Penerapan Doktrin Fiduciary Duty Pada Hubungan Intern Direksi

g. Peka dan Peduli untuk Kebaikan h. Tidak Menyalahgunakan Jabatan 8 Perilaku PermataBanker, bila dilaksanakan dengan konsisten, akan membentuk seorang PermataBanker sejati, PermataBanker yang dapat dipercaya, berintegritas tinggi, mengutamakan pelayanan, selalu berupaya secara optimal dan memiliki kompetensi di bidang kerjanya.

B. Penerapan Doktrin Fiduciary Duty Pada Hubungan Intern Direksi

Direksi adalah lembaga atau organ Perseroan. Sedangkan individunya adalah direktur. Walaupun dalam struktur terbagi dalam direktur utama, direktur resiko, direktur SDM, direktur LegalCompliance, tetapi sebagai lembaga yang merupakan organ Perseroan Terbatas adalah Direksi. Direksi sebagai salah satu organ perseroan adalah kolegial. Sebab seperti dinyatakan dalam Pasal 1 angka 5 UUPT, yang menyatakan bahwa direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dengan demikian, secara asas, bahwa tanggung jawab direksi adalah kolegial 136 . Sehingga dapat dilihat bahwa doktrin fiduciary duty yang diterapkan dalam hubungan intern direksi sebagai organ perseroan tidak mungkin dibebankan di pundak satu orang direktur saja melainkan seluruh 136 Try Widiyono, Op.Cit., hlm 65 Universitas Sumatera Utara direktur yang tergabung dalam sebuah lembaga yang dinamakan Direksi, sehingga tanggung jawab yang dipikul direksi yang satu juga dipikul oleh direksi lainnya. Walaupun tanggung jawab direksi adalah kolegial tidak berarti tidak diperkenankan terjadinya pembagian tugas diantara direksi perseroan 137 , Pembagian tugas dan wewenang direksi diusulkan oleh direksi berdasarkan rapat direksi dan tentunya memperhatikan struktur organisasi perseroan. Pembagian tugas dan kewenangan anggota direksi tersebut semata-mata untuk mempermudah pengelolaan dan efisiensi. Pembagian tugas dan wewenang tersebut tidak menghilangkan sifat pertanggungjawaban kolegial direksi seluruh direksi, yakni direktur utama dan direktur-direktur lainnya 138 . Bank Permata membagi direksi menjadi Direktur utama, Direktur perdaganganRetail Banking Director, Direktur PenjualanWholesale Banking Director, Direktur ResikoRisk Director, Direktur Teknologi dan OperasionalTechnology and Operations Director, Direktur KeuanganFinance Director, Direktur Sumber Daya ManusiaHuman Resources Director, Direktur Hukum dan Kepatuhan Legal and Compliance Director.hal tersebut dilakukan agar pengurusan perseroan menjadi efisien dan ditujukan untuk mencapai garis- garis besar yang telah ditetapkan perusahaan 139 . Penerapan doktrin fiduciary duty pada direksi perseroan dapat kita lihat pada ketentuan Pasal 97 UUPT diawali dengan rumusan ayat 1 yang menyatakan bahwa “direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat 1”. Jika diperhatikan, ketentuan ini 137 Gunawan Widjaja, Risiko Hukum Sebagai Direksi, Komisaris dan pemilik PT, Op Cit.,hlm 55 138 Try Widiyono, Op. cit., hlm 12 139 Hasil wawancara dengan Staf Legal Yanty Astari, SH di PT Bank Permata Tbk. Pada Tanggal 11 Mei 2009. Universitas Sumatera Utara adalah penegasan dari aturan yang ditetapkan dalam Pasal 92 ayat 1 UUPT, dimana dikatakan bahwa direksi dalam menjalankan kepengurusannya harus: a. Memperhatikan kepentingan perseroan b. Sesuai dengan maksud dan tujuan PT intra vires act c. Memperhatikan ketentuan mengenai larangan dan batasan yang diberikan dalam UU khususnya UUPT dan anggaran dasar. Dari ketentuan di atas diketahui bahwa tindakan direksi adalah tindakan yang memiliki tanggung jawab keperdataan. Sebagai pengurus perseroan, direksi adalah agen dari perseroan, dan karenanya tidak dapat bertindak sesuka hatinya. Apa yang dilakukan oleh direksi yang berada di luar batasan kewenangan yang diberikan kepadanya harus dapat dipertanggungjawabkan olehnya. Dalam Pasal 97 ayat 3 UUPT disebutkan bahwa : “setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2”. Pada dasarnya ketentuan tersebut merupakan kelanjutan dari dua ayat sebelumnya dalam pasal yang sama. Dalam ketentuan Pasal 97 ayat 3 UUPT ini, yang ditekankan adalah akibat dari tindakan atau perbuatan direksi yang salah karena disengaja maupun lalai untuk berbuat, bertindak atau mengambil keputusan secara itikad baik. Dalam hal tersebut direksi bertanggung jawab penuh terhadap kerugian perseroan. Pasal Universitas Sumatera Utara 1131 KUHPerdata berlaku bagi harta kekayaan anggota direksi yang bersangkutan 140 . Selanjutnya Pasal 97 ayat 4 UUPT menyatakan bahwa: “dalam hal direksi terdiri atas 2 dua anggota direksi atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi”. Pasal 97 ayat 4 UUPT menegaskan mengenai tanggung jawab kolegial dari direksi sebagai suatu dewan, dengan tetap memperhatikan ketentuan pasal 98 ayat 2 UUPT 141 . Ketentuan presumsi kolegial yang dapat dijadikan dasar hukum bahwa direksi mempunyai tanggung jawab secara kolegial adalah sebagai berikut: 1. Pasal 1 ayat 5 UUPT yang menyatakan bahwa direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 2. Pasal 97 ayat 4 UUPT menyatakan bahwa: “dalam hal direksi terdiri atas 2 dua anggota direksi atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi”. 3. Pasal 104 ayat 2 UUPT menyatakan bahwa dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian direksi dan kekayaan perseroan tidak cukup untuk 140 Pasal 1131 KUH Perdata menyatakan bahwa “segala kebendaan si berhutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.” 141 Pasal 98 ayat 2 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa “dalam hal anggota direksi terdiri lebih dari 1 satu orang, yang berwenang mewakili perseroan adalah setiap anggota direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar.” Universitas Sumatera Utara menutup kerugian akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Dengan demikian jelas bahwa tanggung jawab direksi sebenarnya merupakan tanggung jawab kolegial dalam kepengurusan perseroan terbatas, namun demikian, berdasarkan ketentuan berikut, yang menyatakan pengecualian ada 3 pasal, yaitu : 1. Pasal 69 ayat 4 UUPT yang menyatakan bahwa anggota direksi dan anggota dewan komisaris dibebaskan dari tanggung jawab dalam hal laporan keuangan yang diseidiakan tidak benar danatau menyesatkan, apabila terbukti bahwa keadaan tersebut bukan karena kesalahannya 2. Pasal 97 ayat 5 UUPT yang menyatakan bahwa anggota direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian perseroan terbatas jika dapat membuktikan : a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan; c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. 3. Pasal 104 ayat 4 UUPT yang menyatakan bahwa anggota direksi tidak bertanggung jawab atas kepailitan perseroan apabila dapat membuktikan : a. Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; Universitas Sumatera Utara b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian, dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan; c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan; dan d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan. Tanggung jawab secara renteng direksi sebagai satu kesatuan adalah tanggung jawab bersama secara kolektif yang berlaku bagi seluruh anggota direksi. Dengan diberikannya tanggung jawab kolegial ini, dimaksudkan agar sesama anggota direksi 142 : a. Dilakukan keterbukaan atau transparansi, atau disclosure sesama anggota direksi, mengenai setiap tindakan dan atau perbuatan hukum yang hendak diambil atau telah diambil oleh satu atau lebih masing-masing anggota direksi atas hal-hal yang berada dalam kewenagannya, demikian pula kepemilikan saham yang dimiliki anggota direksi yang bersangkutan danatau keluarganya dalam perseroan dan perseroan lain dalam daftar khusus. b. Dilakukan check and balance tentang kegiatan, tindakan atau keputusan yang menghendaki agar sedapat mungkin atau seyogyanya diambil berdasarkan pada keputusan rapat direksi. Dengan pertanggungjawaban secara tanggung renteng ini diharapkan dapat terjadi saling mengawasi diantara sesama anggota direksi perseroan atas setiap perbuatan, tindakan 142 Gunawan Widjaja, Risiko Hukum Sebagai Direksi, Komisaris dan pemilik PT,Op Cit., hlm 81 Universitas Sumatera Utara atau keputusan direksi yang dikhawatirkan dapat mengakibatkan terjadinya pelaggaran terhadap fiduciary duty, yang menyebabkan tidak berlakunya business judgement rule 143 . Penerapan doktrin fiduciary duty di PT. Bank Permata, Tbk. pada anggota direksi selain mengacu pada UUPT juga terdapat dalam Anggaran Dasar perseroan dimana dapat dilihat dalam Pasal 18 ayat 1 Anggaran Dasar perseroan yang menyatakan “Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan usaha perseroan”. Yang dilanjutkan dengan Pasal 18 ayat 2 Anggaran Dasar yang berbunyi “Setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Yang dimaksud dalam Pasal 18 ayat 1, yang bertanggung jawab penuh adalah direksi bukanlah masing-masing direktur sehingga dapat dikatakan fiduciary duty dibebankan pada seluruh anggota direktur, bukan pada salah satu direktur ataupun direktur utama. Maka menurut Anggaran Dasar PT. Bank Permata, Tbk., tanggung jawab direksi juga merupakan tanggung jawab renteng. Penerapan doktrin fiduciary duty kepada direksi bank permata juga terlihat dalam Pasal 18 ayat 3 Anggaran Dasar perseroan yang menyatakan “Direksi berhak mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan perseroan, serta menjalankan setiap tindakan yang oleh ketentuan perundangan yang berlaku disyaratkan adanya keterlibatan dewan komisaris.”, 143 Business judgment rule adalah doktrin yang melindungi direksi atas setiap keputusan bisnis yang merupakan transaksi perseroan, selam hal tersebut dilakukan dalam batas-batas kewenangan dengan penuh kehati-hatian dan itikad baik. Universitas Sumatera Utara dalam hal ini perseroan mempercayakan setiap direktur mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam Anggaran Dasar PT. Bank Permata, Tbk. Dikenal juga rapat direksi yang diatur dalam Pasal 19 Anggaran Dasar perseroan tersebut, menurut ayat 1 pasal 19 tersebut, rapat direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh dan atas permintaan tertulis seorang atau lebih anggota direksi atau dewan komisaris atau 1 satu pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili sedikitnya 110 satu per sepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Rapat direksi baru dapat dilakukan setelah dilakukan pemanggilan rapat kepada semua anggota direksi paling lambat 3tiga hari sebelum rapat dilaksanakan, dan rapat direksi harus dihadiri ½ satu per dua dari seluruh jumlah anggota direksi, dalam hal ini direksi dapat diwakili oleh direksi lainnya dengan surat kuasa, jika persyaratan hadir dipenuhi maka rapat direksi sah dan dapat mengambil keputusan yang mengikat. Keputusan rapat direksi diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak tercapai suatu kesepakatan dalam musyawarah maka keputusan harus diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ satu per dua bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat yang bersangkutan,karena ketentuan lebih dari ½ satu per dua, maka jika suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya maka usul yang diajukan dalam rapat direksi tersebut dianggap ditolak. Universitas Sumatera Utara Anggota direksi dapat turut serta dalam rapat direksi melalui video- telekonferensi atau media elektronik lainnya yang penggunaannya dapat membuat semua anggota direksi hadir dalam rapat saling mendengar dan melihat secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat, keikutsertaan anggota direksi yang bersangkutan dengan cara demikian harus dianggap merupakan kehadiran langsung dari anggota direksi tersebut dalam rapat direksi, dengan ketentuan keputusan yang diambil dalam rapat direksi tersebut dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh anggota direksi yang hadir, keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat direksi. Pada tahun 2007 direksi Permata Bank mengadakan rapat direksi sebanyak 50 kali. Dalam Anggaran Dasar PT. Bank Permata, Tbk. Disebutkan juga bahwa direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat direksi, dengan ketentuan semua anggota direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang bersangkutan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut, keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat direksi.

C. Penerapan Doktrin Fiduciary Duty Pada Direksi, Hubungannya dengan

Dokumen yang terkait

Akuisisi Pada Perusahaaan Perbankan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroaan Terbatas Dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Juncto Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

1 50 150

Sinkronisasi Antara Hukum Pajak Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1 75 183

Pertanggungjawaban Direksi Dalam Melaksanakan Duty Of Loyalty Dan Duty Of Care Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 40 127

Tinjauan Duty Of Loalty Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

2 51 107

Prinsip Fiduciary Duty Terhadap Pertanggungjawaban Direksi Bank Dalam Pembayaran Letter Of Credit

1 61 151

Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 37 97

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 (Studi Pada PT. Mondrian Klaten).

0 0 11

Tinjauan Yuridis Mengenai Penerapan Doktrin Fiduciary Duty Terhadap Tanggung Jawab Direksi Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2007 (Studi: PT.Bank Permata, TBK.)

0 0 9

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG DOKTRIN FIDUCIARY DUTY A. Pengertian Fiduciary Duty dan Tanggung Jawab - Tinjauan Yuridis Mengenai Penerapan Doktrin Fiduciary Duty Terhadap Tanggung Jawab Direksi Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2007 (Studi: PT.Bank Permata, T

0 1 59