commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai rasa estetis dan mencerminkan
realitas sosial kemasyarakatan. Penciptaan karya sastra tidak dapat dipisahkan dengan proses imajinasi pengarang dalam melakukan proses kreatifnya. Sebagai
imajinatif, sastra berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan, serta dapat menambah pengalaman bagi para pembaca. Novel merupakan salah satu ragam
prosa di samping cerpen dan roman yang di dalamnya terdapat peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokohnya secara sistematis dan terstruktur. Fiksi menceritakan
berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama. Dengan demikian, karya sastra menggambarkan pula sikap hidup
pengarang dan gejala-gejala sosial yang terjadi di sekitar mereka. Keterkaitan antara karya sastra dengan keadaan masyarakat atau lingkungan terjadi karena
karya sastra merupakan hasil dialog antara pengarang dengan lingkungannya. Hal tersebut menyebabkan karya sastra yang dihasilkan pengarang akan diwarnai oleh
budaya masyarakat tempat karya sastra dilahirkan. Seorang pengarang mempunyai banyak kemungkinan di balik karya sastra
yang diciptakannya. Kemungkinan tersebut adalah sikap pengarang yang mengubah pola pikir masyarakat. Sebagaimana dikatakan Sapardi Djoko Damono
1
commit to user
2
1979:2 bahwa sastra bisa mengandung gagasan yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan sikap sosial yang dapat digunakan untuk
mencetuskan peristiwa sosial tertentu. Karya sastra merupakan hasil perpaduan harmonis antara kerja perasaan
dan pikiran. Karya sastra tidak hanya mementingkan isi, tetapi juga tidak hanya menggunakan bentuk. Karya sastra selalu memadukan dua unsur itu daalm
kesatuan yang kental. Karya sastra bersifat etis tetapi sekaligus juga estetis. Karya sastra mempunyai kemampuan lebih keras dan kuat memproses perasan-perasaan
penikmatnya. Karya sastra bukan untuk dinikmati tetapi juga dimengerti. Untuk itulah
diperlukan kajian atau penelitian dan analisis mendalam mengenai karya sastra. Penelitian sastra merupakan kegiatan yang diperlukan untuk menghidupkan,
mengembangkan dan mempertajam suatu ilmu. Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak mengalami perkembangan. Novel termasuk
karya imajinatif yang merupakan hasil rekaan pengarang, namun kadang-kadang gambaran kehidupan yang ada di dalamnya dapat dicari dalam realita kehidupan
sehari-hari. Seperti ditegaskan oleh Jacob Sumardjo 1994:30 dengan pendapatnya mengenai novel yang mengalami proses pengolahan yang dilakukan
oleh pengarang. Tokoh-tokoh dalam novel merupakan faktor penting yang memunculkan konflik dan akhirnya mengalirkan cerita.
Banyak anggapan bahwa karya sastra tidak bisa memberikan jaminan masa depan secara intelektual, emosional, dan finansial. dikarenakan bahasanya
yang sulit dipahami maka harus dibaca berkali-kali untuk menangkap maknanya.
commit to user
3
Ditambah minat baca atau daya beli masyarakat terhadap buku sastra masih rendah. Interestingly, the literature on fields of study and over – education have
so far neglected each other Ortiz, Luis et all. 2008. Sebuah karya sastra diperbaharui oleh latar belakang sosial budaya tempat
karya sastra tersebut dihasilkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa di dalam sebuah karya sastra tergambar keadaan mayarakat di mana, oleh siapa dan kapan
karya sastra tesebut ditulis. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra merupakan cermin kehidupan masyarakat pemiliknya, walaupun tentu saja ada
yang hadir dan tidak hadir. Jadi, dengan membaca sebuah karya sastra akan dapat diketahui unsur-unsur bahkan bagian-bagian dari unsur-unsur suatu kebutuhan
pemilik karya tersebut. Sementara itu, Culler 1977: 118 menegaskan, pembaca sastra harus
memiliki kompetensi kesastraan yang memadai, yakni, a set of conventions for reading literary texs, sehingga diharapkan pembaca harus memiliki kompetensi
kesusastraan yang memadai terhadap novel. Membicarakan sastra yang memiliki sifat imajinatif, kita berhadapan dengan tiga jenis genre sastra, yaitu prosa, puisi,
dan drama. Salah satu jenis prosa adalah novel. Sebuah novel menceritakan kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang. Luar biasa karena dari
kejadian ini terlahir konflik, suatu pertikaian, yang mengalir menggambarkan nasi mereka. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam novel dihidupkan oleh tokoh-
tokoh yang ditampilkan, seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan persoalan-persoalan atau konflik dengan orang lain ataupun konflik yang
commit to user
4
terjadi dengan dirinya sendiri. Pengarang memegang peranan penting dalam penciptaan watak tokoh yang dilukiskannya dalam karya sastra.
Rida K Liamsi dalam novelnya yang berjudul Bulang Cahaya mengangkat tema sosial budaya. Dalam karyanya yang berjudul Bulang Cahaya, ia mampu
menguraikan secara jelas tentang adanya budaya yang terjadi dalam masyarakat di Kerajaan Melayu, yang merepresentasikan etika, adab, norma, tradisi, adat-istiadat
Melayu. Oleh karena itu, peneliti tertarik menjadikan novel ini sebagai topik penelitian. Terdapat beberapa peristiwa menarik yang mengarah tentang adanya
transformasi budaya Melayu dalam tokoh Bulang Cahaya karya Rida K Liamsi. Novel ini bercerita tentang salah satu bagian dari perjalanan sejarah
kerajaan Lingga. Dengan menggunakan bentuk kilas-balik, cerita dimulai dari luka hati yang dialami Raja Djaafar atas keputusan politik Yang Dipertuan Besar
Mahmud untuk menghentikan perang saudara antara Melayu dan Bugis. Salah satu keputusan politik itu adalah penyatuan Melayu-Bugis melalui perkawinan
Tengku Butat dengan Tengku Husin, putra Sultan Mahmud. Inilah awal putusnya percintaan Raja Djaafar dengan Tengku Butat. Sambil membawa dendam
kebencian dan cinta, pemuda Bugis itu hijrah ke Selangor. Putaran nasib membawa Raka Djaafar kembali ke Riau. Ia diangkat
menjadi Yang Dipertuan Muda, sebuah jabatan penting yang memberi kekuasaan besar dalam roda pemerintahan kerajaan. Di sinilah Raja Djaafar berhadapan
dengan problem pribadi dan tugas kerajaan. Cerita kemudian mengalir dengan pusat penceritaan jatuhnya pada tokoh Raja Djafaar. Antara kekuasaan dan cinta
seperti berjalin kelindan di antara tafsir dan pemaknaan konsep kekuasaan.
commit to user
5
Novel Bulang Cahaya ini tidak sekadar menyodorkan fakta dan peristiwa sejarah Kerajaan Melayu secara meyakinkan, tetapi juga menyelusupkan ideologi
pengarangnya tentang posisi Melayu dan Bugis dalam perspektif historigrafi yang berimbang. Dari sini terlihat adanya transformasi budaya karena pengaruh faktor-
faktor perubahan nilai yang dialami para tokoh-tokohnya.
B. Perumusan Masalah