Pengurusan Dan Pengelolaan Perseroan Terbatas Oleh Organ-organ

Setiap pemegang saham berhak untuk mengajukan gugatan terhadap perseroan, ke pengadilan negeri di daerah hukum yang meliputi tempat kedudukan perseroan, apabila dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan yang wajar sebagai akibat keputusan RUPS, direksi danatau dewan komisaris 73 . Setiap pemegang saham berhak meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham atau perseroan, yang berupa 74 : a. Perubahan anggaran dasar b. Pengalihan atau penjaminan kekayaan perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 kekayaan bersih perseroan c. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan. Dan jika saham yang diminta untuk dibeli melebihi batas ketentuan pembelian kembali saham perseroan, perseroan wajib mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh pihak ke tiga 75 .

C. Pengurusan Dan Pengelolaan Perseroan Terbatas Oleh Organ-organ

Perseroan Terbatas Perseroan terbatas merupakan suatu organisasi, suatu organisasi sebagai kumpulan dari beberapa orang yang didirikan untuk mencapai suatu tujuan yang disepakati oleh para anggotanya. Oleh karena tidak mungkin, kecuali pada 73 pasal 61 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 74 Pasal 62 ayat 1 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 75 Pasal 62 ayat 2 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara organisasi kecil, bahwa semua anggotanya turut serta untuk mengurus kegiatan organisasi tersebut, dibentuklah suatu badanorgan yang mewakili semua anggotanya untuk menjalankan usaha tersebut yang disebut pengurus 76 . Adanya organ merupakan salah satu unsur yang cukup penting dalam badan usaha Perseroan Terbatas sebagai suatu organisasi, hal ini diperjelas dalam UUPT yaitu pada Pasal 1 angka 2 UUPT, yang menyatakan : “Organ perseroan adalah rapat umum pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris” Dengan demikian dapat dilihat bahwa perseroan terbatas mempunyai organ yang terdiri atas : 1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS; 2. Dewan komisaris Board of Commissioners; 3. Direksi Board of Directors. Dari ketiga organ dalam perseroan tidak ada yang paling tinggi, masing- masing melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan UUPT. Dari ketiga organ tersebut direksi merupakan satu-satunya organ dalam perseroan yang melaksanakan fungsi pengurusan perseroan untuk kepentingan, dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar perseroan 1. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham RUPS adalah organ perseroan yang mewakili kepentingan seluruh pemegang saham dalam perseroan terbatas. RUPS merupakan organ perseroan yang tinggi dan berkuasa untuk menentukan arah dan 76 Moenaf H. Regar, Dewan Komisaris,Peranannya Sebagai Organ Perseroan, Medan:Bumi aksara,2000, Hlm 31. Universitas Sumatera Utara tujuan perseroan. RUPS memiliki segala wewenang yang tidak diberikan kepada direksi dan komisaris perseroan, hal ini dapat dilihat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 4 UUPT yang menyatakan : “Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang ini danatau anggaran dasar.” Berdasarkan pernyataan Pasal 1 angka 4 UUPT tersebut ada dua pandangan yang berbeda : a. Pandangan klasik Menurut pandangan ini semua kekuasaan dalam perseroan berada dalam satu sentral yaitu RUPS. Jika komisaris dan direksi mempunyai kekuasaan maka kekuasaan tersebut tidak lain berasal dari limpahan oleh RUPS kepada komisaris danatau direksi. Konsekuensi dari pandangan klasik ini , berarti setiap RUPS dapat menarik kembali limpahan wewenang yang diberikan olehnya kepada komisaris danatau dreksi. b. Pandangan mutakhirmodern Menurut pandangan ini kedudukan ketiga organ perseroan tersebut tidak lagi berjenjang, tetapi paralel atau sejajar yang sama derajatnya, yang satu tidak lebih tinggi dari yang lain, jika komisaris dan direksi itu memperoleh wewenang, maka wewenang tersebut bukan limpahan dari RUPS, melainkan memperoleh wewenangnya berdasarkan UU danatau anggaran dasar. Masing- masing diantara organ tersebut memiliki tugas dan wewenangnya sendiri- Universitas Sumatera Utara sendiri berdasarkan UU danatau angggaran dasar yang tidak dapat dicampuri oleh organ yang satu terhadap yang lain. Dalam pandangan ini direksi tidak usah selalu patuh dan tunduk melaksanakan putusan RUPS, direksi berhak tidak melaksanakan dan atau menyimpangi putusan RUPS manakala menurut pertimbangan direksi putusan RUPS tersebut bertentangan dengan kepentingan danatau merugikan perseroan. 77 Berdasarkan uraian di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan memegang kekuasaan tertinggi tersebut bukanlah dalam arti yang paling tinggi di atas organ lainnya 78 . RUPS mempunyai hak untuk memperoleh segala macam keterangan yang diperlukan yang berkaitan dengan kepentingan dan jalannya perseroan. Kewenangan tersebut merupakan kewenangan eksklusif yang tidak dapat diserahkan kepada organ lain yang telah ditetapkan dalam UUPT dan Anggaran Dasar. Wewenang eksklusif yang ditentukan dalam UUPT akan ada selama UUPT belum diubah. Sedangkan wewenang eksklusif dalam anggaran dasar yang disahkan atau disetujui oleh menteri kehakiman dapat diubah melalui perubahan anggaran dasar sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan UUPT 79 . Beberapa wewenang eksklusif RUPS yang ditetapkan dalam UUPT antara lain: a. Penetapan perubahan anggaran dasar Pasal 19 UUPT b. Penetapan pengurangan modal Pasal 44 UUPT 77 Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Bandung: PT. Citra Aditya bakti,2001 Hlm 22 78 Parasian Simanungkalit, RUPS Kaitannya Dengan Tanggung jawab Direksi Pada Perseroan Terbatas, Jakarta: Yayasan Wajar Hidup,2006 Hlm. 68 79 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op. Cit., Hlm 78 Universitas Sumatera Utara c. Menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta laporan tugas pengawasan dewan komisaris Pasal 69 UUPT d. Penetapan penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan Pasal 71 UUPT e. Pengangkatan dan pemberhentian direksi dan komisaris Pasal 94, pasal 111,Pasal 105, Pasal 119 UUPT f. Penetapan mengenai penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan Pasal 127 UUPT RUPS dapat diadakan di tempat kedudukan perseroan atau di tempat perseroan melakukan kegiatan usahanya yang utama sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar, RUPS perseroan terbuka dapat diadakan di tempat kedudukan bursa dimana saham perseroan dicatatkan, RUPS juga dapat diadakan dimanapun jika dalam RUPS hadir danatau diwakili semua pemegang saham dan semua pemegang saham menyetujui diadakannya RUPS dengan agenda tertentu. Tempat RUPS dilakukan harus terletak di wilayah negara Republik Indonesia. Dalam hal RUPS tidak diadakan di tempat kedudukan ataupun di tempat perseroan melakukan kegiatan usahanya maka keputusan hanya dapat diambil bila keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat 80 . Selain dari tempat-tempat yang telah disebutkan di atas, berkat kecanggihan teknologi maka RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video telekonferensi, atau sarana elektronik lainnya yang 80 Pasal 76 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. RUPS terdiri dari : 1. RUPS tahunan RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan setelah tahun buku berakhir. 2. RUPS lainnya RUPS luar biasa RUPS ini dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan perseroan. Penyelenggaraan RUPS pada prinsipnya merupakan inisiatif dari direksi perseroan, namun demikian komisaris perseroan dalam hal-hal tertentu dapat meminta kepada direksi perseroan untuk memanggil RUPS, bahkan dalam hal-hal tersebut di atas, untuk kepentingan perseroan, komisaris berhak pula untuk secara langsung memanggil RUPS 81 . Sebelum menyelenggarakan RUPS, direksi melakukan pemanggilan kepada pemegang saham. Pemanggilan pemegang saham juga dapat dilakukan dewan komisaris atau pemegang saham berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri. Pemanggilan oleh komisaris dapat juga dilakukan bila direksi tidak menyelenggarakan RUPS, direksi berhalangan ataupun terdapat pertentangan kepentingan antar direksi dan perseroan. Penyelenggaraan RUPS tahunan oleh direksi dapat dilakukan atas permintaan 81 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op. Cit., hlm 80. Universitas Sumatera Utara a. 1 satu orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 110 satu per sepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang lebih kecil; atau b. Dewan komisaris. Permintaan diajukan kepada direksi dengan surat tercatat disertai alasannya. Dalam hal permintaan datang dari pemegang saham, maka surat tercatat tersebut tembusannya disampaikan kepada dewan komisaris Direksi wajib melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 lima belas hari terhitung sejak tanggal permintaan dan penyelenggaraan RUPS diterima, jika direksi tidak melakukan pemanggilan RUPS maka permintaan penyelenggaraaan RUPS diajukan kembali kepada dewan komisaris, dan dewan komisaris wajib melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima. Dalam hal direksi atau dewan komisaris tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu yang telah ditentukan, pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan untuk menetapkan pemberian izin kepada pemohon melakukan pemanggilan sendiri RUPS tersebut. Ketua Pengadilan Negeri dapat memberikan izin maupun menolak penyelenggaraan RUPS tersebut, pemberian izin oleh ketua pengadilan negeri mengenai izin penyelenggaraan RUPS bersifat final dan mempunyai kekuatan Universitas Sumatera Utara hukum tetap, jika pengadilan negeri menolak maka dapat diajukan hanya upaya hukum kasasi. Pemanggilan RUPS dilakukan dengan surat tercatat danatau dengan iklan dalam surat kabar, dalam jangka waktu paling lambat 14 empat belas hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. Dalam panggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat, dan mata acara rapat disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor perseroan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan. Perseroan wajib memberikan salinan bahan kepada pemegang saham secara cuma-cuma jika diminta. Dalam hal pemanggilan tidak dilakukan dalam jangka waktu yang ditentukan dan panggilan tidak dilakukan melalui surat tercatat atau melalui iklan surat kabar, maka keputusan yang diambil RUPS tetap sah jika semua pemegang saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat. Setiap saham dengan nilai nominal terkecil yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan lain. Hak suara tersebut tidak berlaku untuk 82 : a. Saham perseroan yang dikuasai sendiri oleh perseroan; b. Saham induk perseroan yang dikuasai oleh anak perusahaannya secara langsung atau tidak langsung; atau 82 Pasal 84 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara c. Saham perseroan yang dikuasai oleh perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh perusahaan Pemegang saham, baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri RUPS dan menggunakan hak suaranya sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya, kecuali bagi pemegang saham dari saham tanpa hak suara, suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya, kecuali bagi pemegang saham dari saham tanpa hak suara. Dalam pemungutan suara, suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya dan pemegang saham tidak berhak memberikan kuasa kepada lebih dari seorang kuasa untuk sebagian dari jumlah saham yang dimilikinya dengan suara berbeda. Dalam pemungutan suara, anggota direksi, anggota dewan komisaris, dan karyawan perseroan yang bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang saham. Dalam hal pemegang saham hadir sendiri dalam RUPS, surat kuasa yang telah diberikan tidak berlaku untuk rapat tersebut. Ketua rapat berhak menentukan siapa yang berhak hadir dalam RUPS dengan memperhatikan ketentuan UUPT dan anggaran dasar perseroan, bagi perseroan terbuka berlaku juga ketentuan peraturan perUUan dalam pasar modal. 2. Dewan Komisaris Konsep hukum tentang “dewan komisaris” berasal dari konsep hukum Jerman, yang serupa dengan hukum di negara Eropa kontinental lainnya, yang dalam bahasa Belanda disebut dengan Raad Van Commissarissen, yang meskipun tidak ada padanannya dalam konsep hukum common law, dalam bahasa Inggris Universitas Sumatera Utara sering juga disebut dengan istilah Board of Commissioner. Akan tetapi, untuk dewan komisaris ini, dalam bahasa inggris sering juga disebut dengan Board of Commissory atau Board of Supervisory Directors 83 . Ada sebagian orang beranggapan bahwa jabatan komisaris dalam suatu PT semata-mata sebagai suatu pelengkap, hal ini dikarenakan kitab Undang Undang Hukum Dagang KUHD tidak mengharuskan adanya kelembagaan komisaris, organ komisaris dalam konsep KUHD sifatnya fakultatif, artinya boleh ada boleh tidak 84 . walaupun dalam kenyataannya kebanyakan perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan UU tersebut memiliki dewan komisaris. UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengharuskan adanya kelembagaan komisaris sebagai salah satu organ pada perseroan terbatas, Kitab Undang Undang Hukum Dagang KUHD tidak mengharuskan adanya kelembagaan komisaris, walaupun dalam kenyataannya kebanyakan perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan UU tersebut memiliki dewan komisaris. Menurut Pasal 1 angka 6 UUPT, Dewan komisaris adalah : “organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.” Anggota dewan komisaris disebut dengan nama komisaris. Ini berarti tugas dewan komisaris adalah melakukan : a. Pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan b. Memberi nasihat kepada direksi. 83 Munir Fuady, Op. Cit., Hlm 105 84 Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan Tentang Perseroan Terbatas, Op. Cit. hlm 38 Universitas Sumatera Utara Setiap anggota dewan komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, dan dengan memperhatikan ketentuan mengenai larangan dan batasan yang diberikan dalam undang-undang, khususnya UUPT, dan anggaran dasar perseroan tersebut. Dewan komisaris diangkat dan diberhentikan melalui RUPS. Yang dapat diangkat menjadi anggota dewan komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya pernah 85 : a. Dinyatakan pailit; b. Menjadi anggota direksi atau amggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; atau c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan dan ketentuan atau persyaratan lain yang diatur oleh instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dewan komisaris dapat terdiri dari satu orang atau lebih. Dewan komisaris merupakan majelis, sehingga dalam hal dewan komisaris terdiri atas lebih dari 1satu orang anggota, maka setiap anggota dewan komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan dewan komisaris. Pengaturan mengenai besarnya jumlah anggota komisaris dapat diatur dalam 85 Pasal 110 ayat 1 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara Anggaran Dasar perseroan, disamping itu Anggaran Dasar perseroan juga dapat mengatur mengenai adanya 1satu orang atau lebih komisaris independen dan 1 satu orang komisaris utusan. Yang dinamakan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota direksi danatau anggota dewan komisaris lainnya. Sedangkan yang dinamakan komisaris utusan adalah anggota dewan komisaris yang ditunjuk berdasarkan keputusan rapat dewan komisaris, dengan tugas dan wewenang untuk melakukan pengawasan secara lebih intensif kepada kegiatan pengurusan oleh direksi perseroan 86 . Secara umum tugas dewan komisaris adalah untuk pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasihat kepada direksi, baik diminta maupun tidak 87 . Tugas pengawasan itu bisa merupakan bentuk pengawasan preventif atau represif 88 . Pengawasan preventif adalah melakukan tindakan dengan menjaga sebelumnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang akan merugikan perseroan, misalnya untuk beberapa perbuatan direksi yang harus dimintakan persetujuan komisaris apakah hal itu sudah dilaksanakan atau belum. Dalam hal ini direksi harus selalu mengawasinya. Sedangkan apa yang dimaksud dengan pengawasan represif adalah pengawasan yang dimaksudkan untuk menguji perbuatan direksi apakah semua peruatan yang dilakukan oleh direksi itu tidak 86 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Op.Cit.,Hlm 79 87 Ibid. 88 Agus Budiarto,Op. Cit,. hlm 71 Universitas Sumatera Utara menimbulkan kerugian bagi perseroan dan tidak bertentangan dengan UU dan Anggaran dasar. Semua ini adalah pengawasan preventif yang dilakukan oleh komisaris 89 . Secara konkrit, tugas dewan komisaris meliputi 90 : a. Terkait dengan tugas direksi untuk menyiapkan rencana kerja, jika anggaran dasar menentukan rencana kerja harus mendapat persetujuan RUPS, rencana kerja tersebut terlebih dahulu harus ditelaah dewan komisaris Pasal 64 ayat 3 UUPT b. Terkait dengan tugas direksi untuk menyampaikan laporan tahunan, laporan tahunan tersebut, selain ditandatangani oleh semua anggota direksi, juga wajib ditandatangani oleh semua anggota dewan komisaris yang menjabat pada tahun buku yang bersangkutan dan disediakan di kantor perseroan sejak tanggal panggilan RUPS untuk dapat diperiksa oleh pemegang saham Pasal 67 ayat 1 UUPT c. Terkait dengan pembagian deviden internim, maka sebelum pembagian dilakukan, hal tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh dewan komisaris Pasal 72 ayat 4 UUPT d. Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinannya Pasal 116 UUPT e. Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya danatau keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain Pasal 116 UUPT 89 Ibid. 90 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Op.Cit.,Hlm 80 Universitas Sumatera Utara f. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS Pasal 116 UUPT g. Jika dalam anggaran dasar diberikan wewenang, dewan komisaris berkewajiban untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu sesuai yang ditentukan dalam anggaran dasar Pasal 117 ayat 1 UUPT h. Dalam hal anggaran dasar telah menetapkan persyaratan pemberian persetujuan atau bantuan kepada direksi, tanpa persetujuan atau bantuan dewan komisaris, perbuatan hukum tetap mengikat perseroan sepanjang pihak lainnya dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik Pasal 117 ayat 2 UUPT i. Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, dewan komisaris dapat melakukan tindakan pengurusan perseroan dalam keaddaan tertentu untuk jangka waktu tertentu Pasal 118 ayat 1 UUPT j. Bagi dewan komisaris yang dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu melakukan tindakan pengurusan maka terhadapnya berlaku semua ketentuan mengenai hak, wewenang dan kewajiban direksi terhadap perseroan dan pihak ketiga Pasal 118 ayat 2 UUPT 3. Direksi Direktur atau direksi dari suatu perseroan terbatas adalah suatu organ perseroan, di samping organ perseroan lainnya berupa komisaris dan RUPS, yang memiliki tugas, kewenangan dan tanggung jawab yang penuh terhadap pengurusan dan jalannya perseroan yang dipimpinnya untuk kepentingan dan Universitas Sumatera Utara tujuan perseroan tersebut serta mewakili dan bertindak untuk dan atas nama perseroan di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku dan ketentuan dalam anggaran dasar dari perseroan tersebut. 91 Karena direksi merupakan organ yang mengurus kegiatan perseroan karena itu disebut juga dengan istilah “pengurus”, maka setiap perseroan terbatas “wajib” memiliki direksi, minimal 1 orang. Akan tetapi, beberapa jenis perseroan wajib memiliki minimal 2 dua orang direksi, yakni perseroan-perseroan sebagai berikut 92 : a. Perseroan yang menghimpun danatau mengelola dana masyarakat; b. Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat; c. Perseroan merupakan perseroan terbuka. Dalam hal perseroan memiliki lebih dari satu orang direktur atau direksi, maka salah satu anggota direkturnya diangkat sebagai direktur utama presiden direktur 93 . Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya pernah : a. Dinyatakan pailit; b. Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; atau 91 Munir Fuady, Op Cit., hlm 50 92 Ibid. 93 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op Cit., hlm 98 Universitas Sumatera Utara c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan Dan ketentuan atau persyaratan lain yang diatur oleh instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pada direksi Bank terdapat persyaratan khusus, secara rinci syarat-syarat untuk menjadi direksi bank diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.227PBI2000 tanggal 15 desember 2000 tentang Bank, Pasal 19 sampai dengan Pasal 26 serta peraturan Bank Indonesia No.525PBI2003 tanggal 10 November 2003 tentang penilaian kemampuan dan kepatutan Fit and Proper Test 94 . Peraturan Bank Indonesia No.227PBI2000 merinci syarat untuk menjadi anggota direksi bank sebagai berikut 95 : a. Tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dilarang menjadi pemegang saham dan atau pengurus bank atau bank perkreditan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; b. Memenuhi penilaian Bank Indonesia, yang bersangkutan memiliki kompetensi dan integritas yang baik; Larangan bagi direksi Bank 96 : 94 Try Widiyono, Op. cit., hlm 103 95 Ibid., hlm 104 96 Ibid. Universitas Sumatera Utara a. Mayoritas anggota direksi bank dilarang saling memiliki hubungan keluarga sampai derajat kedua, termasuk besan dengan sesama anggota direksi atau anggota dewan komisaris; b. Anggota direksi bank dilarang merangkap jabatan sebagai anggota dewan komisaris, direksi atau pejabat eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau lembaga lain. c. Anggota direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama dilarang memiliki saham melebihi 25 modal disetor pada perusahaan lain. d. Anggota direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas. Tidak ada suatu pembatasan mengenai keanggotaan direksi dalam perseroan. Tidak hanya warga negara Indonesia, melainkan juga Warga Negara Asing yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh departemen tenaga kerja dapat menjadi anggota direksi perseroan 97 . Pengangkatan anggota direksi yang tidak memenuhi persyaratan batal karena hukum sejak saat anggota direksi lainnya atau dewan komisaris mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Dalam jangka waktu paling lambat 7 hari terhitung sejak diketahui, anggota direksi lainnya atau dewan komisaris harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota direksi yang bersangkutan dalam surat kabar dan memberitahukannya pada menteri untuk dicatat dalam daftar perseroan. 97 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara Terkait untuk perbuatan hukum yang telah dilakukan untuk dan atas nama perseroan oleh anggota direksi sebelum pengangkatannya batal, maka perbuatan hukum tersebut tetap mengikat dan menjadi tanggung jawab perseroan, dengan tidak mengurangi tanggung jawab anggota direksi yang bersangkutan terhadap kerugian perseroan. Sedangkan perbuatan hukum yang dilakukan untuk dan atas nama perseroan oleh anggota direksi setelah pengangkatannya batal, adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pribadi anggota direksi yang bersangkutan. Anggota direksi diangkat oleh RUPS. Direksi diangkat untuk jangka waktu tertentu dan dapat diangkat kembali. Tata cara pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota direksi diatur dalam anggaran dasar. Tata cara pencalonan direksi juga dapat diatur dalam anggaran dasar. Meskipun masa jabatan keanggotaan masing-masing anggota direksi telah ditentukan dalam anggaran dasar perseroan, namun ketentuan tersebut tidaklah membatasi hak dari pemegang saham untuk setiap saat memberhentikan salah satu atau lebih anggota direksi sebelum berakhirnya masa jabatan yang ditentukan dalam anggaran dasar perseroan, baik dengan mengangkat penggantinya yang baru maupun dengan hanya memberhentikan keanggotaan direksi yang bersangkutan saja, selama dan sepanjang syarat minimum jumlah anggota direksi sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar maupun peraturan perundang- undangan lain yang berlaku, tetap dipertahankan. Keputusan RUPS tersebut hanya dapat diambil setelah anggota direksi yang hendak diberhentikan tersebut Universitas Sumatera Utara diberikan kesempatan untuk membela diri maupun menyatakan pendapatnya dalam RUPS tersebut 98 . Selain “pemberhentian permanen” oleh RUPS tersebut di atas, UUPT memungkinkan juga dilakukan “skorsing” atau “pemberhentian sementara” anggota direksi, baik oleh RUPS maupun oleh komisaris perseroan. Pemberhentian sementara tersebut wajib disampaikan kepada anggota direksi yang bersangkutan. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara harus diselenggarakan RUPS untuk mencabut keputusan pemberhentian sementara tersebut atau secara formil memberhentikan secara tetap anggota direksi tersebut. Dalam RUPS tersebut, anggota direksi yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri. Jika dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari RUPS tidak diselenggarakan, maka pemberhentian sementara tersebut menjadi batal demi hukum 99 . Direksi mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Yang berhak mewakili perseroan adalah setiap anggota direksi kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar. Anggota direksi tidak berwenang mewakili perseroan apabila 100 : a. Terjadi perkara di pengadilan antara perseroan dan anggota direksi yang bersangkutan; atau b. Anggota direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. 98 Ibid. 99 Ibid. 100 Pasal 99 ayat 1 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud di atas, yang berhak mewakili perseroan adalah 101 : a. Anggota direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan; b. Dewan komisaris dalam hal seluruh anggota direksi mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan; atau c. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota direksi atau dewan komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. Tugas direksi menurut UUPT 102 : a. Anggota direksi wajib melaporkan kepada perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota direksi yang bersangkutan danatau keluarganya dalam perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus Pasal 101 ayat 1 UUPT; dengan sanksi bahwa anggota direksi yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut dan menimbulkan kerugian bagi perseroan, bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan tersebut Pasal 101 ayat 2 UUPT; b. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada menteri untuk dicatat dalam daftar perseroan paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak Pasal 56 ayat 3 UUPT. 101 Pasal 99 ayat 2 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 102 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Op.Cit.,hlm 68 Universitas Sumatera Utara Dalam hal pemberitahuan tersebut belum dilakukan, menteri menolak permohonan persetujuan dan pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut Pasal 56 ayat 4 UUPT c. Terkait dengan pembelian kembali saham, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh perseroan, direksi wajib memastikan bahwa pembelian tersebut dilakukan dengan cara dan proses yang tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 37 ayat 1 UUPT, yang jika bertentangan mengakibatkan pembelian tersebut batal karena hukum Pasal 37 ayat 2 UUPT. Dalam hal terjadi pertentangan yang membatalkan transaksi pembelian tersebut, maka direksi secara tnaggung renteng bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pemegang saham yang beritikad baik, yang timbul akibat pembelian kembali yang batal karena hukum tersebut Pasal 37 ayat 3 UUPT; d. Terkait dengan pembagian dividen internim, direksi wajib memastikan bahwa: 1. Akibat pembagian tersebut jumlah kekayaan bersih perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah dengan cadangan wajib; 2. Pembagian dividen internim tersebut tidak boleh mengganggu kegiatan perseroan; 3. Ditetapkan berdasarkan keputusan direksi setelah memperoleh persetujuan dewan komisaris; 4. Jika ternyata setelah tahun buku perseroan berakhir perseroan menderita kerugian, pemegang saham harus dapat mengembalikan dividen interim Universitas Sumatera Utara yang telah dibagikan tersebut kepada perseroan Pasal 72 ayat 1 sampai dengan 5 UUPT. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata perseroan menderita kerugian, dan dividen interim yang telah dibagikan yang seharusnya dikembalikan oleh pemegang skepada perseroan tidak dapat dikembalikan, maka direksi dan dewan komisaris bertanggung jawab secara tanggung rnteng atas kerugian perseroan Pasal 72 ayat 6 UUPT; e. Direksi wajib : 1. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan risalah rapat direksi; 2. Membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud dalam UU tentang dokumen perusahaan; dan 3. Memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dan dokumen perseroan lainnya Pasal 100 ayat 1 UUPT f. Direksi wajib menyusun rencana kerja tahunan sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang Pasal 63 ayat 1 UUPT g. Direksi wajib menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh dewan komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6enam bulan setelah tahun buku perseroan berakhir Pasal 66 ayat 1 UUPT; h. Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan perseroan kepada akuntan publik untuk diaudit apabila : Universitas Sumatera Utara 1. Kegiatan usaha perseroan adalah menghimpun danatau mengelola dana masyarakat; 2. Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat; 3. Perseroan merupakan perseroan terbuka; 4. Prseroan merupakan persero; 5. Perseroan mempunyai aset danatau jumlah peredaranusaha dengan jumlah nilai paling sedikit Rp. 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah; atau 6. Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Pasal 68 ayat 1 UUPT; i. Direksi menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya dengan didahului pemanggilan RUPS kepada pemegang saham sebelum RUPS diselenggarakan Pasal 79 ayat 1 jo. Pasal 81 ayat 1 UUPT Penyelenggaraan RUPS tersebut dapat dilakukan atas permintaan : 1. 1satu orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 110 satu persepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang lebih kecil; atau 2. Dewan komisaris. Pasal 79 ayat 2 UUPT; j. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk : 1. Mengalihkan kekayaan perseroan; atau 2. Menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan; yang merupakan lebih dari 50 lima puluh persen jumlah kekayaan bersih perseroan dalam Universitas Sumatera Utara 1satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Pasal 102 ayat 1 UUPT; Transaksi tersebut adalah transaksi pengalihan kekayaan perseroan yang terjadi dalam jangka waktu 1 tahun buku atau jangka waktu yang lebih lama sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan, namun demikian perbuatan hukum tersebut yang dilakukan tanpa persetujuan RUPS, tetap mengikat perseroan sepanjang pihak lain dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik. Pasal 102 ayat 2 jo. Pasal 102 ayat 4 UUPT; Kewajiban untuk meminta persetujuan RUPS tidak berlaku terhadap tindakan pengalihan atau penjaminan harta kekayaan perseroan yang dilakukan oleh direksi sebagai pelaksanaan kegiatan usaha perseroan sesuai dengan anggaran dasarnya. Pasal 102 ayat 3 UUPT; k. Direksi wajib memperoleh persetujuan RUPS sebelum mengajukan permohonan pailit atas perseroan sendiri kepada pengadilan niaga, dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam UU tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran hutang Pasal 104 ayat 1 UUPT l. Direksi wajib memperoleh persetujuan RUPS sebelum mengajukan permohonan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan perseroan Pasal 125 ayat 4 UUPT Universitas Sumatera Utara m. Direksi wajib memperoleh persetujuan RUPS sebelum mengajukan permohonan pembubaran perseroan Pasal 144 ayat 1 jo. Pasal 142 ayat 1 huruf a UUPT. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen yang terkait

Akuisisi Pada Perusahaaan Perbankan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroaan Terbatas Dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Juncto Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

1 50 150

Sinkronisasi Antara Hukum Pajak Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1 75 183

Pertanggungjawaban Direksi Dalam Melaksanakan Duty Of Loyalty Dan Duty Of Care Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 40 127

Tinjauan Duty Of Loalty Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

2 51 107

Prinsip Fiduciary Duty Terhadap Pertanggungjawaban Direksi Bank Dalam Pembayaran Letter Of Credit

1 61 151

Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 37 97

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 (Studi Pada PT. Mondrian Klaten).

0 0 11

Tinjauan Yuridis Mengenai Penerapan Doktrin Fiduciary Duty Terhadap Tanggung Jawab Direksi Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2007 (Studi: PT.Bank Permata, TBK.)

0 0 9

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG DOKTRIN FIDUCIARY DUTY A. Pengertian Fiduciary Duty dan Tanggung Jawab - Tinjauan Yuridis Mengenai Penerapan Doktrin Fiduciary Duty Terhadap Tanggung Jawab Direksi Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2007 (Studi: PT.Bank Permata, T

0 1 59