh pihak BTN, maka apabila dimungkinkan PT Asuransi Binagriya Upakara akan melakukan penelitian secara
langsung survey on the spot kepada tempat penyimpanan uang yang diasuransikan. Di sini dikatakan apabila dimungkinkan, karena apabila tidak mungkin karena
tempatnya jauh dan sebagainya maka PT Asuransi Binagriya Upakara cukup meminta uraian yang sejelas-jelasnya mengenai keadaan keamanan bank tersebut dari
Bank yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam survey on the spot hal yang perlu diketahui oleh pihak Asuransi adalah apakah ada atau tidak tenaga pengaman baik berupa Satpam maupun polisi di Bank
yang akan menjadi nasabah Asuransi tersebut. Hal ini sangat perlu mengingat uang tunai adalah obyek pertanggungan yang sangat riskan terhadap bahaya pencurian,
perampokan, penodongan, dan sebagainya. Jika dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa tingkat keamanan bank kurang terjamin, maka pihak asuransi akan
mengusulkan agar tenaga keamanan ditambah, sehingga keamanan uang lebih terjamin.
Selain mengetahui ada tidaknya pengaman, pihak asuransi juga memastikan apakah sistem pengamanan yang diberikan terhadap tempat-tempat yang digunakan
untuk menyimpan uang tunai sudah maksimal atau belum, misalnya apakah di ruangan tempat brankas ada alarm atau tidak, jika tidak ada alarm maka pihak
asuransi akan meminta pada pihak bank agar memasangkan alarm pengaman yang berhubungan langsung dengan kantor polisi terdekat.
3.
Penentuan besar premi asuransi
Pada asuransi tunai jumlah premi tidak dapat ditentukan secara pasti, karena besarnya premi tergantung dari besarnya uang yang diasuransikan oleh pihak bank
kepada pihak asuransi, yang mana jumlahnya tidak pernah sama. Namun demikian di sini ditentukan berapa besarnya prosentase yang harus dibayar sebagai premi oleh
bank apabila bank mengasuransikan bank tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dari wawancara dengan Bapak Pudjo Mursito Deputy Branch Manager Bank Tabungan Negara Medan, tanggal 05 Mei 2009, diketahui bahwa premi asuransi uang
tunai untuk masing-masing jenis asuransi adalah sebagai berikut :
50
a. Untuk asuransi CIT Cash In Transit dan CICB Cash In Cashier’s Box
pembayaran premi dilakukan per bulan yaitu pada akhir bulan akhir masa pertanggungan untuk bulan yang bersangkutan . Besarnya premi adalah 0,0825
dari jumlah uang yang diasuransikan. Nilai nominal uang yang dijamin oleh Perusahaan Asuransi yang diberi wewenang oleh Bank Tabungan Negara Medan
adalah senilai 4 milyar sampai dengan 10 milyar rupiah. b.
Untuk asuransi CIS Cash In Safe dan CIATM Cash In Automatic Teller Machine pembayaran premi dilaksanakan per tahun, yaitu pada akhir tahun
akhir masa pertanggungan untuk tahun yang bersangkutan. Besarnya premi adalah 0,9 dari jumlah uang yang diasuransikan. Nilai nominal uang yang
dijamin oleh Perusahaan Asuransi yang diberi wewenang oleh Bank Tabungan Negara Medan senilai maksimal 20 milyar rupiah
4. Pembuatan Polis Asuransi
Pembuatan polis asuransi untuk asuransi uang tunai tidak sama dengan pembuatan polis asuransi untuk jenis asuransi tunai tidak dapat dilakukan di muka,
karena belum diketahui berapa banyak uang yang akan digunakan bank dalam
50
Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.
Universitas Sumatera Utara
transaksi-transaksinya. Baru setelah akhir bulan untuk CIT dan CICB atau akhir tahun untuk CIS dan CIATM akan diketahui berapa banyak jumlah uang yang
ditransaksikan pada masa pertanggungan itu sebelum polis asuransi dibuat maka pihak bank akan membuat deklarasi bukti terjadinya transaksi yang diberikan kepada
pihak asuransi. Deklarasi ini sesuai dengan jenis asuransinya masing-masing. Jadi deklarasi untuk CICB disebutkan Deklarasi Cash In Cashier Box, dan seterusnya.
Pada akhir bulan untuk CIT dan CICB dan pada akhir tahun untuk CIS dan CIATM dibuatkan daftar deklarasi oleh pihak bank. Daftar deklarasi memuat
keseluruhan kegiatan transaksi pada masa pertanggungan yang bersangkutan. Oleh pihak asuransi daftar deklarasi ini dicocokkan dengan deklarasi-deklarasi satuan yang
sebelumnya sudah diberikan pihak bank kepada pihak asuransi. Setelah cocok dan tidak ada transaksi yang terlewat atau tersebut dua kali, barulah pihak asuransi
membuatkan polis asuransi yang disertai dengan jumlah premi yang harus di bayar oleh pihak bank atas segala transaksi uang tunai yang telah dilakukannya.
Polis asuransi dibuat rangkap dua, satu diserahkan kepada pihak bank dan satu diserahkan pihak bank dan satu lagi dipegang oleh pihak asuransi sendiri sebagai
bukti bahwa telah terjadi penutupan asuransi tunai. Adapun isi dari masing-masing polis asuransi tunai pada dasarnya hampir sama, hanya namanya saja yang berbeda
disesuaikan dengan masing-masing jenis asuransi yang ditutup CIS, CICB, CIT, CIATM. Semua isi dari polis asuransi tunai adalah :
51
51
Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.
Universitas Sumatera Utara
a. Identitas pihak asuransi dan nasabah asuransi, terdiri dari nama, alamat dan jenis
usaha yang dilakukan . b.
Tanggal pembuatan polis. c.
Jumlah uang yang diasuransikan. d.
Besarnya premi asuransi. e.
Jenis bahaya yang dijamin oleh pihak asuransi yaitu hilangnya uang tunai, termasuk di dalamnya kertas cheque, yang terjadi bukan karena kesengajaan.
f. Saat kapan bahaya mulai dijamin oleh pihak asuransi dan berakhirnya.
g. Syarat-syarat khusus lain, misalnya untuk pengiriman uang tunai CIS ditentukan
bahwa pengiriman harus dikawal oleh petugas keamanan dan atau polisi. h.
Kehilangan uang bukan disebabkan oleh perang, invasi, aktivitas tentara negara asing, perang sipil, pemberontakan revolusi, perebutan kekuasaan dan huru-hara
atau kerusuhan massa. Adanya syarat khusus seperti dalam butir g sangat penting di dalam perjanjian
penutupan asuransi, karena hal ini menunjukkan itikad baik dari kedua belah pihak untuk bersama-sama mengamankan uang yang diasuransikan itu dan membatasi
risiko yang akan diambil oleh pihak asuransi.
Universitas Sumatera Utara
5.
Pengesahan Penutupan Asuransi Tunai
Mengenai masalah yuridis formal tentang kapan penutupan asuransi uang tunai itu sah, maka dapat digunakan Pasal 2 ayat 6 ketentuan perjanjian kerjasama
antara BTN dan PT. Asuransi Binagriya Upakara sebagai dasarnya. Pasal ini menyebutkan bahwa penutupan asuransi mulai berlaku setelah disetujui oleh
penanggung, yang dalam hal ini ditandai dengan ditandatanganinya SPPA oleh pihak asuransi.
Jadi untuk asuransi tunai pengesahan penutupan asuransi tunai bukan setelah ditandatangani polis asuransi oleh pihak asuransi. Hal ini berbeda dengan jenis-jenis
asuransi lain yang mana pengesahan penutupan asuransi tunai dianggap setelah penandatanganan polis asuransi. Seperti diketahui bahwa polis asuransi tunai baru
dibuat pada akhir masa pertanggungan sehingga tidak mungkin untuk menjadikan penandatanganan polis asuransi sebagai saat pengesahan penutupan asuransi tunai,
karena dengan demikian berarti sebelum polis itu ditandatangani pihak asuransi belum bertanggung jawab terhadap kerugian yang dapat menimpa uang tunai padahal
dalam prakteknya pihak asuransi sudah bertanggung jawab sejak saat terjadinya persetujuan terhadap SPPA.
Universitas Sumatera Utara
6.
Pengalihan Risiko dari PT. Asuransi Binagriya Upakara kepada Perusahaan Asuransi Lain reasuransi
Pelaksanaan penutupan asuransi tunai antara pihak BTN dan PT. Asuransi Binagriya Upakara telah selesai. Akan tetapi bagi pihak PT. Asuransi Binagriya
Upakara sendiri proses penutupan asuransi uang tunai ini tidak berhenti sampai di situ, akan tetapi dilanjutkan lagi dengan mengalihkan lagi risiko untuk menutup
kerugian atas uang tunai kepada perusahaan reasuransi. Selanjutnya perusahaan reasuransi inilah yang akan membayar kerugian dalam hal benar-benar terjadi
peristiwa tak tentu yang menimbulkan kerugian pada pihak bank. Dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan reasuransi, pihak PT. Asuransi
Binagriya Upakara memberikan prosentase tertentu dari premi yang diperolehnya dari pihak bank kepada perusahaan reasuransi.
52
Perusahaan reasuransi yang berhubungan dengan PT. Asuransi Binagriya Upakara tidak hanya satu, tetapi ada 12 buah
perusahaan reasuransi. Masing-masing perusahaan reasuransi itu mempunyai tanggung jawab untuk mengganti kerugian yang diderita oleh nasabah perusahaan
asuransi. Dalam hal ini besarnya penggantian kerugian yang harus dibayar oleh masing-masing perusahaan reasuransi dibagi sesuai dengan besarnya pembagian
premi yang diperolehnya dari perusahaan asuransi. Dari rangkaian proses penutupan asuransi tunai di atas, dapat dilihat bahwa
peristiwa penutupan asuransi tunai melibatkan banyak lembaga yang dalam hal ini
52
Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.
Universitas Sumatera Utara
tidak diketahui oleh nasabah bank. Dalam arti nasabah bank hanya tahu bahwa dia berhubungan dengan pihak BTN, padahal dalam prakteknya banyak lembaga-
lembaga lain yang terlibat dalam penutupan asuransi tunai.
C.
Pelaksanaan Pemenuhan Klaim Asuransi Tunai pada PT Asuransi Binagriya Upakara Jakarta
Pada dasarnya penutupan asuransi tunai yang dilakukan oleh pihak bank bertujuan untuk menutup kerugian yang diderita pihak bank jika uang itu mengalami
peristiwa tak tentu seperti dirampok, dicuri, dan peristiwa-peristiwa tak tentu lainnya. Untuk itu jika peristiwa tak tentu itu benar-benar terjadi dan karena itu kerugian
diderita oleh pihak bank, maka pihak bank dapat mengajukan klaim ganti rugi kepada perusahaan asuransi.
Adapun prosedur selengkapnya untuk mengajukan klaim ganti rugi asuransi tunai kepada perusahaan asuransi adalah sebagai berikut :
53
1. Pihak bank memberitahukan tentang peristiwa yang menyebabkan kerugian itu
setelah peristiwa itu terjadi. Pemberitahuan ini dapat secara langsung dengan mengirim utusan ke perusahaan asuransi, dapat pula melalui telepon, faksimili,
internet, maupun sarana-sarana telekomunikasi lain.
53
Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.
Universitas Sumatera Utara
2. Pihak bank harus mengajukan tuntutan ganti rugi yang diminta. Biasanya ganti
rugi yang diminta dan akan diberikan oleh pihak asuransi adalah sama dengan jumlah kerugian yang diderita.
3. Pihak asuransi akan memberitahukan adanya klaim sementara itu kepada Kantor
Pusat di Jakarta. Selanjutnya Kantor Pusat di Jakarta memberitahukan lebih lanjut adanya klaim tersebut ke perusahaan reasuransi agar perusahaan reasuransi dapat
mempersiapkan uang tuntutan ganti rugi yang diminta. 4.
Setelah mengajukan klaim sementara, pihak bank harus mengajukan klaim tetap yang dilengkapi dengan syarat-syarat formal dokumen klaim lain yang harus
dipenuhi guna pengajuan klaim ganti rugi. Syarat-syarat formal ini berupa bukti deklarasi transaksi yang dilakukan pihak bank yang sebelumnya juga telah
diterima oleh pihak asuransi dan surat laporan kehilangan yang diminta kepada kepolisian yang mewilayahi tempat kerugian itu terjadi. Bukti deklarasi
merupakan deklarasi merupakan pengganti dari bukti polis asuransi yang seharusnya disertakan. Dalam hal ini tidak mungkin untuk menyertakan bukti
berupa polis asuransi karena seperti telah diketahui polis asuransi itu belum dibuat. Jika pihak bank tidak melengkapi syarat-syarat formal ini maka klaim
sementara yang diajukan dianggap tidak pernah ada. 5.
Setelah pihak bank melengkapi semua dokumen klaim, maka dokumen klaim tersebut dikirim ke Kantor Pusat di Jakarta.
6. Kantor pusat segera memberikan salinan dokumen klaim tersebut ke perpustakaan
reasuransi. Dengan adanya pengiriman salinan dokumen klaim ini berarti bahwa
Universitas Sumatera Utara
permintaan ganti rugi yang tadinya sudah diketahui perusahaan reasuransi dari klaim sementara, kini menjadi klaim tetap dan harus segara dipenuhi. Oleh karena
itu perusahaan reasuransi segera mengirimkam uang ganti rugi ke Kantor Pusat PT. Asuransi Binagriya Upakara di Jakarta dan selanjutnya Kantor Pusat
mengirimkan uang itu ke Kantor Cabang PT Asuransi Binagriya Upakara yang melayani klaim yang bersangkutan.
7. Kantor cabang asuransi segera memanggil pihak bank dan menyerahkan uang
ganti rugi tersebut. 8.
Dengan telah diterimanya ganti rugi oleh pihak bank, maka selesailah tugas pihak asuransi melindungi kepentingan nasabah.
D. Peranan Asuransi Tunai Terhadap Bank Tabungan Negara dan Nasabah Bank Tabungan Negara