Sosialisasi Enkulturasi Transformasi Budaya dalam Novel Bulang Cahaya karya Rida K. Liamsi

commit to user 107 dalam novel Bulang Cahaya tersebut, hingga pada yang tidak tampak sekalipun seperti batin, pikiran, dan renungannya.

2. Transformasi Budaya dalam Novel Bulang Cahaya karya Rida K. Liamsi

Budaya dalam novel Bulang Cahaya memiliki keanekaragaman, mengingat adanya transformasi yang saat itu tengah berkembang. Adanya hubungan antara kehidupan masyarakat dan kebudayaan dapat dilihat adanya kerajaan-kerajaan yang memang menjadi setting dalam novel tersebut. Proses transformasi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu sosialisasi dan enkulturasi.

a. Sosialisasi

Tahapan proses transformasi melalui mengenal dan belajar dari teman atau keluarga kemudian mengembangkan potensi seiring dengan perkembangan pribadinya. Dengan kata lain, pengetahuan dasarnya dikembangkan dengan kebiasaankebudayaan tempat keluarga tersebut tinggal atau berada. Dalam novel Bulang Cahaya ini sosialisasi terhadap transformasi budaya dapat kita lihat pada tokoh Raja Djaafar pada saat dia mengenal Buntat. Budaya Raja Djaafar adalah budaya Melayu, sedangkan Buntat budaya Bugis. Akan tetapi Raja Djaafar dapat mengenal dan belajar hal tersebut yaitu pada saat dia mulai mencinta Buntat. Hal itu dapat dilihat pada kutipan: ........................................................................................................ “Biar sajalah, aku dan Buntat mengejar keturunan Bugis. Keturunan Melayu, tak dapat dipercaya. Tak setia,”katanya.......................... Bulang Cahaya: 148. commit to user 108 Dari kutipan tersebut, Raja Djaafar yang termasuk keturunan Bugis dapat mengetahui budaya Melayu. Hal tersebut berdasarkan sosialisasi terhadap Buntat kepada Raja Djaafar, dia dapat mengetahui hal-hal tentang budaya Melayu. Dari kutipan di atas, Raja Djaafar sudah mengetahui ketika Buntat akan dikawinkan dengan Ilyas, yang masih termasuk dalam budaya Melayu itu sendiri. Dari situlah raja Djaafar mengetahui seluk beluk budaya Melayu.

b. Enkulturasi

Proses mengetahui dan menyesuaikan diri dari segala sikap, pikiran, adat istiadat, sistem sosial, nilai yang berlaku. Dalam novel Bulang Cahaya ini, enkulturasi terlihat pada saat Raja Djaafar menyesuaikan diri saat dia hijrah meninggalkan Melayu dan pada akhirnya kembali lagi ke Riau. Raja Djaafar mengetahui bahwa dalam sebuah kerajaan adalah tradisi, adat istiadat. Maka dia telah meneguhkan prinsipnya, dan tidak mau kalah hanya dengan air mata. Hal itu diperkuat saat dia hijrah di Kelang. Hal itu dapat dilihat pada kutipan. ............................................................................................................ Hati Djaafar semakin teguh. Meskipun dia tahu, sebuah kerajaan adalah sebuah tradisi. Sebuah adat istiadat....................................................... Bulang Cahaya: 312. Dari proses enkulturasi tersebut dapat diketahui bahwa Raja Djaafar semakin teguh hatinya saat setelah dia memutuskan untuk meninggalkan Riau ketika hatinya hancur karena pertentangan cintanya yang tidak direstui bersama Buntat hanya lantaran perbedaan budaya. Namun, Raja Djaafar demikian commit to user 109 mampu memahami serta menyesuaikan sikapnya saat di budaya orang lain yang akhirnya dia bawa dalam kehidupannya.

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Transformasi Budaya dalam Novel