Anggota direksi dapat turut serta dalam rapat direksi melalui video- telekonferensi atau media elektronik lainnya yang penggunaannya dapat membuat
semua anggota direksi hadir dalam rapat saling mendengar dan melihat secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat, keikutsertaan anggota direksi yang
bersangkutan dengan cara demikian harus dianggap merupakan kehadiran langsung dari anggota direksi tersebut dalam rapat direksi, dengan ketentuan
keputusan yang diambil dalam rapat direksi tersebut dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh anggota direksi yang hadir, keputusan yang diambil
dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat direksi. Pada tahun 2007 direksi Permata Bank
mengadakan rapat direksi sebanyak 50 kali. Dalam Anggaran Dasar PT. Bank Permata, Tbk. Disebutkan juga bahwa
direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat direksi, dengan ketentuan semua anggota direksi memberikan persetujuan
mengenai usul yang bersangkutan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut, keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai
kekuatan hukum yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat direksi.
C. Penerapan Doktrin Fiduciary Duty Pada Direksi, Hubungannya dengan
pihak ketiga
Sepintas memang kepentingan perseroan terbatas sama dengan kepentingan pemegang saham, hal ini dapat dimengerti karena perseroan terbatas
Universitas Sumatera Utara
didirikan oleh para pemegang saham, yang secara otomatis para pemegang saham mempunyai tujuan tertentu dalam mendirikan perseroan tersebut. Akan tetapi,
apabila persoalan tersebut ditelaah secara teliti, maka tanggung jawab direksi tersebut tidak hanya kepada para pemegang saham saja. Pihak ketiga yang
berhubungan hukum dengan perseroan tersebut juga harus mendapatkan perlindungan, terutama terhadap kepentingan para pemegang saham melalui organ
RUPS, membuat putusan-putusan yang merugikan pihak ketiga stakeholder. Dalam keputusan menteri BUMN No. KEP-117M-MBU2002 tanggal 1 agustus
2002 tentang penerapan praktik Good Corporate Governance dalam BUMN, Pasal 1 huruf d menyatakan “Stakeholder adalah pihak-pihak yang memiliki
kepentingan dengan BUMN, baik langsung maupun tidak langsung yaitu pemegang sahampemilik modal, komisarisdewan pengawas, direksi dan
karyawan serta pemerintah, kreditur dan pihak-pihak berkepentingan lainnya”
144
. Menurut Henry Campbell Black dalam Black Law Dictionary pengertian
stakeholder adalah sebagai berikut
145
: “stakeholder. Generally, a stakeholder is a third party chosen by two or more
persons to keep on deposit property between them , and to be delivered to one who is entitle or funds in his hands.”
artinya: Secara umum, pihak yang berkepentingan adalah pihak ketiga yang dipilih oleh dua atau lebih orang untuk menjalankan kekayaan yang tersimpan dan
untuk mengirimkannya kepada seseorang yang berhak.
144
Try Widiyono, Op. cit., hlm 72
145
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Kepentingan perseroan terbatas tidak hanya kepentingan pemegang saham saja. Kepentingan perseroan adalah kepentingan sebagaimana dimaksud dalam
maksud dan tujuan didirikannya perseroan tersebut. Sedangkan maksud dan tujuan perseroan akan sangat digantungkan dalam hubungan usaha dengan pihak
ketiga stakeholder. Dengan demikian, stakeholder tersebut harus dilindungi dan dipertanggungjawabkan oleh direksi dalam mengurus perseroan.
Dalam Anggaran Dasar perseroan diatur secara tegas kewenangan direksi yang bersifat umum dan bersifat khusus. Kewenangan direksi yang bersifat umum
adalah kewenangan direksi yang dalam melakukan kepengurusan perseroan tidak perlu mendapatkan izin atau persetujuan dari komisaris danatau RUPS.
Sedangkan kewenangan yang bersifat khusus adalah tindakan direksi yang harus mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris danatau RUPS.
Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa tanggung jawab direksi bukan hanya kepada pemegang saham shareholder, tetapi sebagai badan usaha
commercial entity, kepentingan perseroan terbatas, khususnya bank tanggung jawab tersebut juga kepada pihak ketiga stakeholder termasuk dan mencakup
atas kreditor, nasabah, pemegang saham, kreditur, BI, bank-bank lain, aparatur dan lembaga Negara seperti pengadilan, kantor pertanahan, kepolisian negara,
kejaksaan, notarisPPAT, akuntan, pengacara dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
146
. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kecakapan bertindak direksi
bukan hanya apa yang terdapat dalam maksud dam tujuan perseroan terbatas yang
146
Hasil wawancara dengan Staf Legal Yanty Astari, SH di PT Bank Permata Tbk. Pada Tanggal 11Mei 2009.
Universitas Sumatera Utara
diatur dalam anggaran dasar, tetapi juga termasuk melakukan perbuatan hukum lain berdasarkan kewajaran, kebiasaan, dan kepatuhan sesuai maksud dan tujuan
perseroan terbatas. Pertanggungjawaban direksi perseroan terhadap pihak ketiga terwujud
dalam kewajiban direksi untuk melakukan keterbukaan disclosure terhadap pihak ketiga, atas setiap kegiatan perseroan, yang dianggap dapat mempengaruhi
kekayaan perseroan
147
. Kewajiban-kewajiban tersebut antara lain termuat dalam : 1.
Pasal 44 ayat 2 UUPT, dalam hal perseroan ingin melakukan pengurangan atas modal dasar, modal dikeluarkan ataupun modal disetor dari perusahaan;
2. Pasal 127 ayat 2 UUPT, dalam hal perseroan bermaksud untuk melakukan
penggabungan, peleburan dan pengambilalihan; 3.
Dan bagi: a.
Perseroan yang bidang usahanya berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat;
b. Perseroan yang mengeluarkan surat pengakuan hutang;
c. Perseroan terbuka;
Direksi perseroan diwajibkan untuk menyerahkan hasil perhitungan tahunan perseroan untuk diperiksa oleh akuntan publik sebelum
perhitungan suara tahunan tersebut disahkan oleh RUPS. Dan segera setelah disahkan oleh rapat, diumumkan untuk kepentingan pihak ketiga
147
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op. Cit., hlm 114
Universitas Sumatera Utara
Khusus untuk perseroan terbatas terbuka, direksi perseroan juga diwajibkan untuk mengumumkan setiap maksud dan tujuan
penyelenggaraan RUPS. Ketentuan dalam pasal-pasal tersebut diatas tidak menutup kemungkinan
permintaan pemberian data dan atau keterangan mengenai perseroan oleh pihak ketiga yang berkepentingan, berdasarkan pada perjanjian antara para pihak
Dalam hal-hal yang demikian tersebut diatas, direksi berkewajiban untuk memberikan data dan atau keterangan tersebut secara benar dan akurat. Sebagai
kewajiban untuk melakukan keterbukaan, direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan keakuratan dari setiap data dan keterangan yang disediakan
olehnya kepada publik masyarakat ataupun pihak ketiga berdasarkan perjanjian. Jika terdapat pemberian data atau keterangan secara tidak benar dan atau
menyesatkan, maka seluruh anggota direksi harus bertanggung jawab secara tanggung renteng atas setiap kerugian yang diderita oleh pihak ketiga, sebagai
akibat dari pemberian data dan atau keterangan yang tidak benar atau menyesatkan tersebut; kecuali dapat dibuktikan bahwa keadaan tersebut terjadi
bukan karena kesalahannya. Selain kewajiban yang dibebankan pasal 69 ayat 3 UUPT yang
mewajibkan direksi untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas ketidakbenaran informasi yang disampaikan oleh perseroan terhadap pihak ketiga; Pasal 104 ayat
2 UUPT juga memberikan tanggung jawab personal kepada direksi perseroan atas terjadinya kepailitan yang disebabkan oleh karena kesalahan atau kelalaian
dari direksi.
Universitas Sumatera Utara
Jika seorang direktur melakukan sesuatu perbuatan yang menyebabkan timbulnya klaim pihak ketiga atau merupakan tindak pidana, maka seluruh jajaran
direksi akan bertanggung jawab secara renteng. Tetapi jika direktur tersebut dalam melakukan perbuatannya itu tidak mengindahkan aturan main internal antar
direktur, maka hanya si pelakunya saja yang bertanggung jawab secara hukum. Misalnya ada hal-hal tertentu apabila dilakukan oleh salah seorang direktur harus
dengan rapat direksi. Tetapi direktur tersebut dalam melakukan perbuatan itu tidak memanggil rapat direksi, dan dilakukan tanpa sepengetahuan anggota direksi
lain. Dan kebetulan dari tindakan tersebut kemudian timbul klaim oleh pihak ketiga. Maka terhadap kasus seperti itu, direktur yang lain terbebas dari tanggung
jawabnya
148
. Perkembangan hukum perseroan menunjukkan bahwa dalam kepailitan,
direksi tidak lagi bertanggung jawab kepada perseroan dan pemegang saham semata-mata, melainkan kepada kreditor perseroan, dengan demikian fiduciary
duty yang pada mulanya hanya berlaku bagi kepentingan perseroan ternyata juga telah bergeser, menjadi tidak hanya semata-mata bagi kepentingan perseroan dan
pemegang saham, melainkan juga kreditor perseroan. Hak gugat perseroan terhadap direksi yang melakukan pelanggaran, dalam bentuk kesalahan atau
kelalaian atau perbuatan yang mempunyai benturan kepentingan atau perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian pada perseroan juga selanjutnya
diberikan kepada kreditor, manakala perseroan berada dalam kepailitan.
149
148
Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori Dan Praktek, Buku Ketiga Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti, 1995, Hlm.99
149
Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas,Op. Cit, Hlm 76
Universitas Sumatera Utara
Direksi dalam hubungannya dengan pihak ketiga di Bank Permata dapat dilihat dalam laporan tahunan pada bagian pelaksanaan tata kelola perusahaan
tahun 2007 dimana disebutkan bahwa salah satu tugas pokok dari direksi adalah memperhatikan kepentingan yang wajar dari pemangku kepentingan Permata
Bank stakeholders, hal ini berarti direksi dalam menjalankan kepengurusannya berdasarkan prinsip fiduciary duty harus benar-benar memperhatikan pihak ketiga
yang juga menjadi pemangku kepentingan permata bank. Direksi Bank Permata juga harus mengumumkan keputusan mengenai
pengurangan modal kepada kreditor perseroan dan diumumkan oleh direksi dalam berita negara Republik Indonesia dan sedikitnya 2dua surat kabar harian bahasa
Indonesia dan satu diantaranya yang mempunyai peredaran luas dalam wilayah Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit di tempat kedudukan perseroan
paling lambat 7tujuh hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut.Pasal 27 ayat 6 Anggaran Dasar Perseroan
Dalam hal penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan yang akan dilakukan perseroan direksi juga wajib mengumumkan ringkasan
rancangan paling sedikit dalam 1satu surat kabar dan mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari perseroan yang akan melakukan penggabungan,
peleburan, pengambilalihan atau pemisahan dalam jangka waktu 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.Pasal 28 ayat 3 Anggaran Dasar Perseroan
Dalam hal perusahaan dilikuidasi maka direksi bertindak sebagai likuidator apabila RUPS tidak menunjuk likuidator, dalam hal ini direksi sebagai
likuidator wajib mengumumkan dalam berita negara dan dalam 2 surat kabar
Universitas Sumatera Utara
harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya yang mempunyai peredaran luas dalam wilayah negara Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit di tempat
kedudukan perseroan yang ditentukan oleh direksi dan pemberitahuan tentang pembubaran itu kepada kreditor dan melaporkannya kepada menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Badan Pengawas Pasar Modal Pasal 29 ayat 7 Anggaran Dasar Perseroan
Hal-hal tersebut diatas yang termuat dalam Anggaran Dasar Perseroan merupakan wujud dari kewajiban direksi Bank Permata untuk melakukan
keterbukaan disclosure terhadap pihak ketiga, atas setiap kegiatan perseroan, yang dianggap dapat mempengaruhi kekayaan perseroan. Hal ini mengingat bank
merupakan lembaga keuangan yang melibatkan segenap masyarakat. Ketika direksi mengeluarkan keputusan penting, ia harus benar-benar memikirkan
dampak apa yang akan timbul apabila keputusan tersebut telah diaplikasikan di lapangan, baik menyangkut internal bank sendiri, nasabah, bank lain, pemerintah
dan Bank Indonesia
150
.
D. Penerapan Doktrin Fiduciary Duty Terhadap Tanggung Jawab Direksi