Sistem Hukum Jaminan di Indonesia

Benda bergerak tidak dapat dibebani dengan hipotek. Pasal 1168 KUH Perdata menyatakan : Hipotek tidak dapat diletakkan selainnya oleh siapa yang berkuasa meminahtangankan benda yang dibebani. Pasal 1171 ayat 1 KUH Perdata menyatakan : Hipotek hanya dapat diberikan dengan suatu akta autentik, kecuali dalam hal-hal yang dengan tegas ditunjuk oleh Undang-undang. Pasal 1175 ayat 1 KUH Perdata menyatakan : Hipotek hanya dapat diletakkan atas benda-benda yang sudah ada. Hipotek atau benda-benda yang baru akan ada dikemudian hari adalah batal. Pasal 1176 ayat 1 KUH Perdata menyatakan : Suatu hipotek hanyalah sah, hanyalah sekedar jumlah uang untuk mana ia telah diberikan adalah tentu dan ditetapkan didalam akta.

D. Sistem Hukum Jaminan di Indonesia

Sistem mempunyai 2 macam konotasi yaitu : sistem sebagai method metode cara dan sistem sebagai entity entitas yakni suatu kebulatan yang terdiri dari berbagai unsur atau bagian-bagian yang satu sama lain saling berkaitan dan secara keseluruhan bergerak bersama mencapai suatu tujuan untuk menghasilkan sesuatu. 28 Sistem hukum jaminan secara keseluruhan terbagi dalam dua bagian yakni sistem hukum jaminan perorangan dan sistem hukum jaminan kebendaan. 29 28 Solly Lubis, 1989, Serba-Serbi Politik dan Hukum. 29 Tan Kamello, 2004, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan yang didambakan, Penerbit Alumni, Bandung, 2002. Universitas Sumatera Utara Sistem hukum jaminan di Indonesia secara keseluruhan adalah mengacu kepada sejumlah asas sebagai berikut : a. Asas filosofis yaitu Pancasila b. Asas Konstitusional yaitu Undang-Undang Dasar 1945 c. Asas operasional yaitu Undang-Undang. Asas filosofis Pancasila dan asas Konstitusi UUD 1945 tersebut diatas menggambarkan adanya suatu tuntutan sekaligus kewajiban yang logis dan realistis bagi negara atau pemerintah, masyarakat sekaligus perorangan untuk melaksanakan tugas-tugas dalam bidang-bidang sosial ekonomi. Dalam operasional untuk mencapai tujuan di bidang sosial ekonomi tersebut tidak terlepas dan terpisahkan dari peran serta atau keterlibatan sektor perbankan. Asas politik termuat dalam GBHN dan menghendaki adanya pemberdayaan, pengusaha, kecil, menengah dan koerasi yang dilakukan dengan memberi kemudahan akses dalam permodalan informasi, technologi, pelatihan, perijinan, pemasaran dan perlindungan dari persaingan pasar yang tidak sehat. Hukum jaminan merupakan bagian dari hukum benda. Hukum benda mengandung seluruh asas-asas yang terdapat dalam hukum nasional, khususnya asas filosofis, asas konstitusional dan asas politis. Di samping itu hukum benda memiliki asas-asasnya sendiri yang bersifat lebih khusus konkret. Hukum benda terdiri dari cabang-cabang yang lebih kecil sub-sub sistem dan cabang-cabang tersebut mengandung sejumlah asas operasional yang melekat pada masing-masing sub sistem tersebut. Universitas Sumatera Utara Menurut Vollmar bahwa kata ”benda” itu diartikan sebagai semua apa saja yang dapat menjadi sasaran hukum. 30 Menurut Mariam Darus Badrul Zaman mengatakan bahwa benda sebagai segala sesuatu yang dapat dikuasai manusia dan dapat dijadikan oleh objek hukum. 31 Hak kebendaan zakelijkerecht ialah suatu hak yang memberi kekuasaan langsung atau suatu benda yang dapat dipertahankan tiap orang. 32 Jaminan kebendaan diatur dalam Pasal 1131 KUH Perdata yang menyebutkan: segala kebendaan si berhutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada kemudian hari menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan. Dalam Pasal 1132 dari KUHPerdata menyebutkan : Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya piutang masing-masing kecuali apabila diantara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah utuk didahulukan. Jaminan adalah suatu tanggungan yang diberikan oleh seorang debitur atau Pihak ke-3 kreditur untuk menjamin kewajibannya dalam suatu perikatan. Lembaga jaminan diberikan untuk kepentingan kreditor guna menjamin dananya melalui suatu perikatan khusus yang bersifat accesoir dari perjanjian pokok oleh debitur dengan kreditur. 30 Vollmar H.F.A, Terjemahan I.S. Adimarta, Pengantar Studi Hukum Perdata. 31 Mariam Darus Badrul Zaman, 1997, Mencari Sistem Hukum Benda Nasinal, Penerbit Alumni, Bandung, hal. 35. 32 Subekti, 1982, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Penerbit Intemasa, Jakarta, hal. 62. Universitas Sumatera Utara Hak jaminan adalah suatu hak yang menyebabkan seseorang yang berpiutang kreditur memperoleh kedudukan yang lebih baik dari pada teman kreditur lainnya. Hak jaminan tidak memberikan jaminan bahwa tagihannya atau piutangnya pasti akan dilunasi, tetapi hanya memberikan kepada debitur kedudukan yang lebih baik dalam penagihan, lebih kreditur konkuren yang tidak memegang hak jaminan khusus atau dengan kata lain relatif lebih terjamin dalam pemenuhan tagihannya. Jaminan kebendaan adalah hak mutlak atas suatu benda tertentu yang dijadikan objek jaminan untuk suatu ketika dapat diuangkan bagi pelunasan atau pembayaran utang apabila debitur melaksanakan melakukan cidera janji atau ingkar janji. 33 Asas-asas jaminan kebendaan secara garis besar adalah : 1. Benda yang menjadi objek jaminan adalah benda bergerak maupun tidak bergerak. 2. Mempunyai sifat hak kebendaan real righ sebagaimana diatur dalam Pasal 528 KUH Perdata, sifat dari hak kebendaan yaitu : A. Absolut dapat dipertahankan pada setiap orang. B. Droit desuite hak kebendaan mengikuti kebendaan mengikuti benda pada siapapun dia berada. 33 Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah dan Benda Lain yang Melekat pada Tanah dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horizontal, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal.236. Universitas Sumatera Utara 3. Memiliki hak accessoir : sesuatu hak yang harusnya bergantung pada perjanjian pokoknya accesoirium seperti perjanjian kredit. 4. Adanya hak preferent yaitu hak yang didahulukan pemenuhannya dari piutang lain terdapat dalam Pasal 1133, 1134, 1198 KUH Perdata 34 34 Mariam darus Badrul Zaman, 1999, Bab Tentang Credit Verband, Gadai dan Fidusia, PT. Citra Aditya Bakti. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam – meminjam uang telah dilakukan sejak lama, masyarakat mengenal uang sebagai alat pembiayaan yang sah. Dapat kita ketahui bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam – meminjam uang sebagai sesuatu yang sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan kegiatan perekonomiannya dan untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Pihak pemberi pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia memberikan pinjaman uang kepada yang memerlukannya. Sebaliknya, pihak peminjam berdasarkan keperluan atau tujuan tertentu melakukan peminjaman uang tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa pihak peminjam meminjam uang kepada pihak pemberi pinjaman untuk membiayai kebutuhan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau untuk memenuhi keperluan dana guna pembiayaan kegiatan usahanya. Ditinjau dari sudut perkembangan perekonomian nasional maupun internasional dapat kita ketahui betapa besar peranan yang terkait dengan kegiatan pinjam meminjam uang pada saat ini. 1 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama Electronic Data Capture Antara Bank Dengan Pedagang (Merchant) Menurut Kuh Perdata Dan Pbi Nomor 16/8/Pbi/2014 (Studi Pada Pt. Bank Negara Indonesia, Tbk Medan)

4 133 110

“Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara PT. Bank Central Asia, Tbk dengan PT. Dana Purna Investama (Studi Penelitian pada PT. Bank Central Asia, Tbk Kanwil V Medan)

4 73 109

Tinjauan Hukum Terhadap Peranan Pejabat Pembuat Akta Tanah Dalam Pengikatan Jaminan Bank

2 61 93

Tinjauan Yuridis Peralihan Kredit Kepemilikan Rumah Yang diagunkan Tanpa Persetujuan Bank (Studi di Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Medan)

8 70 133

Tinjauan Yuridis Pengawasan Bank Indonesia Terhadap Pemberian Likuiditas Pada Bank Umum (Studi Kasus PT. Bank Century, Tbk)

0 69 135

Perikatan Antara Bank Dan Asuransi Dalam Melindungi Uang Tunai Yang Ada Di Bank (Studi Pada Bank Sumut Dan PT. Asuransi Askrida)

0 35 163

Tinjauan Hukum Terhadap Perjanjian Pemilikan Rumah Antara Conocophillips Indonesia Inc Ltd Dan Karyawannya

0 25 106

Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Uang Tunai Di Bank Di jamin Oleh Perusahaan Asuransi (Studi Pada Bank Tabungan Negara Medan)

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Uang Tunai Di Bank Di jamin Oleh Perusahaan Asuransi (Studi Pada Bank Tabungan Negara Medan)

0 0 15

BAB III TINJAUAN YURIDIS ASURANSI TUNAI SEBAGAI SUATU PERJANJIAN A. Defenisi Asuransi Sebagai Suatu Perjanjian - Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Uang Tunai Di Bank Di jamin Oleh Perusahaan Asuransi (Studi Pada Bank Tabungan Negara Med

0 1 47